8. Standar Profesi
Standar Profesi yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia.
B. Bentuk Kesalahan dan Kelalaian Kurator
Di dalam Pasal 72 UUK dan PKPU disebutkan bahwa kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas
pengurusan danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit. Di dalam undang-undang tidak secara terperinci menyebutkan tentang
kesalahan ataupun kelalaian yang dapat menyebabkan kerugian terhadap harta pailit dalam melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan tersebut serta
tanggung jawab seperti apa yang diberikan oleh pihak kurator jika terjadi kesalahan atau kelalaian yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit
tersebut. Kesalahan atau kelalaian kurator secara implisit merupakan perbuatan
melawan hukum, jadi akibat yang timbul dari suatu perbuatan melawan hukum akan diwujudkan dalam bentuk ganti kerugian terhadap korban yang
mengalami.Penggantian kerugian sebagai akibat dari adanya perbuatan melawan hukum, dapat berupa penggantian kerugian materiil dan immateriil.Biasanya,
dalam praktek penggantian kerugian dihitung atau disetarakan dengan uang, disamping adanya tuntutan penggantian benda atau barang-barang yang dianggap
Universitas Sumatera Utara
telah mengalami kerusakanperampasan sebagai akibat adanya perbuatan melawan hukum pelaku.
146
Menurut Ave Maria Sihombing Anggota Teknis Hukum BHP Medan, “pengertian kesalahan atau kelalaian itu sama dengan pasal 1365 KUH Perdata,
Perumusan ketentuan pasal 1365 KUHPerdata, secara limitatif menganut asas hukum bahwa penggantian kerugian dalam hal terjadinya suatu perbuatan
melawan hukum bersifat wajib, bahkan dalam berbagai kasus yang mengemuka di pengadilan, hakim seringkali secara ex-officio menetapkan penggantian kerugian
meskipun pihak korban tidak menuntut kerugian yang dimaksudkan. Secara teoritis penggantian kerugian sebagai akibat dari suatu perbuatan
melawan hukum diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu: kerugian yang bersifat aktual actual loss dan kerugian yang akan datang. Kerugian yang
bersifat aktual adalah kerugian yang mudah dilihat secara nyata atau fisik, baik yang bersifat materiil dan immateriil.Kerugian ini didasarkan pada hal-hal
kongkrit yang timbul sebagai akibat adanya perbuatan melawan hukum dari pelaku. Sedangkan, kerugian yang bersifat dimasa mendatang adalah kerugian-
kerugian yang dapat diperkirakan akan timbul dimasa mendatang akibat adanya perbuatan melawan hukum dari pihak pelaku. Kerugian ini, seperti pengajuan
tuntutan pemulihan nama baik melalui pengumuman di media cetak dan atau elektronik terhadap pelaku. Ganti kerugian dimasa mendatang ini haruslah
didasarkan pula pada kerugian yang sejatinya dapat dibayangkan dimasa mendatang dan akan terjadi secara nyata.
146
http:legalize21.wordpress.comtagmelawan-hukum diakses tanggal 30 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
yaitu masuk dalam kategori perbuatan melawan hukum”.Kesalahan atau kelalaian tersebut bisa dikenakakan sanksi administrasi, perdata maupun
pidana.
147
147
Wawancara pada tanggal 12 Juni 2014, dengan Ave Maria Sihombing, Anggota Teknis Hukum Balai Harta Peninggalan Medan
Mengenai perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUH Perdata disebutkan bahwa setiap perbuatan melawan hukum, yang dapat menimbulkan
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahanya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.Begitu juga dengan
kurator yang melakukan kesalahan atau kelalaian yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit debitur, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatan
tersebut.Hanya saja, undang-undang kepailitan tidak memberikan penjelasan terhadap kesalahan atau kelalaian tersebut.
Bentuk kesalahan dan kelalaian kurator yang mengakibatkan kerugian terhadap harta pailit, di dalam praktek proses kepailitan itu selalu mengandung
dan menjadi perdebatan, karena tidak tertutup kemungkinan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas tindakan kurator hingga mengajukan tuntutan atau gugatan
dengan dalil bahwa kurator telah melakukan perbuatan melawan hukum.Sementara itu, pada umumnya semua pihak yang berkepentingan terhadap
harta pailit cenderung akan merasa merugi melalui penyelesaian permasalahan utang-piutang yang diakhiri dengan kepailitan. Hal ini disebabkan karena
biasanya para kreditur itu memiliki hak yang berbeda-beda, sehingga dikenal adanya istilah-istilah seperti kreditur separatis, kreditur istimewa dan kreditur
konkuren.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam Undang-Undang Kepailitan, baik yang lama maupun yang baru tidak ditemukan secara tegas tentang kemana tuntutan atau gugatan terhadap
kurator diajukan untuk diuji secara hukum benar atau tidak serta dapat atau tidak kurator yang bersangkutan dimintakan pertanggungjawabannya.Beberapa pakar
telah membuat batasan-batasan secara teoritis, agar dapat diketahui apakah ada unsur kesalahan atau kelalaian oleh kurator dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya yang merugikan harta pailit.Munir Fuady, menyatakan bahwa dalam melakukan tindakannya, kurator harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: 1.
Apakah dia berwenang untuk melakukan hal tersebut; 2.
Apakah merupakan saat yang tepat terutama secara ekonomi dan bisnis untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu;
3. Apakah terhadap tindakan tersebut diperlukan terlebih dahulu
persetujuanizinkeikutsertaan dari pihak-pihak tertentu, seperti dari pihak hakim pengawas, Pengadilan Niaga, panitia kreditur, debitur, dan
sebagainya; 4.
Apakah terhadap tindakan tersebut memerlukan prosedur tertentu, seperti harus dalam rapat korum tertentu, harus dalam sidang yang dihadiridipimpin oleh
Hakim Pengawas, dan sebagainya; 5.
Harus dilihat bagaimana cara layak dari segi hukum, kebiasaan dan social dalam menjalankan tindakan-tindakan tertentu, misalnya jika menjual aset
tertentu, apakah melalui pengadilan lelang, bawah tangan, dan sebagainya. Oleh karena itu, jika seorang kurator memenuhi kriteria-kriteria di atas,
maka dapat dikatakan melakukan kesalahan danatau kelalaian.Mengenai apakah
Universitas Sumatera Utara
kesalahan atau kelalaiannya termasuk prbuatan melawan hukum atau tidak, ketika akibat kesalahan atau kelalaian menyebabkan kerugian materiil terhadap harta
pailit, maka dapat dikatakan kurator melakukan perbuatan melawan hukum.Ketika kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh kurator telah memenuhi unsur-unsur
perbuatan melawan, maka kurator tersebut dianggap telah melakukan perbuatan melawan hukum.Unsur-unsur perbuatan melawan hukum antara lain:
a. bertentangan dengan hak orang lain;
b. bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri;
c. bertentangan dengan kesusilaan;
d. bertentangan dengan keharusan yang harus diindahkan dalam pergaulan
masyarakat mengenai orang lain atau benda, Akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh kurator tersebut,
kurator dapat dituntut oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan.Perbuatan melawan hukum onrechtmatige daad dicantumkan dalam Pasal 1365
KUHPerdata. Subekti menterjemahkan pasal tersebut sebagai berikut: “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
148
Menurut M.A. Moegni Djojodirdjo, dalam istilah “melawan” melekat pada sifat aktif dan pasif, sifat aktif dapat dilihat apabila dengan sengaja melakukan
suatu perbuatan yang menimbulkan kerugian pada orang lain, jadi sengaja melakukan gerakan sehingga nampak dengan jelas sifat aktifnya dari istilah
148
R. Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2003, hlm. 298.
Universitas Sumatera Utara
“melawan” tersebut. Sebaliknya, apabila ia dengan sengaja diam saja atau dengan lain perkataan apabila ia dengan sikap pasif saja sehingga menimbulkan kerugian
pada orang lain, maka ia telah “melawan” tanpa harus menggerakkan badannya.
149
a. Harus ada perbuatan. Yang dimaksud dengan perbuatan ini, baik yang bersifat
positif maupun yang bersifat negatif, artinya setiap tinkah laku berbuat atau tidak berbuat.
Syarat-syarat yang harus di penuhi agar suatu perbuatan dikatakan sebagai perbuatan melawan Hukum :
b. Perbuatan itu harus melawan hukum.
c. Harus ada kerugian, dalam arti bahwa harus ada hubungan kausal antara
perbuatan dengan kerugian tersebut, berarti bahwa harus ada hubungan sebab akibat antara tindakan atau nontindakan yang bertentangan dengan
hukum.Hubungan kausal antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian ada 2 teori:
150
1 Condition Sine Qua Non Von Buri
Orang yang melakukan perbuatan melawan hukum selalu bertanggung jawab, jika perbuatan Condition Sine Qua Non menimbulkan kerugian
yang dianggap sebaagai sebab dari pada suatu perubahan adalah semua syarat-syarat yang harus ada untuk timbulnya akibat.
2 Adequate Veroozaking Von Keries
149
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen, Kajian Teoritis dan Perkembangan Banjarmasin: FH Unlam Press, 2008, hlm. 75-76
150
http:wonkdermayu.wordpress.comartikelperbuatan-melawan-hukum diakses tanggal 30 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
Pembuat hanya bertanggung jawab untuk kerugian, yang selayaknya dapat diharapkan sebagai akibat daripada perbuatan melawan hukum.
d. Ada kesalahan schuld, dimana Pasal 72 UUK dan PKPU menyebutkan
adanya unsur kesalahan dan kelalaian. Penjelasan pada Pasal 72 menyatakan cukup jelas, namun hingga saat ini masih belum ada kejelasan tentang batasan
dari kesalahan atau kelalaian ini. Mengenai syarat yang keempat, yaitu unsur kesalahan atau kelalaian ini
berkaitan juga dengan lingkup hukum pidana.Unsur kesalahan di dalam hukum pidana berupa sengaja dolus atau kelalaian culpa.
Pasal 72 UUK dan PKPU disebutkan bahwa kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan
danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit.Sebagaimana bunyi pasal tersebut, maka kurator dapat dimintakan
pertanggungjawabannya secara pribadi apabila harta pailit mengalami kerugian akibat kurator melakukan kesalahan atau kelalaian dalam menjalankan tugasnya.
Frasa “kesalahan atau kelalaian” bermakna alternatif.Makna pertama, artinya kerugian harta pailit dapat dikarenakan kurator “bersalah” dalam
menjalankan tugasnya melakukan pengurusan danatau pemberesan.Makna kedua, artinya kerugian harta pailit dapat pula dikarenakan kurator “lalai” di dalam
menjalankan tugasnya melakukan pengurusan danatau pemberesan.UUK dan PKPU tidak memberikan definisi mengenai kesalahan atau kelalaian kurator
tersebut. Menurut Ave Maria Sihombing, pasal 72 UUK dan PKPU yang menyangkut tentang kesalahan atau kelalaian kurator dapat dikaitkan dengan
hukum pidana perihal kesalahan dolus dan kelalaian culpa.
Universitas Sumatera Utara
Suatu tindak pidana hanyalah dapat dipertanggungjawabkan kepada pelakunya apabila terdapat unsur kesalahan dalam melakukan tindak
pidana.Dalam pidana terdapat adagium “Tiada pidana tanpa kesalahan”, artinya pelaku tindak pidana itu tidak dapat dijatuhi pidana apabila tindak pidana itu
dilakukan tanpa adanya unsur kesalahan. Yang dimaksudkan dengan unsur kesalahan itu adalah kesengajaan atau
kelalaian. “Kesalahan” pada pasal 72 UUK dan PKPU ialah “kesengajaan”dolus, karena dalam Pasal 72 UUK dan PKPU itu disebut pula secara tersendiri unsur
“kelalaian” culpa. KUHPidana memberikan ancaman hukuman yang berbeda dalam hal
perbedaan antara tindak pidana yang dilakukan dengan kesengajaan dengan tindak pidana yang dilakukan dengan kelalaian.Ancaman hukuman yang lebih berat
diberikan kepada pelaku tindak pidana yang dilakukan dengan kesengajaan. Oleh karena itu, gugatan pertanggungjawaban terhadap kurator yang
mengakibatkan kerugian pada harta pailit harus dibedakan antara kerugian yang disebabkan karena “kesalahan” kurator dalam menjalankan tugasnya dengan
kerugian yang disebabkan “kelalaian” kurator dalam menjalankan tugasnya. a.
Kesalahan kurator Pemahaman mengenai kesalahan ini sangat penting karena dalam penentuan
ada tidaknya dan macam kesalahannya akan menentukan dapat atau tidaknya pelaku dipidana.
Beberapa pendapat para sarjana mengenai kesalahan ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 POMPE, mengatakan bahwa untuk pengertian kesalahan menurut hukum
pidana, harus memenuhi 3 unsur, yaitu : a
Kelakuan yang bersifat melawan hukum; b
Dolus atau culpa; c
Kemampuan bertanggungjawab pelaku. 2
NOYON, mengemukakan bahwa ciri-ciri dari kesalahan adalah: a
Bahwa pelaku mengetahui atau dapat mengetahui hakekat dari kelakuannya dan keadaan yang bersamaan dengan kelaukuan itu;
b Bahwa pelaku mengetahui atau patut harus menduga bahwa kelakuannya
bertentangan dengan hukum; c
Bahwa kelaukuannya itu dilakukan bukan karena suatu keadaan jiwa yang tidak normal
d Bahwa kelaukuannya itu dilakukan bukan karena pengaruh dari suatu
keadaan daruratterpaksa.
151
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat disebut sebagai suatu kesalahan adalah harus memenuhi unsur-unsur bahwa
pelaku mempunyai kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan ada unsur kesengajaan.
Secara umum ada 3 bentuk kesengajaan, yaitu :
152
151
S.R Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patehaem, 1996, hlm. 160
152
http:appehutauruk.blogspot.com201204kesengajaan-dolus-dalam-tindak-pidana.html diakses tanggal 25 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
1 Kesengajaan dengan maksud, berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat
tertentu, adalah betul-betul sebagai perwujudan dari kehendak dan pengetahuan pelaku.
2 Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan, dalam hal ini dilihat
seberapa jauh pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat yang merupakan salah satu unsur daripada suatu delik yang telah
terjadi. 3
Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan, dalam hal ini dilihat sejauh mana pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat
terlarang yang mungkin akan terjadi. Dari uraian diatas, dikaitkan dengan kesalahan kurator dalam pelaksanaan
pengurusan danatau pemberesan harta pailit, dapat disimpulkan bahwa bentuk kesalahan kurator adalah unsur kesengajaan apabila dilakukan oleh kurator yang
mengetahui bahwa tindakan yang dilakukannya dapat mengakibatkan kerugian terhadap harta pailit dibitor.Salah satu cntoh bentuk kesalahan kurator adalah
ketika kurator melakukan penggelapan terhadap harta pailit. b.
Kelalaian kurator Pada umumnya, kelalaiaankealpaan dibedakan atas:
153
1 Kelalaiankealpaan yang disadari bewuste schuld
Disini pelaku dapat menyadari tentang apa yang dilakukan beserta akibatnya, akan tetapi ia percaya dan mengharap-harap bahwa akibatnya
tidak akan terjadi.
153
http:sergie-zainovsky.blogspot.com201211kesenggajaan-dan-kealpaan-dalam- hukum.html diakses tanggal 29 Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
2 Kelalaiankealpaan yang tidak disadari onbewuste schuld.
Disini pelaku melakukan sesuatu yang tidak menyadari kemungkinan akan timbulnya sesuatu akibat, padahal seharusnya dirinya dapat menduga
sebelumnya. Perbedaan itu bukanlah berarti bahwa kealpaan yang disadari itu sifatnya
lebih berat dari pada kealpaan yang tidak disadari.Dalam kelalaian atau kealpaan, akibat yang ditimbulkan tidak dikehendaki oleh pelaku walaupun dapat
diperkirakan, jadi dalam hal ini ada unsur tidak diketahuinya akibat yang mungkin timbul atas perbuatan pelaku.
Dari uraian tersebut, jika dikaitkan dengan kelalaian kurator dalam pelaksanaan pengurusan danatau pemberesan harta pailit, dapat disimpulkan
bahwa bentuk kelalaian kurator adalah apabila kurator tidak mengetahui bahwa kurator tersebut melakukan suatu tindakan yang secara tidak sengaja akan
menimbulkan kerugian terhadap harta pailit. Salah satu contoh kelalain kurator adalah ketika kurator lalai dalam melakukan pendataan aset debitur.
Kurator baik karena kesalahannya maupun karena kelalaiannya dapat dimintakan pertanggungjawaban apabila terdapat unsur kesengajaan atau
kecerobohan yang dilakukan tanpa pertimbangan.
C. Beberapa Permasalahan dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit