BAB III
BENTUK KESALAHAN DAN KELALAIAN KURATOR
A. Prinsip Etika Profesi Kurator
Prinsif Etika Profesi merupakan pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pihak-pihak yang terkait dalam rangka kepailitan atau penundaan
kewajiban pembayaran utang dan rekan seprofesi. Prinsip ini menjadi pedoman setiap anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya.Prinsip ini menuntut komitmen untuk berperilaku terhormat dan bilamana perlu dengan pengorbanan
kepentingan pribadi.
143
Adapun prinsip etika profesi kurator, antara lain:
144
1. Independensi dan Benturan Kepentingan
Dalam setiap penunjukan yang diterima, Anggota Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia selanjutnya disebut “anggota” harus independen dan bebas
dari pengaruh siapapun. Prinsip yang sama berlaku terhadap ahli yang ditunjuk Anggota.
Yang dimaksud dengan benturan kepentingan adalah keterkaitan antara kurator atau pengurus dengan debitur, kreditur danatau pihak lain yang dapat
menghalangi pelaksanaan tugasnya dengan penuh tanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
143
Kode Etik Profesi Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia
144
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas kurator dan pengurus harus dihindarkan, baik pada waktu sebelum maupun sesudah
penunjukan kurator: a.
Sebelum penunjukan Anggota harus menolak penunjukan jika ternyata bahwa pada saat
penunjukan terdapat benturan kepentingan atau berdasarkan informasi yang diperoleh, Anggota berpendapat bahwa benturan kepentingan mungkin akan
muncul. b.
Setelah penunjukan Anggota harus segera mengungkapkan kepada Hakim Pengawas, Kreditur,
Komite Kreditur jika ada dan debitur jika ternyata setelah penunjukan muncul benturan kepentingan.
Pada waktu kurator diusulkan oleh debitur atau kreditur, sebelum menerima usulan tersebut, kurator wajib memeriksa kemungkinan adanya benturan
kepentingan.Ketika memiliki benturan kepentingan, kurator wajib menolak usulan tersebut. Kemudian, jika kurator tidak diusulkan sebelumnya, namun langsung
ditunjuk dalam pernyataan pailit, kurator tersebut wajib segera memeriksa apakah ada benturan kepentingan atau tidak, sebelum menerima penunjukan tersebut,
apabila kurator tersebut memiliki benturan kepentingan, ia wajib mengundurkan diri dari penunjukan tersebut.
145
a. kurator menjadi salah satu kreditur; Menurut Sutan Remi Sjahdeini, bahwa dianggap telah terjadi benturan
kepentingan apabila terjadi antara lain hal-hal sebagai berikut:
145
Imran Nating, Op.Cit., hlm. 65.
Universitas Sumatera Utara
b. kurator memiliki hubungan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali atau dengan pengurus dari perseroan debitur;
c. kurator memiliki saham lebih dari 10 pada salah satu perusahaan kreditur atau pada perseroan debitur;
d. kurator adalah pegawai, anggota direksi atau anggota komisaris dari salah satu perusahaan kreditur atau dari perusahaan debitur.
2. Tindakan sehubungan dengan harta pailit
Anggota, rekan, pegawai, saudara dalam arti luas tidak boleh mendapatkan barang atau mendapatkan kepentingan atas harta pailit yang dikuasai anggota
tanpa persetujuan Hakim Pengawas terhadap siapa semua fakta harus diungkapkan, kecuali dalam hal pemberesan melalui pelelangan umum.
3. Tanggung jawab profesi
Sebagai professional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat.Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab
kepada semua pihak yang terkait sehubungan dengan tugas mereka sebagai kurator atau pengurus. Anggota harus mempunyai tanggung jawab tak terputus
untuk bekerja sama dengan sesama anggota mengembangkan profesi kurator dan pengurus, memelihara kepercayaan masyarakat dan untuk menjalankan tanggung
jawab profesionalnya dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha anggota secara bersama-sama diperlukan untuk memlihara dan meningkatkan tradisi
profesionalisme.
Universitas Sumatera Utara
4. Kepentingan MasyarakatUmum
Ciri utama dari profesi kurator dan pengurus adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat secara umum, khususnya kepada semua pihak yang terkait
dengan kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang. Bilamana dalam menjalankan profesinya anggota mengalami benturan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan, maka dalam mengatasi benturan ini anggota harus bertindak dengan intergritas tinggi sesuai dengan standar profesi
dan prinsip-prinsip etika profesinya. Tanggung jawab anggota tidak semata-mata untuk memenuhi ketertiban
dalam rangka kepailitan atau penundaan kewajiban pembayaran utang namun harus pula mengikuti standar profesi yang dititikberatkan pada kepentingan umum
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5.
Integritas Integritas berpedoman pada kebenaran dan keadilan serta keharusan untuk
mentaati standar profesi dan etika sesuai isi dan semangatnya. Integritas merupakan salah satu ciri yang fundamental bagi pengakuan
terhadap profesionalisme yang melandasi kepercayaan publik serta menjadi patokan benchmark bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya Integritas mengharuskan anggota untuk, antara lain, bersikap jujur, dan
dapat dipercaya serta tidak mengorbankan kepercayaan publik demi kepentingan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
Integritas mengharuskan anggota untuk bersikap objektif dan menjalankan profesinya secara cermat dan seksama.
6. Objektifitas
Objektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari kepentingan atau pengaruh
orangpihak lain. Bilamana anggota dihadapkan pada situasi yang mengakibatkan ia
mendapat tekanan-tekanan, ukuran kewajaran harus dipergunakan sebagai patokan untuk menilai dan menyikapi situasi-situasi yang kelihatannya merusak
objektifitas anggota tersebut. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh
lainnya untuk melanggar objektifitas harus dihindari.anggota wajib untuk memastikan bahwa pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pemberian jasa
profesionalis mematuhi prinsip objektifitas.Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan janji, uang, hadiah, fasilitas atau segala sesuatu yang patut diduga
dapat mempengaruhi pertimbangan danatau perilaku profesional. 7.
Perilaku professional Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi
harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada pihak-pihak yang terkait dalam rangka kepailitan danatau penundaan kewajiban
pembayaran utang.
Universitas Sumatera Utara
8. Standar Profesi
Standar Profesi yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia.
B. Bentuk Kesalahan dan Kelalaian Kurator