Metode Inkuiri Kajian Teori

lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan contoh yang berfungsi sebagai pelengkap uraian topic yang sedang ia sajikan.

3. Metode Inkuiri

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif jika menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai. Metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relative menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien. Menurut Uzer Usman 1993:124 mendefinisskan metode inkuiri adalah “suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan”. Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa mengembangkan masalah. Sudyna 1986:21 mengemukakan bahwa “inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah”. Menurut Sri Anita W 2001:1-4 mendefinisikan “metode inkuiri merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan siswa untuk membantu memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memperoleh jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses inkuiri. Keterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar yang sebenarnya. Inkuiri secara kooperatif memperkaya cara berpikir siswa dan mendorong mereka hakekat timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai penjelasan. Menurut Sura Oemar Hamalik, 2001:219 “inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya”. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan disins adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang bersangkutan saja. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya. Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai obyek dan subyek dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajat dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam menyelesaikan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau intervensi terhadap siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakn pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan bukan komunukasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peran aksi. Studi dan penelitian terhadap pendekatan ini telah banyak dilakukan. Berbagai studi tersebut antara lain menyimpulkan bahwa pendekatan ekspositori dan inkuiri tidak berbeda efektif dalam mencapai hasil belajar yang bersifat informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai ketrampilan berfikir, pendekatan inkuiri lebih efektif daripada pendekatan ekspositori. Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari- hari dapat diaplikasikan secara motorik. Anonim 2007, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah: a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social emosional. b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri selfbelief pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut. a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir b. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri. d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas. e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas g. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya. Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur melalui sederetan pengalaman belajar. Keterangan-keterangan yang harus dipelajari peserta didik itu tidak disajikan dalam bentuk firal, peserta didik diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelum keterangan yang dipelajari itu dimengerti. Fungsi pengajaran disini untuk mengarahkan peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Metode ini berpusat pada peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar sebagai pembimbing dan sebagai sumber informasi data diperlukan siswa. a. Perencanaan penggunaan metode inkuiri Ada beberapa perencanaan untuk menggunakan metode inkuiri. Perencanaan itu menurut Amin Suyitno, dkk 2001:31 sebagai berikut : 1 Aktivitas siswa untuk belajar mandiri perlu dibangkitkan. 2 Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa. 3 Materi prasyarat harus dimiliki siswa. 4 Guru sebagai pembimbing. b. Langkah-langkah dalam proses inkuiri Menurut Syaiful Sagala 2003:97 langkah-langkah dalam proses inkuiri adalah : 1 Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan terhadap sesuatu. 2 Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik. 3 Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis. 4 Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis. 5 Menarik kesipulan jawaban atau generalisasi. 6 Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru. c. Strategi pelaksanaan metode inkuiri Menurut E. mulyasa 2006:235 strategi pelaksanaan metode inkuiri adalah sebagai berikut : 1 Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik bersama-sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada. 2 Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah. 3 Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik. 4 Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar dapat dipahami. 5 Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi terhadap data yang telah disajikan. 6 Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut. 7 Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut : 1 Siswa aktif dalam kegiatan belajar. 2 Membangkitkan motivasi belajar siswa. 3 Siswa memahami benar bahan pelajaran. 4 Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan pada diri sendiri menjadi penemu. 5 Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai konteks. 6 Melatih siswa belajar mandiri. Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut : 1 Menyita waktu banyak. 2 Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan mental. 3 Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan. 4 Tidak berlaku untuk semua topic. 5 Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar, karena sangat merepotkan guru. Dari beberapa pendapat dan uraian di atas menunjukkan bahwa inkuiri merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi lebih banyak mencari dan memberi informasi dalam proses pembelajaran.

4. Metode Ekspositori

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat

0 3 79

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KATEGUHAN I TAWANGSARI, SUKOHARJO 2011

0 1 16

PENDAHULUAN STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KATEGUHAN I TAWANGSARI, SUKOHARJO 2011.

0 0 6

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2007 / 2008.

0 1 8

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N GUMPANG 01 KARTASURA S

0 2 16

PENDAHULUAN STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N GUMPANG 01 KARTASURA SUKOHARJO 2010/2011.

0 1 13

PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH X SURAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH X SURAKARTA.

0 2 7

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM BIDANG STUDI Studi Perbandingan Penggunaan Metode Inkuiri Dengan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Dalam Bidang Studi IPA Pada Kelas IV SD N Bleberan Playen Gun

0 0 15

PENDAHULUAN Studi Perbandingan Penggunaan Metode Inkuiri Dengan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Dalam Bidang Studi IPA Pada Kelas IV SD N Bleberan Playen Gunung Kidul Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 11