Konsekuensi Stres Reaksi Karyawan terhadap Stres

yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, Khususnya karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi. d. Struktur organisasi menentukan tingkat diffrensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan, dan dimana keputusan diambil. e. Kepemimpinan organisasi mengambarkan gaya manajerial eksekutif senior organisasi. 3. Faktor Individu karyawan faktor individu karyawan yang mencakup: faktor ekonomi, faktor keluarga, dan karakteristik bawaan karyawan.

2.1.3 Konsekuensi Stres

Terdapat tiga kategori umum dari konsekuensi stres yaitu Gejala fisiologis, psiologis dan prilaku 1. Gejala fisikologis yaitu gejala fisikologis dasar menyangkut pemenuhan kebutuhan fisikis dan biologis seperti makan,tempat tinggal dan sejenisnya kebutuahan ini dapat dipenuhi dengan : uang, keamanan, kebutuhan sosial. 2. Gejala Psikologis yaitu stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan, memang itulah dampak psiologis yang paling sederhana dan paling jelas dari stres itu, tetapi stres juga dapat timbul dalam keadaan psikologis lain misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda. Universitas Sumatera Utara 3. Gejala prilaku yaitu gejala stres yang terkait dengan prilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi,tingkat keluar masuknya karyawan, juga pola kebiasaan makan, gangguan tidur dan lain-lain Karyawan mempunyai toleransi berbeda dalam mengelola stres. Banyak karyawan yang merasa sedih karena masalah ringan. Dipihak lain, banyak karyawan yang dingin dan tenang terutama mereks yang mempunyai kepercayaan diri dalam menghadapi stres.

2.1.4 Reaksi Karyawan terhadap Stres

Berdasarkan reaksi dalam menghadapi stres Handoko 2001:203 membagi karyawan menjadi dua tipe yaitu: 1. Tipe A yaitu mereka yang agresif dan kompetitif, menetapkan standar tinggi yang menempatkan diri mereka dibawah tekanan waktu yang konstan. 2. Tipe B yaitu tipe yang lebih santai dan tidak suka menghadapi masalah. Dari titik pandang organisasi, manajemen mungkin tidak peduli bila karyawan mengalami tingkat stres rendah sampai sedang, Alasannya, tingkat semacam itu dapat bersifat fungsional dan mendorong kinerja karyawan yang lebih tinggi. Tetapi tingkat stres yang tinggi atau bahkan tingkat rendah tapi berkepanjangan, dapat mendorong penurunan kinerja karyawan, dan menuntut adanya tindakan dari manjemen.

2.1.5 Mengelola Stres