Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Pan Pacific Nesia Subang Jawa Barat)

(1)

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA

TERHADAP EFEKTIVITAS BIAYA PADA PROYEK

KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIC

NESIA SUBANG JAWA BARAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

LAILAN TAWILA BERAMPU 117019070/IM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

(4)

(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Nopember 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 3. Dr. Muslich Lufti, MBA


(6)

(7)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS

BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)

ABSTRAK

Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.

Kata kunci: Sumberdaya proyek, efektivitas waktu proyek, dan efektivitas biaya proyek.


(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya tesis ini, terutama disampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Drs. Erman Munir, Ph.D.selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS , selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Manajemen.

6. Bapak Prof. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini

7. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini

8. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

9. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selak u Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

10. Ibu Dr Yenni Absah, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.


(10)

12. Kedua Orang tua saya Syahril Berampu dan Nurmala Pulungan atas semua dukungan, kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian tesis ini.

13. Anak saya terkasih Alkindi Samudra yang membuat saya terus termotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.

14. M. Amri Nasution, M.Si yang dengan ihklas memberikan semangat dan dukungan baik materi maupun moril

15. Ir. Sukino Fauzi Pamungkas selaku Site Manager proyek Pan Pacific Nesia, yang banyak membantu dalam mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis ini.

16. Teman-teman sekelas saya Argensia, Saumanda Tazilio, Juli Meliza, Juni Anggreini, dan Ravika Devi. Terimakasih atas persahabatan, bantuan, dukungan kalian, tetap semangat , dan suks es untuk kita semua.

17. Teman-teman Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, bantuan dan dukungan selama penulis menempuh penulisan tesis ini.

18. Keluarga dan semua pihak yang telah memb antu pelaksanaan program studi dan penulisan tesis ini.

Semoga jasa, bantuan dan dorongan bapak/ibu diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang bermanfaat.

Besar harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat meskipun penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna.

Medan, 18 Oktoberi 2013 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP

Lailan Tawila Berampu, dilahirkan di Bandung, pada tanggal 25 Mei 1985, dari pasangan Ayahanda Syahril Berampu dan Ibunda Nurmala Pulungan, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.

Riwayat pendidikan, mengikuti jenjang pendidikan dari SD Seni Asih Bekasi (lulus tahun 1996 ), melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 9 Bekasi (lulus tahun 1999). SMU Negeri 1 Katibung Lampung Selatan ( lulus tahun 2002), Program S1 Ilmu Manajemen Universitas Lampung (lulus tahun pada tahun 2006), kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Medan, 18 Oktober 2013

Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... ... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI ... ... ... vi

DAFTAR TABEL ... ... ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ... ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... ... ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... ... ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... ... ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... ... 10

2.2 Landasan Teori ... ... ... 11

2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional... 11

2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek ... ... 15

2.2.3 Efektivitas waktu... ... ... 23

2.2.4 Efektivitas Biaya ... ... . 28

2.2.5 Tenaga Kerja... ... 33

2.2.6 Material.. ... ... ... 34

2.2.7 Peralatan... ... . 36

2.2.8 Jalur Kritis... ... ... 37

2.3 Kerangka Konseptual... ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 42

3.2 Jenis dan Sifat Penelitian ... ... 42

3.3 Metode Pengumpulan Data ... ... 42

3.4 Jenis Sumber Data ... ... ... 42

3.5 Populasi dan Sampel ... ... ... 43

3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian ... 44

3.7 Definisi Operasional Variabel ... ... 50


(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... ... 58

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... ... 58

4.1.2 Struktur Organisasi Proyek ... ... 58

4.2 Proses Analisis Data ... ... 61

4.2.1 Rencana Perencanaan Proyek Konstruksi ... 61

4.2.2 Realisasi Pelaksanaan Proyek Konstruksi ... 72

4.3 Analisis Data dengan Analisis Jalur ... ... 65

4.3.1 Data Variabel ... ... 66

4.3.2 Analisis Efektivitas Waktu dan Efektivitas Biaya... 72

4.4 Menghitung Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... ... 111

5.2 Saran ... ... ... 112


(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek ... 4

Tabel 1.2 Biaya Proyek PT Pan Pasific Nesia April 2008-Oktober 2008 ... ... ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 10

Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional 11 Tabel 2.3 Langkah Menghitung Jalur Kritis ... 38

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Proyek ... ... 49

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 50

Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Rencana ... 63

Tabel 4.2 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Realisasi... 64

Tabel 4.3 Data Variabel–Variabel Penelitian... 69

Tabel 4.4 ModelSummary... 73

Tabel 4.5 Anova... 76

Tabel 4.6 Koefisien... 76

Tabel 4.7 Tabel Koefisien... ... 80

Tabel 4.8 ModelSummary... 90

Tabel 4.9 Tabel Anova ... 91

Tabel 4.10 Tabel Koefisien ... ... ... 94

Tabel 4.11 TabelCoefficient ... ... . 97


(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek ... 13

Gambar 2.2 Tiga Batasan (Biaya, waktu, dan mutu) ... 19

Gambar 2.3 Sumberdaya dalam Proyek ... ... 23

Gambar 2.4 Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek ... 31

Gambar 2.5 Hubungan Durasi Kerja Terhadap Biaya Tenaga Kerja ... 26

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual ... ... 40

Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur ... ... 56

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek... 59

Gambar 4.2 Jaringan Kerja Rencana ... 62

Gambar 4.3 Rencana Jaringan Kerja Realisasi... ... 63

Gambar 4.4 Model Keranga Konseptual ... 73

Gambar 4.5 Grafik Normal P-Plot ... ... 77

Gambar 4.6 Scatter Plot ... ... ... 78

Gambar 4.7 Kurva Distribusi Normal ... ... 79

Gambar 4.8 Hasil Model Struktur Faktor-faktor Ketidakefektivan Biaya 88 Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot ... ... 95

Gambar 4.10 Gambar Scatter Plot... ... 96

Gambar 4.11 Kurva Distribusi Normal ... ... 97

Gambar 4.12 Hubungan Keterlambatan dengan Kenaikan Biaya ... 107


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

Lampiran 1 Work Time Schedule ... ... 116 Lampiran 2 Cost Breakdown... ... 119 Lampiran 3 Escalation... ... ... 127


(17)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS

BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)

ABSTRAK

Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.

Kata kunci: Sumberdaya proyek, efektivitas waktu proyek, dan efektivitas biaya proyek.


(18)

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek merupakan kegiatan khusus, yang berbeda dengan kegiatan operasional. Proyek memiliki ciri multi kegiatan, tingkat resiko yang tinggi, jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu dan sumberdaya yang meliputi bahan, peralatan, dan tenaga kerja. Keterbatasan dari sumber daya tersebut dapat mengakibatkan keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

Efektif tidaknya pelaksanaan suatu proyek telah ditentukan melalui kriteria yang meliputi: (1) kesesuaian besar biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan anggaran yang tersedia; (2) kesesuaian waktu penyelesaian proyek dibandingkan dengan jadwal yang telah ditetapkan; dan (3) kesesuaian kinerja yang diukur melalui mutu pekerjaan dibandingkan dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan. Hal ini dikenal dengan triple constraint. Biaya, jadwal dan mutu

tersebut secara teknis merupakan parameter keberhasilan dari kegiatan proyek. Menghadapi hal tersebut, langkah yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya adalah berupaya melakukan efektivitas dan peningkatan efisiensi sumberdaya. Peningkatan tersebut berupa pengelolaan sumber daya yang terbatas. Hal inidapat dicapai jika pengelolaan proyek tersebut dilakukan dengan baik. Penerapan manajemen yang baik tersebut tentunya dengan menggunakan prinsip -prinsip manajemen.


(20)

Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan prinsip manajemen yangdimulai dari perencanaan hingga pengawasa n, harus dilakukan agar dicapai hasil yang maksimal dari sumber daya tersebut. Dalam hal ini diperlukan pengawasan lebih intensif sejak perencanaan, pelaksanaan, sampai penutupan proyek. Maka dengan demikian, perusahaan dituntut untuk bereaksi cepat dalam mengantisipasi penyimpangan. Menurut Soeharto (2001) penggunaan prinsip manajemenyang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang relatif stabil, dirasakan kurang mampu atau tidak cukup dalam mengelola suatu kegiatan proyek yang penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, sehingga hasilnya pun tidak optimal. Menurut Stelth dan Roy (2009) perencanaan proyek dimulai dengan menyusun jadwal kerja, ketika perancanaan waktu tidak akurat maka aktivitas proyek akan menghabiskan banyak uang dan hal tersebut akan mengurangi profitdanrevenuebagi kontraktor dan owner.

Perencanaan sumber daya baik sumber daya manusia dan bukan manusia akan berpengaruh besar terhadap tingkat akurasi jadwal dan biaya untuk menentukan keefektifan penggunaa n keterbatasan sumber daya. Meskipun estimator sangat berpengalaman dalam menyusun rencana tersebut, ekskalasi (penyimpangan) pasti akan tetap ada, hal tersebut menuntut reaksi cepat manajemen perusahaan mengatasi agar jumlah ekskalasi tidak terlalu jauh d ari rencana.

Percepatan bisa dilakukan dengan cara menambah jam kerja lembur, menambah jumlah tenaga kerja, menambah sub kontraktor, dan lainnya. Jika percepatan dilakukan pada kegiatan proyek, pihak manajemen dituntut harus mampu menemukan hubungan jadw al, biaya dan keterbatasan sumber daya


(21)

dengan hasil yang optimal. Artinya percepatan bukan hanya fokus pada pengurangan durasi kerja normal saja, tetapi pengurangan durasi normal tersebut harus melihat berapa banyak biaya yang akan bertambah ketika percepa tan tersebut dilakukan, karena baik keterlambatan kerja maupun percepatan kerja akan meningkatkan biaya proyek.

Baik buruknya kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerjabiaya, mutu, waktu serta keselamatan kerja. Hal ini dapat dicapai dengan merencanakan secara cermat, teliti, dan terpadu seluruh alokasi sumberdaya manusia, peralatan, material sertabiaya yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Husen, 2009). Keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan proyek secara langsung akan mengakibatkan kenaikan total biaya dari yang seharusnya.

PT Inkoprima Utamajaya merupakan perusahaan jasa kontraktor yang diberikan oleh owner kewenangan untuk membangun sebuah pabrik garmen

dengan nama PT Pan Pacific Nesia. Aktivitas kegiatan pembangunan PT Pan Pasific Nesia meliputi 10 kegiatan besar yang terdiridari:mobilization, site

preparation, factory building work, canteen building work, mess building work,

genset building work, guard house building work, electrical work, mechanical

work, daninfrastructure work.

Pembangunan pabrik garmen tersebut bernilai Rp20.500.000.000 diluar pajak sebesar 10% dengan durasi proyek berdasarkan kontrak kerja, mulai 15 April 2008 sampai dengan 30 Oktober 2008 atau lamanya 5 bulan dengan durasi normal 886 hari, anggaran biayasebe sar Rp. 17.337.340.652. Tiap keterlambatan dalam penyelesaian proyek dikenakan biaya pinalti sebesar0,3% per hari dan maksimum 30% dari total nilai kontrak.


(22)

Pada kenyataannya, pelaksanaan kegiatan proyek mengalami keterlambatan. Pada bulan Oktober 2008 pek erjaan proyek baru mencapai 70%, yang semula dijadwalkan selesai pada bulan Oktober 2008 mundur hingga Desember 2008 (Lampiran 1). Akibat keterlambatan jadwal proyek tersebut maka menyebabkan terjadinya kenaikan biaya proyek.

Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek No Nama Kegiatan

Durasi Dalam Kontrak (Hari) Durasi Pelaksanaan (Hari) Penyimpanga n (%)

1 Mobilization 30 30 0

2 Site Preparation 30 30 0

3 Factory Building Work 161 206 27

4 Canteen Building Work 126 163 29

5 Mess Building Work 119 151 27

6 Genset Building Work 56 72 29

7

Guard House Building

Work 42 55

31

8 Electrical Work 126 165 31

9 Mechanical Work 76 99 31

10 Infrastructure Work 126 166 32

Sumber: Data sekunder diolah penulis (2013)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan durasi kegiatan proyek antara durasi dalam kontrak (perencanaan) dengan pelaksanaannya. Keterlambatan berkisar antara 27% - 32%, dengan kata lain efektivitas waktu berkisar pada angka 70%. Durasi keterlambatan yang cukup besar terjadi pada pekerjaan factory

building,canteen building, mess building, dan infrastructure dikarenakan terdapat

rework dan beberapa perubahan design. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa

pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar terjadi pada factory building work

(51,076%), infrastructure (18,350%), electrical (16,328%). Keterlambatan terjadi

pada dua pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar yaitu factory building work


(23)

Tabel 1.2 Biaya ProyekPT Pan Pasific Nesia AprilOktober 2008

No Nama Pekerjaan Rupiah

(dalam juta) % % Kumulatif

1 Factory Building Work 8.855,141062 51,076 52,076

2 Infrastructure 3.181,429272 18,350 69,426

3 Electrical Work (Factory Building Work) 2.830,895000 16,328 85,754

4 Mechanical work (Cooling & Boiler Work) 796,904600 4,596 90,350

5 Mess Building Work 726,095180 4,188 94,539

6 Canteen Building Work 583,381930 3,365 97,903

7 Site Preparation 149,000000 0,859 98,763

8 Genset Building Work 98,402538 0,568 99,330

9 Guard House Building Work 87,191070 0,503 99,833

10 Mobilization 28,900000 0,167 100

Jumlah 17.337.340.652

Sumber : PT Inkoprima Utamajaya, 2008 (Data diolah)

Menurut hukum Pareto dinyatakan bahwa 80% dari biaya total dikandung oleh 20% komponennya. Jika dilihat dari sisi biaya, menunjukkan bahwa 20% aktivitas besar yang berasal dari 3 kegiatan yang meliputi: factory building work,

infrastructure dan electrical menghabiskan 80% anggaran proyek, sementara 7

kegiatan lainnya hanya menghabiskan dana 20% dari anggaran. Pada penelitian ini durasi keterlambatan terbesar yaitu 32% terjadi pada kegiatan infrastructure

yang merupakan salah satu dari 3 kegiatan yang menghabiskan dana terbanyak, sehingga hal tersebut menjadi pemicu kenaikan total biaya proyek.

Manajemen PT InkoprimaUtamajaya dalam melakukan perencanaan waktu menggunakan Gantt Chart. Pada Gant Chart digambarkan jadwal proyek

sejak perencanaan hingga akhir proyek. Pada proyek ini pihak manajemen juga telah menerapkan sistem networking yang menunjukkan hubungan saling

ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

Namun pihak manajemen proyek tidak menggunakan metode jalur kritis sehingga, pihak manajemen tidak dapat melihat kegiatan mana yang perlu


(24)

diprioritaskan dan kegiatan mana yang bisa ditunda. Jalur kritis menjadi p enting karena dapat digunakan untuk mengelola sumber daya proyek yang terbatas. Ketika terdapat kekurangan tenaga kerja, material maupun peralatan pada jalur kritis, maka kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengggunakan terlebih dahulu sumberdaya dari kegiatan yang bukan kritis.

Pada penelitian ini keterlambatan bukanlah satu -satunya hal yang menyebabkan kenaikan biaya.Total biaya dalam proyek ini mengalami peningkatan disebabkan oleh kenaikan harga material (Lampiran 2) dan keterlambatan kerja itu sen diri. Walaupun kenaikan harga material tersebut umumnya masih di bawah 10% namun dampaknya tetap saja menimbulkan kenaikan biaya.

Teori tiga batasan (Triple constraint) menyatakan efektivitas biaya terjadi jika biaya aktual sesuai dengan anggaran biaya, ef ektivitas waktu terjadi jika waktu pelaksanaan proyek hingga akhir proyek sesuai dengan jadwal kerja proyek, dan kinerja proyek dinyatakan baik jika mutu konstruksi tercapai sesuai dengan spesifikasi proyek. Berdasarkan parameter efektivitas proyek yang diukur melalui biaya, jadwal dan mutu, tentunya proyek pembangunan pabrik garmen ini dinyatakan belum efektif akibat dari adanya keterlambatan yang mengakibatkan penyimpangan dari jadwal seharusnya, dan kenaikan biaya yang meyebabkan penyimpangan dari biaya yang direncanakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa, masalah yang terjadi pada proyek dalam penelitian ini adalah keterlambatan kerja yang berdampak pada kenaikan total biaya sehingga baik efektivitas waktu atau efektivitas biaya tidak tercapai. Upaya untuk mengantisipasi biaya penalti dari


(25)

pemilik (ownner) tanpa mengurangi mutu atau kualitas untuk itu perusahaan berupaya melakukan berbagai cara agar tingkat penyimpangan waktu ataupun biaya tersebut tidak terlalu jauh dari yang dire ncanakan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul :“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya Pada Proyek Konstruksi (StudiKasus: PT Pan PasificNesia– Subang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka terdapat beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Manakah pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat tertunda pada proyek konstruksi PT Pan Pacific Nesia Subang–Jawa Barat?

2. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek?

3. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek?

4. Apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu?.

1.3 Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pekerjaan proyek konstruksi PT Pan Pacific NesiaSubang–Jawa Barat yang tidak dapat tertunda.


(26)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan, sehingga efektivitas waktu dan efektivitas biaya dapat tercapai.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pengelolaan proyek dan penerapannya dalam bidang manajemen proyek, khususnya pada proyek-proyek konstruksi.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis dan menambah wawasan perihal manajemen proyek.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendasari adanya penelitian ini. Penelitian -penelitian tersebut diantaranya adalah seperti yang terlihat dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Tahun Peneliti Hasil Penelitian

1 Problems of Projects

non excusable and Effects of Delays in the Construction Industry of Pakistan

2011 M. Haseeb,

Xinhai-Lu, Maloof-ud-Dyian, dan Wahab Rabbani

Faktor penyebab keterlambatan industri konstruksi yang tidak dapat ditolerir adalah peralatan, penundaan material pekerjaan, biaya dan pemerataan tenaga kerja yang tidak optimal.

2 Construction Delays

Causing Risks on Time and Cost a Critical Review

2012 Chidambaran

Ramanathan, SP Narayanan dan Arazi B Idrus

1) Keterlambatan terbesar dikarenakan pengelolan keuangan yang kurang baik. 2) Pengelolaan waktu yang

tidak bisa memprioritaskan pada kegiatan–kegiatan utama.

3) Pasokan material yang terlambat.

4) Pemanfaatan tenaga kerja yang tidak optimal 3 Projects’analysis

through CPM (Critical Path Method)

2009 Peter Stelth,

Guy Le Roy

CPM dan CCPM keduanya merupakan alat yang bernilai dalam kesusksesan pengelolaan proyek yang mencakup

pengelolaan biaya, dan pengelolaan waktu.

4 Modelling causes cost

overrun in large construction projects with partial least Square-SEM Approach:

Contractor’s

Perspective

2013 Ismail Abdul

Rahman, Aftab Hameed Memon, Ade Asmi Abdul Azis dan Noor Hazana Abdullah

Manajemen proyek yang buruk merupakan pegaruh terbesar terhadap kenaikan biaya proyek.


(28)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional

Perbandingan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional rutin dapat dikemukakan sebagaimana diberikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional

a. Bercorak dinamis, non rutin a. Berulang-ulang, rutin b. Siklus proyek relatif pendek b. Berlangsung dalam jangka

panjang c. Intensitas kegiatan di dalam

periode siklus proyek berubah -ubah (naik-turun)

c. Intensitas kegiatan relatif sama

d. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan

d. Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam proyek

e. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu

e. Macam kegiatan tidak terlalu banyak

f. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya

f. Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan Sumber: Soeharto, 2001

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 2001). Proyek juga dapat didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil outpututama (Heizer dan Render (2009)

Proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dimulai dari membuat sebuah perencanaan atas aktivitas – aktivitas pekerjaan, di mana aktivitas –

aktivitas tersebut diuraikan kembali kedalam bentuk yang lebih spesifik u ntuk mendapatkan produk akhir atau proses yang baik (Tryon, 1990). Proyek juga dapat diartikan sebagai kegiatan sementara yang menghasilkan produk atau jasa


(29)

yang unik, hal yang paling melekat pada definisi proyek adalah bahwa semua proyek bersifat sementara.

Proyek mungkin terlihat berlangsung selamanya, tetapi cepat atau lambat proyek harus berakhir. Perencanaan yang memadai dalam sebuah proyek bisa memprediksi kapan proyek tersebut berakhir dengan baik.

Artinya jika perencanaan dilakukan dengan baik, m aka dalam perencanaan tersebut dapat diprediksi kapan berakhirnya proyek tersebut, penentuan waktu akhir proyek tidak dapat dilakukan dengan sembarang, tetap harus membuat jadwal berakhirnya proyek dengan prediksi waktu yang sesuai, tanpa mengeyampingkan t otal biaya pada akhir proyek.

Manajer proyek diharuskan mampu menciptakan atau menyelesaikan sebuah produk atau layanan, penciptaan suatu produk atau layanan tersebut meliputi perubahan-perubahan yang ada di dalamnya dengan waktu yang singkat atau waktu yang terbatas , hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya manajemen waktu dalam penyelesaian proyek.

Menurut Project Management Professional manajemen waktu proyek

didasarkan terutama pada perencanaan, kemudian melakukan pengawasan pada semua aktivitas dan mengakhiri proyek. Perencanaan untuk jadwal proyek berasal dari tenggat waktu, tuntutan pemilik, dan dengan sedikit prediksi.


(30)

Gambar 2.1 adalah gambar komponen dari manajemen waktu proyek, di mana manajemen waktu bergantung pada berapa banyak input yang akan digunakan dalam proyek dan input tersebeut akan menjadi acuan dalam melakukan kontrol jadwal proyek.

Sumber:Project Management Professional Gambar 2.1

Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek

Proyek tidak hanya menganalisis waktu saja tetapi bagaimana dengan waktu yang terbatas tersebut biaya dapat dikendalikan. Menurut Project

Management Professional biaya proyek akan muncul bersumber dari analisis,

elaborasi progresif, dan dari detail setiap pekerjaan. Sekeras apapun upaya yang dilakukan dalam memprediksi biaya, penyimpangan akan tetap terjadi maka, seorang manajer proyek yang baik harus mampu merencanakan, memprediksi anggaran dan mengendalikan biaya proyek.

Project Management Professional menyatakan sebagai dasar dalam

melakukan proses perencanaan biaya proyek, maka manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam penyelesaian proyek. Sumber daya tersebut adalah orang, peralatan dan bahan yang ak an digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Nurhayati (2010) jenis –jenis proyek adalah sebagai berikut: Schedule

Development Activity

Definition

Activity Sequencin g

Activity Duration Estimatin g

Schedulle Control Project Time Management


(31)

a. Proyek engineering – konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri

dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

Contoh: pembangunan real estate, jalan layang, bangunan pabrik, dan

lain–lain.

b. Proyek engineering manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk

menghasilkan produk baru. Contoh: pembuatan boiler, kendaraan, komputer, dan lain-lain.

c. Proyek pelayanan manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah,

merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat -obatan terlarang, dan lain-lain.

d. Proyek penelitian dan pengembangan, aktivitas utamanya adalah melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. Misalnya, penelitian pengaruh metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk, penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik, dan lain sebagainya.

e. Proyek kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi: pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

Menurut Soeharto (2001) ciri pokok proyek adalah:


(32)

b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan;

c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesai tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas;

d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang proyek berlangsung.

2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek

Banyak penulis pada tahun 1960 menerima teori tiga batasan (triple

constraint) yang terdiri dari waktu, biaya, dan spesifikasi sebagai standar

keberhasilan suatu proyek. Sampai sa at ini hal tersebut masih sangat penting, apabila penyelesaian proyek melebihi tanggal jatuh tempo, biaya proyek melebihi anggaran, dan hasil tidak memuaskan, maka proyek dinyatakan gagal (Milis, 2008)

Salah satu karakteristik menarik dari TOC bahwa TOC mengutamakan

peningkatan aktivitas, prioritas utama diberikan pada kendala yang terjadi saat ini, dalam aktivitas yang memiliki kebutuhan mendesak (Pai dan Giridharan, 2008). Keberhasilan dalam mengimplementasikan teori kendala akan memiliki manfaat sebagai berikut (Goldratt, 1990):

a. Peningkatan laba b. Perbaikan cepat c. Peningkatan kapasitas d. Mengurangi lead time


(33)

Menurut Jacob da tunggal, atau beberapa pelanggan internal atau e itu pengembangan prod tersebut sulit untuk meng a. Proyek bersifat ti b. Proyek dibatasi

anggaran, jadwal

Tiga Soeharto (2001) ditentukan batasan yaitu serta mutu yang harus dip constraint). Sepeti dipe

penting bagi penyelengg proyek, dari segi teknis mana ketiga sasaran terse

ob dan McClelland (2001), organisasi yang mengelol pa proyek baik itu proyek kecil maupun besa u eksternal, dan berasal dari jenis proyek yang ber produk, konstruksi, desain, dan jasa, sebagian or

ngelola proyek dikarena dua hal yaitu: t tidak pasti

si oleh 3 komitmen yang berbeda dan berlawa al dan mutu.

Sumber: Soeharto, 2001 Gambar 2.2

iga Batasan (biaya, waktu dan mutu)

2001) menyatakan dalam proses mencapai tujuan proy itu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, da dipenuhi. Ketiga batasan di atas disebut tiga kenda iperlihatkan oleh Gambar 2. 2 di atas merupakan nggara proyek yang sering diasosiasikan sebaga knis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan denga

rsebut dapat dipenuhi, yai tu:

elola proyek esar dengan berbeda baik n organisasi

wanan yaitu

proyek telah dan jadwal ndala (triple

an parameter agai sasaran


(34)

a. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.

b. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.

c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.

Organisasi yang mengelola proyek di mana telah dinyatakan bahwa proyek memiliki multikegiatan maka, pekerjaan terberat adalah bagaimana mengatasi keterbatasan sumberdaya tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan –

pekerjaan yang benar– benar paling penting untuk didahulukan, dan menentukan

pekerjaan paling penting dalam proyek merupakan hal yang tidak mudah. Kesulitan dalam meyelesaikan proyek untuk tepat waktu, sesuai anggaran, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan akan menyeb abkan tidak tercapainya proyek yang efektif (Jacob dan McClelland,2001).

Ketidakpastian dalam durasi proyek dapat menyebabkan terganggunya jadwal berbagai aktivitas, khususnya dalam mengontrol waktu. Proyek konstruksi cukup banyak memiliki ketidakpastian baik dalam hal waktu maupun material.

Padahal justru hal yang paling penting dalam proyek konstruksi adalah bagaimana memperpendek durasi proyek, mengoptimalkan pengaturan kegiatan proyek agar organisasi mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal di bawah kendala, seperti anggaran kontrak, material, dan lain –lain (Yang dan Tsai,

2008). Pada industri konstruksi tujuan dari pengawasan proyek adalah untuk memastikan proyek selesai tepat waktu, berdasarkan anggaran dan tercapainya tujuan proyek (Olawale dan Sun, 2010)


(35)

Project Management Institute (PMI) menyatakan dikarenakan kegiatan

proyek multi kegiatan, dan tingkat ketidakpastian lebih besar maka diperlukan manajemen proyek dalam mengelolanya. Manajemen proyek didefinisikan sebagai seni dalam mengarah kan dan mengkoordinasikan orang -orang dan sumber daya berupa material melalui siklus hidup proyek menggunkan teknik manajemen proyek yang modern untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, biaya, waktu, kualitas dan harapan dari pemilik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa hampir semua kegiatan proyek diukur melalui jadwal, biaya, dan kualitas. Selain menjadi parameter keberhasilan proyek, hal tersebut sekaligus juga menjadi kendala (constraint) dalam proyek, karena waktu telah dibatasi melalui j adwal, biaya telah dibatasi melaui anggaran, dan kinerja dibatasi oleh mutu.

Oleh karena itu manajemen proyek menjadi penting untuk mengelola keterbatasan – keterbatasan tersebut agar efektivitas proyek baik itu efektivitas

waktu maupun efektivitas biaya dapat tercapai.

Menurut Santoso (2009) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas–aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan proyek.

Husen (2009) mengatakan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam ha l kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja. Manajemen proyek berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya


(36)

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto, 2001).

PMI (Project Management Institute) membuat fungsi manajemen proyek

dengan PMBOK (Project Management Body of Knowledge) yang terdiri dari 7

fungsi, yaitu 4 fungsi dasar dan 3 fungsi integrasi sebagai berikut. a. Fungsi dasar

1. Pengelolaan lingkup proyek 2. Pengelolaan waktu/jadwal 3. Pengelolaan biaya

4. Pengelolaan kualitas atau mutu b. Fungsi integrasi

5. Pengelolaan sumber daya (manusia dan non manusia) 6. Pengelolaan risiko

7. Pengelolaan komunikasi

Model manajemen proyek yang dikembangkan oleh Soeharto (2001) yang memasukkan teknik dan metode yang spesifik untuk menangani kegiatan proyek yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik adalah seperti diuraikan berikut ini.

1. Merencanakan

Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik keduanya mengikuti hiera rki perencanaan (sasaran-objektif-strategi operasional). Namun pada tahap operasional, manajemen proyek perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan kegiatan maupun


(37)

sumber daya bagi kegiatan -kegiatan tersebut, agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat mungkin . metode dan teknik yang dimaksud adalah:

a. Analisis jaringan kerja, seperti metode jalur kritis (CPM ) dan

metode preseden diagram (PDM).

b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek (project budget) 2. Mengorganisir

Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus kegiatan horisontal maupun vertikal, dengan tujuan dicapainya penggunaan sumber daya secara optimal. Penyusunan dilakukan dengan menggunakan susunan organisasi matriks dan diperkenalkan pula Work breakdown structure (WBS) atau susunan rincian lingkup

kerja yang mempertemukan pelaksana dengan paket yang hendak dikerjakan.

3. Memimpin

Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek adalah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini beroperasi dengan memakai struktur organisasi matrik.

4. Mengendalikan

Pada kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dalam kegiatan yang bersifat rutin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode pengukuran progres proyek berdasarkan bobot pekerjaan dan


(38)

5. Menggunakan pendekatan sistem

Kerzner menyatakan bahwa manajemen sistem adalah sejumlah u nsur, baik manusia ataupun bukan manusia (nonhuman) diorganisir dan

diatur sedemikian rupa sehingga unsur -unsur tersebut bertindak sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan.

Adapun aspek – aspek dalam manajemen proyek menurut Husen (2009)

adalah sebagai berikut : 1. Aspek keuangan

Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor da;am jangka pendek atau jangka panjang.

2. Aspek anggaran biaya

Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan.

3. Aspek manajemen sumber daya manusia

Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumberdaya manusia selama proyek berlangsung yang berfluktuatif.

4. Aspek manajemen produksi

Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek, hasil akhir proyek negatif bila proses perencanaan dan pen gendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia, meningkatkan efisiensi proses


(39)

produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.

5. Aspek harga

Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga, yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain.

6. Aspek pemasaran

Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.

7. Aspek mutu

Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan. 8. Aspek waktu

Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat. 2.2.3 Efektivitas Waktu

Manajemen waktu merupakan hal yang paling esensial pada penerapan kegiatan proyek. Hal yang paling penting sebelum pelaksanaan proyek adalah memastikan berapa lama pekerjaan tersebut akan diselesaikan, manajer proyek harus dapat membuat perencanaan wakt u yang baik, karena hal tersebut nantinya akan berdampak pada berapa banyak biaya yang dikeluarkan.


(40)

Project Management Proffesional menyatakan estimasi waktu akan

digunakan untuk menghasilkan jadwal proyek, dan prediksi terhadap waktu berakhirnya proyek. Ketidakakuratan estimasi waktu dapat membuat organisasi kehilangan ratusan dollar akibat dari melonjaknya total biaya. Sumber daya yang digunakan untuk menghitung biaya proyek adalah tenaga kerja, material dan peralatan, seperti terlihat pada Gambar 2. 3 di bawah ini

Sumber:Management project professional Gambar 2.3

Sumberdaya dalam Proyek

Proyek yang sukses salah satunya adalah apabila tercapai efektivitas waktu di mana waktu berakhir proyek sesuai dengan yang telah direncanakan, keseluruhan proyek dinyatakan sukses apabila ada ukuran yang jelas terhadap jadwal, anggaran, dan kualitas (Munns dan Bjeirmi, 1996). Kesesuaian antara waktu dan jadwal proyek dipengaruhi ol eh faktor – faktor sebagai berikut

(Ibironke,et.al.,2013):

a. Material (material) b. Tenaga kerja (labor) c. Peralatan (equipment) d. Keuangan (finance) e. Kontraktor (contractor) f. Mitra kerja (client) g. Konsultan (consultan) h. Faktor eksternal (external) Labor

Materials

Equipme


(41)

Namun justru salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam proyek adalah masalah keterlambatan (delay), keterlambatan didefinisikan sebagai

perbedaan antara waktu yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan (Nemati et. al., 2011). Penundaan (delay) dapat diartikan berupa

sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan (Ervianto, 2004).

MenurutAmarican Institute of Architects (AIA) yang dikutip oleh Ervianto

(2004) penundaan dalam proyek konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Excusable delay yaitu gagalnya pihak pengelola konstruksi menepati

waktu penyelesaian proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Kegagalan ini disebabkan oleh permasalahan desain, perubahan pekerjaan oleh pemilik proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal, perselisihan pekerja, dan bencana alam.

2. Nonexcusable delay adalah suatu kondisi saat terjadi penundaan pekerjaan

yang disebabkan oleh pihak pelaksana konstruksi. Hal -hal yang dapat digolongkan dalam kelompok ini adalah perencanaan pelaksanaan yang tidak tepat oleh kontraktor, ketidakmampuan sumber daya manusia yang dimiliki kontraktor, kegagalan subkontraktor, dan lain sebagainya.


(42)

Faktor – faktor keterlambatan menurut Tindiwensi et.al. (2010) ada 5

penyebab utama terjadinya keterlambatan dalam proyek konstruksi yaitu: a. Perubahan lingkup pekerjaan

b. Keterlambatan pembayaran pada pihak kontraktor c. Rendahnya sistemmonitoringdan pengawasan

d. Inflasi dan tingginya suku bunga e. Situasi politik yang tidak stabil

Menurut Kartamet. al. (2004) keterlambatan dalam proyek konstruksi disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu:

a. Keterbatasan tenaga kerja b. Keterbatasan material c. Keterlambatan perelatan

Keterlambatan pada penyeleseaian proyek dari sisi kontraktor menurut Haseebet. al.(2011) dapat disebabkan oleh:

a. Material yang digunakan pada konstruksi b. Kerusakan pada peralatan

c. Hubungan kerja yang ti dak baik antara pekerja dengan subkontraktor

Pengaruh penundaan (delay) yang terjadi tidak hanya menyebabkan meningkatnya durasi kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap meningkatnya biaya konstruksi (Ervianto, 2004).Apabila terjadi keterlambatan pekerj aan (delay) sehingga waktu proyek tidak sesuai dengan jadwal, maka efektivitas waktu tidak tercapai. Menurut Ibironke et. al.( 2013) Hal – hal yang menjadi penyebab


(43)

1. Keterlambatan material berupa:

a. Kekurangan material konstruksi b. Kualitas material yang tidak baik c. Buruknya sistem pemesanan material d. Ekskalasi terhadap harga material e. Pengiriman material yang terlambat f. Ketidaktersediaan pemasok

2. Keterlambatan tenaga kerja berupa:

a. Mobilisasi tenaga kerja yang lambat

b. Keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai c. Produktivitas tenaga kerja

d. Pasokan tenaga kerja e. Absensi

f. Mogok kerja

g. Motovasi dan moral yang rendah 3. Keterlambatan perlatan berupa:

a. Jumlah peralatan yang tidak mencukupi b. Frekuensi peralatan

c. Suku cadang peralatan yang kuran g d. Peralatan yang tidak tepat

e. Mobilisasi peralatan yang lambat f. Masalah pengalokasian peralatan g. Peralatan yang tidak modern 4. Keterlambatan keuangan berupa:


(44)

a. Alokasi dana yang tidak sesuai b. Suku bunga yang tinggi

c. Kesulitan keuangan pada kontraktor d. Kesulitan keuangan pemilik

e. Hambatan yang tidak beralasan

f. Keterlambatan pembayaran ke pihak pemasok/sub kontraktor

g. Kesulitan pembayaran bulanan 5. Keterlambatan dari pemilik berupa :

a. Lambatnya pengambilan keputusan oleh pemilik b. Kurangnya pengalaman pihak pemilik

c. Perubahan permintaan d. Campur tangan pemilik

e. Kurangnya komunikasi dan kordinasi 6. Keterlambatan dari pihak konsultan berupa :

a. Pengalaman konsultan yang kurang memadai

Keberhasilan suatu proyek salah satunya dapat dilihat melalui efektivitas waktu proyek tersebut. S ecara langsung pembengkakan biaya dalam proyek konstruksi diakibatkan oleh perubahan lingkup pekerjaan, perpanjangan waktu, kurangnya perencanaan biaya dan pekerjaan tambahan (Ramabodu dan Vester, 2010). Ketidakefektivan waktu yang bersumber dari penundaan proyek menyebabkan total waktu meningkat, biaya meningkat, dampak sosial yang negatif dan perselisihan (Kikwasi, 2012)


(45)

2.2.4 Efektivitas Biaya

Analisis efektivitas biaya adalah alat bantu dalam pengambilan keputusan, hasil utamanya adalah memperkirakan biaya setiap pekerjaan yang dihasilkan oleh ukuran tertentu (ec.europa.eu).Analisis efektivitas biaya pada suatu program atau proyek menyajikan alternatif dalam rangka untuk mengidentifikasi biaya minimal yang paling tepat (ec.europa.eu)

Project management profesional (PMP) menyatakan sebagai bagian dari

proses perencanaan, manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang dibutuhkan untuk meyelesaikan proyek. Sumber daya tersebut melipu ti orang, peralatan, dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Manajer proyek harus mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan kapan sumber daya tersebut digunakan. Identifikasi sumber daya, kuantitas yang dibutuhkan dan jadwal penggunaan sumber daya tersebut secara langsung terkait dengan perkiraan biaya dari pekerjaan proyek.

Efektivitas biaya dapat diartikan kesesuaian antara biaya yang direncanakan dengan biaya aktual, jika terjadi perbedaan antara biaya yang direncanakan dengan biaya aktual maka proyek dinyatakan tidak efektif dari segi biaya. Perkiraan biaya sangat berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan proyek, perkiraaan biaya diperlukan untuk mengetahui dan menghitung seberapa besar biaya yang akan kita g unakan dalam penyelenggaran proyek.

Estimator berperan penting dalam memperkirakan biaya, dan ini merupakan hal yang sulit karena harga atau upah senantiasa mengalami perubahan.Maka ekskalasi diperlukan dalam estimasi biaya dengan tujuan untuk


(46)

menutup tingkat harga karena waktu yang akan mengakibatkan kenaikan pada rencana biaya.

Menurut (Soeharto, 2001) suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur berikut:

1. Biaya pembelian material dan peralatan

Hal ini meliputi penyusunan perkiraan biaya pemb elian material dan peralatan yang kompleks, mulai dari membuat spesifikasi, mencari sumber, mengadakan lelang sampai kepada membayar harganya.

2. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi

Di samping peralatan pada poin pertama terdapat juga peralata n konstruksi yang digunakan sebagai sarana bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian permanen pabrik/instalasi.

3. Upah tenaga kerja

Terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar ter diri dari tenaga ahli bidang engineering dan tenaga konstruksi plus penyelia di lapangan. 4. Biaya subkontrak

Pekerjaan subkontrak umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum termasuk di dalam klasifikasi butir 1, 2, maupun 3.

5. Biaya transportasi

Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan penyelenggaraan proyek


(47)

Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang di bebankan kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon, baiya pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain-lain.

Menurut Soeharto (2001) kualitas suatu perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi dan keleng kapan unsur – unsurnya tergantung pada hal – hal

berikut:

1. Tersedianya data dan informasi 2. Teknik atau metode yang digunakan 3. Kecakapan dan pengalaman estimator 4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya

Temuan mengenai penelitian tentang biaya dan waktu proyek, didapatkan bahwasanya ada lebih banyak kasus mengenai kelebihan biaya proyek daripada keterlambatan proyek, hal ini membuat biaya yang membengkak pada proyek menjadi sangat penting untuk dicari pen yebabnya (Ramanathan et. al.,2012)

Pada penelitian ini telah disebutkan bahwa terjadi keterlambatan proyek, yang menyebabkan kenaikan biaya, namun keterlambatan bukan menjadi satu -satunya faktor dalam kenaikan biaya.


(48)

Gambar 2.4 di bawah memperlihatkan bahwa, durasi proyek secara langsung menimbulkan dampak pada biaya, semakin panjang durasi proyek, maka biaya proyek juga akan semakin meningkat.

Sumber: Management project professional Gambar 2.4

Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan biaya pada proyek konstruksi dari sisi manajemen kontraktor yaitu:

a. Manajemen lapangan, supervisi yang tidak baik, subkontraktor yang tidak kompeten, kesalahan selama konstruksi (Le -Hoaiet. al.,

2008).

b. Keterlambatan jadwal (Omeregie dan Radford 2006).

c. Ketidakmampuan di dalam membuat penjadwalan, kurangnya pengalaman dan perencanaan (Ameh et. al., 2010).

d. Ketidakmampuan dalam memonitor dan mengawasi (Azhar et. al.,

2008).

e. Ketidakakuratan material, kenaikan harga material, dan kenaikan tarif kebijakan pemerintah (Kaming et. al., 1997)

Project

cost ProfitMargin

Actua


(49)

Rahman et. al., (2013) menyatakan ada 7 f aktor yang mempengaruhi

ketidaksesuaian biaya proyek yaitu:

a. Manjemen lapangan kontraktor meliputi manajemen lapangan dan supervisi lapangan, sub kontraktor yang tidak kompeten, keterlambatan jadwal, ketidaksesuaian perencanaan dengan jadwal, kurangnya peng alaman, ketidakakuratan estimasi waktu dan biaya, kesalahan selama kegiatan, tidak adanya monitor dan pengawasan

b. Dokumentasi dan desain meliputi frekuensi perubahan desain, kesalahan dan error desain, tidak lengkapnya gambar dalam tender, minimnya desain d an keterlambatan gambar, persiapan dan persetujuan gambar yang terlambat.

c. Keuangan manajemen meliputi kesulitan arus kas keuangan oleh kontraktor, kurangnya pengawasan keuangan di lapangan, kesulitan keuangan pemilik, keterlamabatan pembayaran progress oleh pemilik dan ganti rugi kontrak.

d. Informasi dan komunikasi meliputi kurangnya kordinasi antar bagian, informasi yang terlambat antar bagian, dan kurangnya komunikasi antar bagian.

e. Sumber daya manusia meliputi produktivitas tenaga kerja, kurangnya tenaga kerja lapangan, keterampilan tenaga kerja, tingginya biaya tenaga kerja, dan tingkat ketidakhadiran tenaga kerja.


(50)

f. Non sumberdaya manusia meliputi fluktuasi harga material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan, dan kondisi pera latan yang tidak sesuai atau rusak. g. Manajemen proyek dan administrasi kontrak meliputi

kurangnya manajemen proyek, perubahan lingkup proyek, dan terlambat dalam mengambil keputusan

2.2.5 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja (wikipedia, 2013). Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarak at.

Menurut Project Management Profesional (PMP) penambahan durasi

proyek akan menimbulkan kenaikan pada biaya tenaga kerja, dan perpendekan durasi kerja akan membuat pihak manajemen melakukan penambahan tenaga kerja, di mana penambahan tenaga kerja terseb ut akan menambah biaya tenaga kerja total. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa baik penambahan durasi kerja atau perpendekan durasi kerja akan menimbulkan efek penambahan biaya tenaga kerja, seperti terlihat pada gambar 2. 5 di bawah ini.


(51)

Sumber:Project Management Professional Gambar 2.5

HubunganDurasiKerjaTerhadapBiaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja memiliki pengaruh langsung terhadap efektivitas waktu dan biaya, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan tenaga kerja atau rendahnya keterampilan tenaga kerja akan menimbulkan pembengkakan biaya dan perpanjangan durasi kerja (Project Management Proffesional).

2.2.6 Material

Material adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang lain contoh bahan mentah untuk bangunan seperti pasir, kayu (Wikipedia, 2013). Material merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk proses pengerjaan konstruksi, tanpa material tentunya proyek tidak dapat dikerjakan.

Material konstruksi meliputi bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi (Wordpress, 2013). Pemilihan kualitas material, pasokan m aterial, dan fluktuasi harga material menjadi faktor dalam mencapai efektivitas biaya, banyaknya alternatif material menjadikan proyek bisa lebih efisien dalam pengelolaan biaya. Namun apabila keterlambatan material terjadi maka pengaruhnya terhadap waktu proyek akan terlihat langsung, hal tersebut dikarenakan tertundanya beberapa atau

Cost of labor

Project duration

Additional labor

Short duration


(52)

Fluktuasi harga material juga berpengaruh terhadap biaya, ketika harga material naik maka biaya total juga akan naik, namun jika perusahaan ingin mengurangi kenaikan total biaya sebagai akibat dari kenaikan harga, maka perusahaan bisa mengganti spesifikasi material tetapi perusahaan dihadapkan pada mutu konstruksi secara keseluruhan (Gorgis, 2012). Menurut Kaliba et. al., (2009)

kerusakan material, kurang nya pasokan material, kenaikan harga material yang terlalu tinggi, dan keterlambatan pengiriman material menjadi faktor terbesar penyebab keterlambatan kerja pada proyek pembangunan jalan di Zambia.

Material berpengaruh terhadap waktu proyek, ketepatan waktu proyek yang disebabkan oleh material adalah karena kondisi berikut (Assaf dan Al -Hejji, 2006):

a. Jumlah material di pasar

b. Perubahan jenis dan spesifikasi material selama konstruksi c. Pengiriman material

d. Kondisi material e. Pemesanan material

f. Seleksi terhadap material yang digunakan

Kecepatan pengiriman material, kondisi material, pemasanan material akan menjadi faktor penyebab tercapainya efektivitas waktu. Maka, jika terjadi keterlambatan dalam pengiriman material, rusaknya material, terlambatnya pemesanan material dan terjadi perubahan spesifikasi material sudah tentu keterlambatan pekerjaan akan terjadi, sehingga efektivitas waktu tidak tercapai (Assaf dan Al-Hejji, 2006).


(53)

Penelitian lain menyebutkan harga material, pasokan material, pengriman material dan peralatan yang sesuai dengan rencana dapat menyebabkan biaya yang dikeluarkan akan sesuai dengan anggaran. Namun jika terjadi fluktuasi harga material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan, dan kondisi peralatan yang tidak sesuai atau rusak, maka proyek akan mengalami kenaikan biaya total (Rahman et. al., 2013).

2.2.7 Peralatan

Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan kita sehari-hari. Peralatan khusus adalah alat perlengkapan yang dirancang dalam bentuk ukuran kemampuan dan kegunaan khusus untuk tujuan tertentu (wikipedia). Peralatan konstruksi meliputi seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi (wordpress, 2013)

Peralatan yang digunakan dalam proyek adalah peralatan khusus yang memang disesuaikan dengan kebutuhan, keterlambatan peralatan, kerusakan peralatan, dan ketidaksesuaian peralatan dapat menyebabkan ketidakefektivan waktu dan ketidakefektivan biaya p royek dengan kata lain apabila kondisi peralatan dalam keadaan baik, pengiriman tidak terlambat, dan estimasi jumlah peralatan yang dibutuhkan akurat maka efektivitas waktu dan biaya dapat tercapai meskipun ada faktor lain yang menjadi penentu efektivitas proyek (Kouskili dan Kartan, 2004).


(54)

Proyek dapat menjadi tepat waktu apabila pemakaian perlatan pada kegiatan yang sesuai. Dinyatakan sesuai apabila peralatan tidak kurang, keterampilan operator baik, produktivitas peralatan tinggi, peralatan berteknolog i canggih (Assaf dan Al-Hejji, 2006)

2.2.8 Jalur Kritis

Menurut Heizer dan Render (2009) kerangka kerja (Crtitical Path

Method)CPM mengikuti enam langkah dasar berikut:

1. Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja.

2. Membangun hubungan antara akti vitas – aktivitasnya. Memutuskan

aktivitas yang harus dilakukan lebih dahulu dan aktivitas yang harus mengikuti aktivitas lain.

3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas. 4. Menetapkan perkiraan waktu dan/ atau biaya untuk setiap aktivitas. 5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Hal ini disebut jalur

kritis.

6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.

Analisis jalur kritis dapat dilakukan pada jaringan untuk mengetahui seberapa lama proyek dapat diselesaikan. Jalur kritis adalah jalur waktu terpanjang yang terdapat di seluruh jaringan (Render dan Heizer, 2009). Untuk mengetahui jalur kritis, dilakukan dengan menghitung dua waktu awal dan akhir yang berbeda untuk setiap a ktivitas (Jay Heizer, 2009) dengan langkah sebagai berikut :


(55)

Mulai paling awal (earliest start –ES)

Waktu paling awal suatu aktivititas dapat dimulai dengan asumsi semua pendahulunya sudah selesai

Selesai paling awal (earliest finish–EF)

Waktu paling awal suatu aktivitas dapat selesai

Mulai paling lambat (latest start –LS)

Waktu terakhir suatu aktivitas dapat dimulai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek

Selesai paling lambat (latest finish–LF)

Waktu terakhir suatu aktivitas dapat selesai sehingga tidak menunda waktu penyelesaian keseluruhan proyek Sumber : Render dan Heizer, 2009

Menurut Santoso (2009) CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa

dipersingkat dengan penambahan sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal untuk kegiatan–kegiatan tertentu.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya setiap proyek dibatasi oleh kendala waktu, biaya, dan mutu. Teori triple constrain menyatakan keberhasilan proyek dapat dilihat melalui

ketiga hal tersebut. Proyek dinyatakan gagal apabila terjadi keterlambatan dan kenaikan total biaya (Milis, 2008).

Efektivitas waktu proyek diartikan sebagai kesesuaian antara jadwal proyek dengan waktu pelaksaan proyek (Soeharto, 2001) di mana waktu pelaksanaan proyek dipengaruhi olek faktor tenaga kerja, perlatan, dan material. Ketika ketiga faktor tersebut terpenuhi baik kuantitas ataupun kualitasnya maka pelasanaan proyek bisa tepat waktu, namun apabila terjadi ganguan terhadap

ketiga faktor ini baik secara kuantitas atau kualitas maka akan membuat proyek terlambat (Assaf dan Al-Hejji, 2006).


(56)

(57)

Hipotesis untuk kerangka konseptual

Hipotesis 1 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu

Hipotesis 2 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu

Hipotesis 3 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu

Hipotesis 4 : Tenaga kerja, material dan peralatan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu Hipotesis 5 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

efektivitas biaya

Hipotesis 6 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya

Hipotesis 7 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya

Hipotesis 8 : Efektivitas waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya

Hipotesis 9 : Tenaga kerja,material, peralatan dan efektivitas waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya Hipotesis 10 : Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya

melalui efektivitas waktu

Hipotesis 11 : Material berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Inkoprima Utamajaya dan dilakukan selama 5 bulan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitianiniexpost facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang

dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective

study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap

suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

3.3 MetodePengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukandalampenelitianiniterdiridari: 1. Metode kajian pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari re ferensi baik dari buku–

buku, literatur, makalah–makalah dalam internet, maupun artikel –artikel

yang berkaitan dengan manajemen proyek. 2. Metode wawancara

Dilakukan dengan mewawancarai (diskusi) ke pihak - pihak terkait pada PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti pelaksanaan proyek PT. Pan Pacific Nesia Subang–Jawa Barat.


(59)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data primer, yaitu diperoleh langsung dari hasil wawancara (interview) ke

pihak – pihak terkait pada PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti

tentang hal-hal yang behubungan dengan proyek PT Pan Pacific Nesia. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan hasil pelaksanaan

kegiatan proyek PT Pan Pacific Nesia. Sumber data diperolah dari PT Inkoprima Utama Jaya seperti laporanBill of Quantity (BOQ) proyek dari

awal proyek hingga proyek berakhir yang sudah dikonversi kedalam bentuk rupiah.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh induk kegiatan proyek yang telah diuraikan menjadi struktur uraian pekerjaan atau working breakdown

structure (WBS) yang terdiri dari 79 aktivitas. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 79 aktivitas proyek yang berasal dari 10 kegiatan induk (Lampiran 3). Kegiatan proyek in i terdiri dari 10 kegiatan induk yaitu mobilization, site preparation, factory building work, canteen building work, mess

building work, genset building work, guard house building work, electrical work,

mechanical workdaninfrastructure work.

Penelitian ini fokus pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruha n (Soeharto, 2001). Maka penting untuk mengetahui penyebab-penyebab keterlambatan yang terjadi pada lintasan kritis ini. Apabila kegiatan pada jalur kritis terlambat akan menimbulkan keterlambatan


(60)

pada seluruh kegiatan proyek yang berdampak pada peningkatan total biaya proyek.

Apabila faktor-faktor penyebab keterlambatan pada lintasan kritis telah ditemukan, maka dapat dinyatakan bahwa faktor -faktor penyebab keterlambatan pada lintasan kritis itu, juga merupakan faktor -faktor penyebab keterlambata n pada aktivitas proyek yang lain. Jalur kritis memerlukan perhatian maksimal dari pengelola proyek, terutama pada periode perencanaan dan implementasi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan, dengan memberikan prioritas utama dalam alokasi sumber daya.

3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 5 variabel, di mana variabel – variabel

tersebutadalah tenaga kerja, material, peralatan, efektivitas waktu dan efektivitas biaya. Berikut adalah penjelasan dari setiap variabel yaitu sebagai berikut: 1. Variabel tenaga kerja

Variabel tenaga kerja didefinisikan sebagai sumber daya manusia di proyek, yang digunakan dalam proses penyelesaian kegiatan proyek . Terjadinya kekurangan tenaga kerja akan menimbulkan keterlambatan pekerjaa n dalam penyelesaian proyek (Assaf, Al -Khalil dan Al-Hazmi, 1995).

Variabel ini diukur dengan melihat berapa banyak tenaga kerja tersedia dengan tenaga kerja yang dibutuhkan, rumus yang digunakan untuk melihat ketersediaan tenaga kerja tersebut adalah:

KTK = x 100% Keterangan :

KTK : Tingkat ketersediaan tenaga kerja TK1 : Tenaga kerja tersedia


(61)

TK0 : Tenaga kerja yang dibutuhkan 2. Variabel material

Variabel material didefinisikan sebagai bahan bangunan yang tersedia untuk konstruksi yang digunakan dalam proses penyelesaian kegiatan proyek. Kecepatan dalam pengiriman material, kondisi material, pemasanan material akan menjadi faktor penyebab tercapainya efektivitas waktu. Jika terjadi keterlambatan dalam pengiriman material, rusakny a material, terlambatnya pemesanan material dan terjadi perubahan spesifikasi material akan membuat keterlambatan pekerjaan, sehingga efektivitas waktu tidak tercapai (Assaf dan Al -Hejji, 2006).

Variabel ini diukur dengan menghitung antara material yang te rsedia dengan material yang dibutuhkan, rumus yang digunakan untuk melihat ketersediaan material tersebut adalah sebagai berikut:

KMTRL = x 100%

Keterangan:

KMTRL : Tingkat Ketersediaan material MTRL1 : Material yang tersedia

MTRL0 : Material yang dibutuhkan 3. Variabel peralatan

Variabel peralatan didefinisikan sebagai sumber daya yang harus disediakan bagi pelaksanaan proyek selain pekerja, metode, uang dan material yang digunakan dalam proses penyelesaian kegiatan proyek. Proyek dapat menjadi tepat waktu apabila pemakaian peralatan pada kegiatan yang sesuai, yakni peralatan tidak kurang, keterampilan operator baik, produktivitas peralatan tinggi, peralatan berteknologi canggih (Assaf dan Al -Hejji, 2006)


(62)

Variabel ini diukur dengan m enghitung antara peralatan yang tersedia dengan peralatan yang dibutuhkan, rumus yang digunakan untuk melihat ketersediaan peralatan tersebut adalah sebagai berikut:

KPRL = x 100% Keterangan:

KPRL : Tingkat ketersediaan peralatan PRL1 : Peralatan yang tersedia

PRL0 : Peralatan yang dibutuhkan 4. Variabel efektivitas waktu

Variabel efektivitas waktu didefinisikan sebagai waktu pelaksanaan proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan (Soeharto, 2001).Variabel ini diukur dengan menghitung antara kurun waktu dan tanggal akhir yang direncanakan dengan kurun waktu yang terjadi di proyek, dengan ketetapan:

a. Apabila kurun waktu penyelesaian proyek sama dengan kurun waktu yang direncanakan atau sesuai dengan jadwal maka efektivitas waktu proyek sama dengan 100%.

b. Apabila kurun waktu proyek tidak sama dengan kurun waktu yang direncanakan atau tidak sesuai dengan jadwal maka rumus yang digunakan untuk melihat tingkat efektivitas waktu proyek tersebut adalah sebagai berikut:

EW = 100% -Δ WKT


(63)

Keterangan :

EW : Efektivitas waktu

WKT1 : Waktu berakhirnya proyek aktual

WKT0 : Waktu berakhirnya proyek yang direncana kan Δ WKT : Persentase pencapaian waktu penyelesaian proyek

5. Variabel efektivitas biaya

Variabel efektivitas biaya didefinisikan sebagai biaya pelaksanaan proyek sejak awal proyek hingga akhir proyek sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan (Soeharto, 2001).Variabel ini diukur dengan menghitung antara anggaran direncanakan dengan biaya pelaksanaan proyek sejak awal proyek hingga akhir proyek, dengan ketetapan:

a. Apabila biaya penyelesaian proyek sama dengan biaya yang direncanakan maka efektivitas biaya proyek sama dengan 100%.

b. Apabila biaya penyelesaian proyek tidak sama dengan biayayang direncanakan atau tidak sesuai dengan anggaran maka rumus yang digunakan untuk melihat tingkat efektivitas biaya proyek tersebut adalah sebagai berikut:

KEB = 100% -Δ By

Δ By = x 100%

Keterangan :

EB : Efektivitas biaya

B1 : Biaya penyelesaian proyek aktual


(64)

Sampel kegiatan dalam penelitian ini terdiri dari 6 kegiatan yang berada pada jalur kiritis ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah ini

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Proyek

No Kegiatan Tenaga Kerja (%)

Material

(%) Peralatan (%)

Evektifitas Waktu (%)

Evektifitas

Biaya (%) Keterangan 1

A (Mobilization)

100 97 98 100 97 Tenaga kerja

2 100 97 100 100 98 Alat berat

3 98 99 90 100 97 Dump truck

4

B (site preparation)

98 96 100 100 97 Gudang

5 90 97 98 100 99 Kantor

6 100 98 97 100 97 Bedeng

7 100 99 97 100 98 Listrik dan air

8

D (canteen)

72 65 89 69 78 Plate foundation

9 70 70 86 73 70 Stone masonry foundation

10 78 76 87 82 80 Ground beam

11 71 70 87 71 70 Steel structure

12 86 81 89 89 87 Roofing

13 76 69 98 76 70 Floor work

14 79 69 96 72 70 Wall work

15 81 83 89 85 80 Sanitary work

16 75 78 98 79 81 Finishingwork

17

E (Mess building work)

74 89 85 78 80 Plate foundation

18 83 77 87 79 83 Stone masonry

19 76 79 86 83 80 Ground beam work

20 83 83 89 81 78 Main beam work

21 76 78 89 76 79 1 st floor

22 76 87 86 74 70 2 nd floor

23 81 81 85 85 82 Wall work

24 83 87 78 80 81

Column practice & ring balk

25 79 81 86 78 75 Door and window

26 82 85 89 87 90 Ceilling work

27 83 78 89 83 80 Sanitary work

28 76 75 81 77 80 Rabat work

29 69 61 89 65 67 Roofing work

30 83 85 82 89 90 Others work

31 84 84 89 89 91 Finishing work

32

H (electrical work)

76 89 88 89 87 Factory building

33 86 86 87 89 86 Others building

34 76 75 89 78 78 Outdoor lighting

35

J (Infrastructure)

75 75 88 79 79 Road work

36 83 73 98 77 80 Fence work

37 81 69 87 72 75 Reatining wall

38 86 80 86 83 80 Concrete pipe

39 67 75 87 78 80 Garbage work

40 72 70 96 72 72 Front face factory

41 76 72 89 76 79 Water system

42 69 72 85 72 75 Motor parking

43 86 80 83 78 83 Drainage system


(65)

3.7 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagaimana diberikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala pengukuran

Tenaga kerja Sumber daya manusia di proyek, yang digunakan dalam proses penyelesaian kegiatan proyek Perbandingan antara jumlah tenaga kerja aktual dengan rencana

Skala rasio

Material Bahan baku yang tersedia untuk konstruksi yang digunakan dalam proses penyelesaian kegiatan proyek Perbandingan antara material aktual dengan rencana Skala rasio

Peralatan Sumber daya yang harus disediakan bagi pelaksanaan proyek selain pekerja, metode, selain uang dan material

Perbandingan antara peralatan aktual dengan peralatan yang direncanakan

Skala rasio

Efektivitas Biaya Biaya yang dikeluarkan pada saat pelaksanaan proyek sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan Perbandingan antara biaya yang direncanakan dengan biaya yang dikeluarkan

Skala rasio

Efektivitas waktu Waktu pelaksanaan proyek sama dengan waktu yang dijadwalkan Perbandingan waktu pelaksanaan proyek dengan jadwal Skala rasio


(66)

3.8 Teknik Analisis

Pada penelitian ini dilakukan berbagai teknik analisis. Metoda Gantt Chart digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan proyek. CPM (Critical Path

Method) digunakan untuk menghitung waktu penyelesaian proyek, penyimpangan

waktu proyek, dan kegiatan kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen -komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat (Soeharto, 2001).

Penelitian ini juga menggunakan path analysis yang dikembangkan oleh

Sewal Wright di tahun 1934. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda , atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur.

Asumsi dasar model ini ialah beberapa variabel sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat satu dengan lainnya.Path analysisdapat diklasifikasikan

kedalam teknik analisis multivariat dependensi karena dalam path analysis terdapat

lebih dari satuvariabelbebas (independent exogenous) dan satu atau lebih variabel

tergantung (dependent endogenous).

Untuk mendapatkan nilai pengaruh langsung dan tidak langsung digunakan analisis regresi dengan variabel intervening (Sarwono,2012).Variabel intervening

merupakan variabel antara atau mediating, yang berfungsi memediasi hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS.

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel -variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai


(67)

variabel dependen dimana nilai R2berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).

Semakin besar nilai R2, maka akan semakin besar variasi variabel depende n yang dapat dijelaskan oleh variable independen.

Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masingmasing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel dengan menganggap variabel independen lainnya ko nstan. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung = dimana:

bi = koefisienvariabelke i

Se (bi) =simpangan baku dari variabel independen ke i

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = 0

Ha : bi≠ 0

Dimana bila bi adalah koefisien variabel ke I nilai parameter hipotesis dan biasanya dianggap = 0 (nol). Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t dengan membandingkan tstatistik dengan t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t -hitung < t-tabel dengan tingkat

kepercayaansebesar (α). Artinya varibel-variabel bebas tidak dapat

menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilaukan dengan tingkat kepercayaan


(68)

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t -hitung > t-tabel dengan tingkat

kepercayaansebesar (α). Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan

variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

Uji F-Statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara seluruh variabel independ en secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian digunakan hipotesa sebagai berikut:

1. Ho : b1 = b2 = …….= bk = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Ho : b1 ≠ b2 ≠ ……. ≠ bk = 0, artinya secara bersama-sama ada

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F -hitung dengan F-tabel jika F-hitung > F-F-tabel, maka Hoditolak artinya variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel independen. Dan jika F -hitung < F-tabel, maka Ho diterima artinya variabel independen secara bersama -sama tidak mempengaruhi variabel dependen.

Nilai F-statistik dapat diperoleh dengan rumus: F-hitung = /

/

Dimana:

R2= koefisien determinasi

K = jumlah variabel independen ditambah interceptdari suatu model estimasi.

n = jumlah sampel


(69)

Ho : b1 = b2 =……= bk = 0,

Ho diterima( F-hitung< F-tabel ) artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ ……≠ bk ≠ 0,

Ha diterima( F-hitung> F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabe l dependen. Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikol inieritas. Dalam model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Ada tidaknya masalah multikolinieritas di dalam model regressi, dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Pedoman suatu model

regresi yang bebas multikoliniertas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, angkatolerancemendekati 1 (Santoso: 2002).

Autokorelasi

Autokorelasi didefenisikan sebagai korelasi antar anggota serangkain observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. M odel regresi linear klasik mengasumsikan autokolerasi tidak terdapat di dalamnya distribusi atau pengganggu µi dilambangkan dengan:


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI

1 18 19

ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAPEFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM ANALISIS KEBERHASILAN PROYEK TERHADAP EFEKTIVITAS WAKTU, BIAYA, DAN MUTU DALAM PENERAPAN TEKNIK LEAN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI.

1 4 12

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR- FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 4 14

FAKTORKERJ FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KERJA DAN PEMBENGKAKAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 11

ANALISIS FAKTORWAKTU PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 12

FAKTOR-FAKTOR LAPANGAN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR-FAKTOR LAPANGAN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI.

0 3 14

Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penawaran Kontraktor Pada Suatu Proyek Konstruksi.

0 2 26

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Pan Pacific Nesia Subang Jawa Barat)

1 1 31

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Pan Pacific Nesia Subang Jawa Barat)

2 4 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAP EFEKTIVITAS BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIC NESIA SUBANG JAWA BARAT

0 0 16