b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan;
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesai tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas;
d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang proyek berlangsung.
2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek
Banyak penulis pada tahun 1960 menerima teori tiga batasan triple constraint yang terdiri dari waktu, biaya, dan spesifikasi sebagai standar
keberhasilan suatu proyek. Sampai sa at ini hal tersebut masih sangat penting, apabila penyelesaian proyek melebihi tanggal jatuh tempo, biaya proyek melebihi
anggaran, dan hasil tidak memuaskan, maka proyek dinyatakan gagal Milis, 2008
Salah satu karakteristik menarik dari TOC bahwa TOC mengutamakan peningkatan aktivitas, prioritas utama diberikan pada kendala yang terjadi saat
ini, dalam aktivitas yang memiliki kebutuhan mendesak Pai dan Giridharan, 2008. Keberhasilan dalam mengimplementasikan teori kendala akan memiliki
manfaat sebagai berikut Goldratt, 1990: a. Peningkatan laba
b. Perbaikan cepat c. Peningkatan kapasitas
d. Mengurangi lead time e. Mengurangi persediaan
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jacob da tunggal, atau beberapa
pelanggan internal atau e itu pengembangan prod
tersebut sulit untuk meng a. Proyek bersifat ti
b. Proyek dibatasi anggaran, jadwal
Tiga
Soeharto 2001 ditentukan batasan yaitu
serta mutu yang harus dip constraint. Sepeti dipe
penting bagi penyelengg proyek, dari segi teknis
mana ketiga sasaran terse ob dan McClelland 2001, organisasi yang mengelol
pa proyek baik itu proyek kecil maupun besa u eksternal, dan berasal dari jenis proyek yang ber
produk, konstruksi, desain, dan jasa, sebagian or ngelola proyek dikarena dua hal yaitu:
t tidak pasti si oleh 3 komitmen yang berbeda dan berlawa
al dan mutu.
Sumber: Soeharto, 2001 Gambar 2.2
iga Batasan biaya, waktu dan mutu
2001 menyatakan dalam proses mencapai tujuan proy itu besar biaya anggaran yang dialokasikan, da
dipenuhi. Ketiga batasan di atas disebut tiga kenda iperlihatkan oleh Gambar 2. 2 di atas merupakan
nggara proyek yang sering diasosiasikan sebaga knis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan denga
rsebut dapat dipenuhi, yai tu: elola proyek
esar dengan berbeda baik
n organisasi
wanan yaitu
proyek telah dan jadwal
ndala triple an parameter
agai sasaran ngan sejauh
Universitas Sumatera Utara
a. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran.
b. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan.
c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan.
Organisasi yang mengelola proyek di mana telah dinyatakan bahwa proyek memiliki multikegiatan maka, pekerjaan terberat adalah bagaimana
mengatasi keterbatasan sumberdaya tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan – pekerjaan yang benar – benar paling penting untuk didahulukan, dan menentukan
pekerjaan paling penting dalam proyek merupakan hal yang tidak mudah. Kesulitan dalam meyelesaikan proyek untuk tepat waktu, sesuai anggaran, dan
sesuai dengan kualitas yang diharapkan akan menyeb abkan tidak tercapainya proyek yang efektif Jacob dan McClelland,2001.
Ketidakpastian dalam durasi proyek dapat menyebabkan terganggunya jadwal berbagai aktivitas, khususnya dalam mengontrol waktu. Proyek konstruksi
cukup banyak memiliki ketidakpastian baik dalam hal waktu maupun material. Padahal justru hal yang paling penting dalam proyek konstruksi adalah
bagaimana memperpendek durasi proyek, mengoptimalkan pengaturan kegiatan proyek agar organisasi mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal di
bawah kendala, seperti anggaran kontrak, material, dan lain – lain Yang dan Tsai, 2008. Pada industri konstruksi tujuan dari pengawasan proyek adalah untuk
memastikan proyek selesai tepat waktu, berdasarkan anggaran dan tercapainya tujuan proyek Olawale dan Sun, 2010
Universitas Sumatera Utara
Project Management Institute PMI menyatakan dikarenakan kegiatan proyek multi kegiatan, dan tingkat ketidakpastian lebih besar maka diperlukan
manajemen proyek dalam mengelolanya. Manajemen proyek didefinisikan sebagai seni dalam mengarah kan dan mengkoordinasikan orang -orang dan sumber
daya berupa material melalui siklus hidup proyek menggunkan teknik manajemen proyek yang modern untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, biaya, waktu,
kualitas dan harapan dari pemilik. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa hampir semua
kegiatan proyek diukur melalui jadwal, biaya, dan kualitas. Selain menjadi parameter keberhasilan proyek, hal tersebut sekaligus juga menjadi kendala
constraint dalam proyek, karena waktu telah dibatasi melalui j adwal, biaya telah dibatasi melaui anggaran, dan kinerja dibatasi oleh mutu.
Oleh karena itu manajemen proyek menjadi penting untuk mengelola keterbatasan – keterbatasan tersebut agar efektivitas proyek baik itu efektivitas
waktu maupun efektivitas biaya dapat tercapai. Menurut Santoso 2009 manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan
knowledges, keterampilan skills, alat tools dan teknik techniques dalam aktivitas – aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan proyek.
Husen 2009 mengatakan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan
sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam ha l kinerja biaya, mutu
dan waktu, serta keselamatan kerja. Manajemen proyek berfungsi untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan Soeharto, 2001.
PMI Project Management Institute membuat fungsi manajemen proyek dengan PMBOK Project Management Body of Knowledge yang terdiri dari 7
fungsi, yaitu 4 fungsi dasar dan 3 fungsi integrasi sebagai berikut. a. Fungsi dasar
1. Pengelolaan lingkup proyek 2. Pengelolaan waktujadwal
3. Pengelolaan biaya 4. Pengelolaan kualitas atau mutu
b. Fungsi integrasi 5. Pengelolaan sumber daya manusia dan non manusia
6. Pengelolaan risiko 7. Pengelolaan komunikasi
Model manajemen proyek yang dikembangkan oleh Soeharto 2001 yang memasukkan teknik dan metode yang spesifik untuk menangani kegiatan proyek
yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik adalah seperti diuraikan berikut ini.
1. Merencanakan Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik
keduanya mengikuti hiera rki perencanaan sasaran-objektif-strategi operasional. Namun pada tahap operasional, manajemen proyek
perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan kegiatan maupun
Universitas Sumatera Utara
sumber daya bagi kegiatan -kegiatan tersebut, agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat
mungkin . metode dan teknik yang dimaksud adalah: a. Analisis jaringan kerja, seperti metode jalur kritis CPM dan
metode preseden diagram PDM. b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek project budget
2. Mengorganisir
Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus kegiatan horisontal maupun vertikal, dengan tujuan dicapainya
penggunaan sumber daya secara optimal. Penyusunan dilakukan dengan menggunakan susunan organisasi matriks dan diperkenalkan
pula Work breakdown structure WBS atau susunan rincian lingkup kerja yang mempertemukan pelaksana dengan paket yang hendak
dikerjakan. 3. Memimpin
Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek adalah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini
beroperasi dengan memakai struktur organisasi matrik. 4. Mengendalikan
Pada kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara perencaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dalam
kegiatan yang bersifat rutin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan metode pengukuran progres proyek berdasarkan bobot pekerjaan dan
dibandingkan dengan kurva “S” rencana.
Universitas Sumatera Utara
5. Menggunakan pendekatan sistem Kerzner menyatakan bahwa manajemen sistem adalah sejumlah u nsur,
baik manusia ataupun bukan manusia nonhuman diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga unsur -unsur tersebut bertindak
sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan. Adapun aspek – aspek dalam manajemen proyek menurut Husen 2009
adalah sebagai berikut : 1. Aspek keuangan
Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya dari modal sendiri danatau pinjaman dari bank atau investor
da;am jangka pendek atau jangka panjang. 2. Aspek anggaran biaya
Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan
memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan.
3. Aspek manajemen sumber daya manusia Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumberdaya manusia
selama proyek berlangsung yang berfluktuatif. 4. Aspek manajemen produksi
Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek, hasil akhir proyek negatif bila proses perencanaan dan pen gendaliannya tidak baik. Agar hal
ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia, meningkatkan efisiensi proses
Universitas Sumatera Utara
produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.
5. Aspek harga Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga,
yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan
produk lain. 6. Aspek pemasaran
Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta
analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan. 7. Aspek mutu
Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
8. Aspek waktu Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari
yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.
2.2.3 Efektivitas Waktu