D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelitian dan penelusuran yang telah dilakukan, baik dari hasil penelitian yang masih ada maupun yang sedang dilakukan khususnya di
lingkungan Universitas Sumatera Utara, penelitian dengan judul “Tanggung Jawab Kurator Secara Pribadi atas Kesalahan atau Kelalaiannya dalam
Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya. Sehubungan dengan keaslian judul ini, peneliti telah melakukan
pemeriksaan pada perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi ini belum pernah diteliti oleh orang lain
di lingkungan universitasperguruan tinggi lain dalam wilayah Republik Indonesia.
Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat,
maka penulis akan bertanggung jawab sepenuhnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Pengertian pailit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti bangkrut, jatuh untuk perusahaan.
17
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, edisi II Cet keempat, 1999
Sementara itu, Kartono mengemukakan kepailitan adalah suatu sitaan umum dan eksekusi atas seluruh kekayaan debitur
untuk kepentingan semua krediturnya.Pengertian kepailitan yang lebih sederhana
Universitas Sumatera Utara
dikemukakan oleh Siti Soemarti Hartono, pailit berarti mogok melakuka n pembayaran.Dari berbagai pengertian kepailitan di atas dapat dilihat, bahwa
terminologi kepailitan mempunyai makna ketidakmampuan pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada pihak kreditur tepat pada waktu yang sudah
ditentukan.Oleh karena itu, jika terjadi ketidakmampuan untuk membayar utang, maka salah satu solusi hukum yang dapat ditempuh baik oleh debitur maupun
kreditur melalui pranata hukum kepailitan.
18
Syarat kepailitan di Indonesia mengacu pada UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yang dalam
Pasal 2 ayat 1 menyebutkan:
19
Di dalam penjelasan Pasal 2 ayat 1 dinyatakan, bahwa yang dimaksud dengan kreditur dalam ayat ini adalah baik kreditur konkuren, kreditur separatis,
maupun kreditur preferen. Khusus mengenai kreditur separatis dan kreditur preferen, mereka dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit tanpa
kehilangan hak agunan atas kebendaan yang mereka miliki terhadap harta debitur dan haknya untuk didahulukan.
”Debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih, dinyatakan pailit dengan keputusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya”.
20
Menurut Ricardo Simanjuntak, pailit adalah status hukum dimana harta seorang debitur diletakkan dalam sita umum akibat dari tidak membayar suatu
18
Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm. 13.
19
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 2
20
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Penjelasan Pasal 2 UU
Universitas Sumatera Utara
utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. debitur tersebut juga memiliki paling tidak satu kreditur lain atau minimal dua kreditur.
21
Menurut pasal 24 ayat 1 UUK dan PKPU, dengan adanya pernyataan pailit, debitur demi hukum terhitung sejak hari pernyataaan pailit itu kehilangan
hak untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang dimasukkan dalam kepailitan.Kurator adalah orang yang mengurus kegiatan debitur setelah
pernyataan pailit tersebut. Adapun tujuan harta itu
diletakkan dalam sita umum agar tidak memberikan kesempatan kepada kreditur untuk berebut harta tersebut. Nantinya, harta yang berada dalam status sita umum
ini akan digunakan atau dijual untuk membayar kewajiban debitur kepada para kreditur, sesuai dengan jabatan masing-masing.
22
Terhitung sejak tanggal putusan pailit ditetapkan, kurator berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan atas harta pailit, meskipun
terhadapnya diajukan kasasi atau peninjauan kembali.
23
Kemudian, lebih lanjut ditentukan, bahwa jika debitur atau kreditur tidak mengajukan usul pengangkatan
kurator lain pada pengadilan, maka Balai Harta Peninggalan yang akan bertindak selaku kurator.
24
Esensi kepailitan secara singkat dapat dikatakan sebagai sita umum atas harta kekayaan debitur, baik yang ada pada waktu pernyataan pailit maupun yang
diperoleh selama kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua kreditur yang pada waktu kreditur dinyatakan pailit mempunyai utang, yang dilakukan dengan
21
http:www.hukumonline.comberitabacalt4c8b8d9dcea63kurator-pengurus-iboedeli- yang-masih-menunggu--- diakses tanggal 20 Mei 2014
22
Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 60.
23
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Pasal 16 ayat 1
24
Ibid., Pasal 15 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
pengawasan pihak yang berwajib
25
1. Semua hasil pendapatan debitur pailit selama kepailitan tersebut dari pekerjaan
sendiri, gaji suatu jabatanjasa, upah pensiun, uang tungguuang tunjangan, sekedar atau sejauh hal itu diterapkan oleh hakim pengawas.
, akan tetapi dikecualikan dari kepailitan adalah:
2. Uang yang diberikan kepada debitur pailit untuk memenuhi kewajiban
pemberian nafkahnya menurut peraturan perundang-undangan pasal 213, 225, 321 KUHPerdata
3. Sejumlah uang yang ditetapkan oleh hakim pengawas dari pendapatan hak
nikmat hasil seperti dimaksud dalam pasal 311 KUHPerdata. 4.
Tunjangan dari pendapatan anak-anaknya yang diterima oleh debitur pailit berdasarkan pasal 318 KUHPerdata.
Berdasarkan pasal 1 angka 5 UUK dan PKPU yang dimaksud dengan kurator:
“Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta Debitur
pailit di bawah pengawasan Hakim Pengawas sesuai dengan Undang- undang ini”.
Seorang kurator perlu memilah kewenangan yang dimilikinya berdasarkan undang-undang yaitu:
a. kewenangan yang dapat dilaksanakan tanpa diperlukannya persetujuan dari
instansi atau pihak lain; dan
25
Rahayu Hartini, Hukum Kepailitan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2008, hlm. 6.
Universitas Sumatera Utara
b. kewenangan yang dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan dari
pihak lain dalam hal ini hakim pengawas.
26
Berdasarkan UUK dan PKPU, jika ditinjau lebih lanjut mengenai tugas dan kewenangan kurator, maka seorang kurator paling tidak harus mempunyai
kemampuan antara lain:
27
1 penguasaan hukum perdata yang memadai;
2 penguasaan hukum kepailitan;
3 penguasaan manajemen,dalam hal debitur pailit merupakan suatu perusahaan
yang masih dapat diselamatkan kegiatan usahanya; dan 4
penguasaan dasar mengenai keuangan. Kurator memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya,
hal ini ditegaskan di dalam Pasal 72 UUK dan PKPU, bahwa kurator bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan
danatau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit.
F. Metode Penelitian