BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Inkoprima Utamajaya dan dilakukan selama 5 bulan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitianini expost facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective
study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu
kejadian dan kemudian merunut kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
3.3 MetodePengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukandalampenelitianiniterdiridari: 1.
Metode kajian pustaka Pengumpulan data dilakukan dengan mencari re ferensi baik dari buku –
buku, literatur, makalah – makalah dalam internet, maupun artikel – artikel yang berkaitan dengan manajemen proyek.
2. Metode wawancara Dilakukan dengan mewawancarai diskusi ke pihak - pihak terkait pada
PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti pelaksanaan proyek PT. Pan Pacific Nesia Subang – Jawa Barat.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Data primer, yaitu diperoleh langsung dari hasil wawancara interview ke
pihak – pihak terkait pada PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti tentang hal-hal yang behubungan dengan proyek PT Pan Pacific Nesia.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan hasil pelaksanaan kegiatan proyek PT Pan Pacific Nesia. Sumber data diperolah dari PT
Inkoprima Utama Jaya seperti laporan Bill of Quantity BOQ proyek dari awal proyek hingga proyek berakhir yang sudah dikonversi kedalam
bentuk rupiah.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh induk kegiatan proyek yang telah diuraikan menjadi struktur uraian pekerjaan atau working breakdown
structure WBS yang terdiri dari 79 aktivitas. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 79 aktivitas proyek yang berasal dari 10 kegiatan induk
Lampiran 3. Kegiatan proyek in i terdiri dari 10 kegiatan induk yaitu mobilization, site preparation, factory building work, canteen building work, mess
building work, genset building work, guard house building work, electrical work, mechanical work dan infrastructure work.
Penelitian ini fokus pada kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini
terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruha n Soeharto, 2001. Maka penting untuk
mengetahui penyebab-penyebab keterlambatan yang terjadi pada lintasan kritis ini. Apabila kegiatan pada jalur kritis terlambat akan menimbulkan keterlambatan
Universitas Sumatera Utara
pada seluruh kegiatan proyek yang berdampak pada peningkatan total biaya proyek.
Apabila faktor-faktor penyebab keterlambatan pada lintasan kritis telah ditemukan, maka dapat dinyatakan bahwa faktor -faktor penyebab keterlambatan
pada lintasan kritis itu, juga merupakan faktor -faktor penyebab keterlambata n pada aktivitas proyek yang lain. Jalur kritis memerlukan perhatian maksimal dari
pengelola proyek, terutama pada periode perencanaan dan implementasi pekerjaankegiatan yang bersangkutan, dengan memberikan prioritas utama dalam
alokasi sumber daya.
3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian