PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008.

(1)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Pendidikan Akuntansi

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG

STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Sarjana S-1

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Sabar Narimo, M. Pd) (Drs. Djalal Fuadi, MM)


(3)

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 1 April 2008

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji :

1. Drs. Sabar Narimo, M. Pd ( )

2. Drs. Djalal Fuadi, MM ( )

3. Dr. Suyatmini ( )

Surakarta, 6 April 2008

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Drs. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547


(4)

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 6 April 2008

NUZULIA RATNA HIDAYATI A 210 040 050


(5)

(Solikhin Abu ‘Izzudin)

“Rasulullah Saw. Bersabda, setiap urusan yang tidak dimulai dengan Bissmilahirrohmanirrohim, maka terputuslah berkahnya”

(Dari Tafsir Ibnu Katsir)

“Kesuksesan besar itu milik mereka yang menyandarkan kepada Yang Maha Besar” (Solikhin Abu ‘Izzudin)


(6)

Wahai Ibu………..maafkan anakmu yang hanya bias mendoakanmu Wahai Ayah………maafkan segala salah khilafku

Wahai Adikku………maafkan kakakmu ini dan jadilah kelak seorang wanita yang sholehah

“Almamaterku”


(7)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Allhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah- Nya sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi sebagian dari syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku yang selalu memberi dukungan, doa restu, kasih saying

serta jerih payahnya selama ini yang tak pernah henti ditelan waktu.

2. Drs. H. Sofyan Anif, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing Akademik selama menempuh studi.

3. Drs. Jalal Fuadi, MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

4. Drs. Sabar Narimo, M.Pd. selaku Pembimbing I yang penuh kesabaran dan

keikhlasan membimbing, mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.


(8)

6. Dr. Suyatmini, selaku penguji yang memberikan masukan dan arahan.

7. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran serta pengalaman baru.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 6 April 2008

NUZULIA RATNA HIDAYATI


(9)

HALAMAN JUDUL ………... HALAMAN PERSETUJUAN……….. HALAMAN PENGESAHAN ………... HALAMAN PERNYATAAN ………... HALAMAN MOTTO ………... HALAMAN PERSEMBAHAN ………... KATA PENGANTAR…………...……….….. DAFTAR ISI………...……….. DAFTAR TABEL………. DAFTAR LAMPIRAN………. ABSTRAK ...……… BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...………...

B. Identifikasi Masalah ……...………...

C. Pembatasan Masalah…....…….………..

D. Perumusan Masalah…………..………..

E. Tujuan Penelitian ………..………...

F. Manfaat Penelitian………..

G. Sistematika Skripsi……….

i ii iii iv v vi vii ix xii xiii xiv

1 5 6 6 7 7 8


(10)

B. Kajian Teori………...

1. Prestasi Belajar………..………

2. Metode Mengajar………..

3. Metode Inkuiri………..

4. Metode Ekspositori………...

C. Kerangka Pemikiran ……… D. Hipotesis……….. BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pengertian dan Jenis Penelitian ……….. ………...

B. Tempat dan Waktu Penelitian………

C. Populasi, Sampel dan Sampling………

D. Teknik Pengumpulan Data ……..………...………..

E. Uji Coba Instrumen ………...

F. Uji Instrumen……….

G. Teknik Uji Prasyarat Analisis………

H. Metode Analisis Data……….

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data Hasil Uji Coba .……….

1. Uji Validitas……..……….………...

2. Uji Reliabilitas Soal…... ………..

10 15 18 26 28 30

31 34 35 36 38 40 42 45

46 46 47 47


(11)

1. Uji Normalitas………..

2. Uji Matching……….

3. Uji Homogenitas………...

E. Analisis Kuantitatif Pengujian Hipotesis………

F. Analisis Kualitatif………...

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ………

B. Implikasi……….

C. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

51 52 53 54 54 59 59 60 60


(12)

1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal…… ………... 2. Deskripsi Data Prestasi Belajar…..……… 3. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data………. 4. Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal………. 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variance………... 6. Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t)………...

46 50 51 52 52 53


(13)

1. Daftar Nama Siswa ...………. 64

2. Hasil Uji Coba... 66

3. Uji Validitas Soal ... ……… 68

4. Uji Reliabilitas Soal ..……….……...…. 70

5. Data Nilai Mid... ………. 72

6. Uji Normalitas Data Petes... 74

7. Uji Kesepadanan Kemampuan Awal ... 76

8. Uji Homogenitas Data Pretes ... 77

9. Skor Hasil Tes (Post Test) ... 78

10.Data Hasil Beljar ... 82

11.Uji Normalitas Data Post Test ... 83

12.Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Metode Ekspositori dan Inkuiri.... 85


(14)

Nuzulia Ratna Hidayati, NIM : A 210 040 050,

Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008, 63 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi, siswa yang mendapat pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri dengan siswa yang mendapatkan pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori. Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dimana menggunakan 2 kelas. Kelas pertama merupakan kelas kontrol, sedangkan kelas yang kedua sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena seluruh siswa kelas 2 dijadikan sebagai subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMU N 1 Cepogo sebanyak 80 siswa, 40 siswa sebagai kelas kontrol dan 40 siswa sebagai kelas eksperimen, jadi penelitian ini tidak menggunakan sampel maupun sampling. Sebelum dikenai perlakuan kedua kelas tersebut dimatching dengan uji beda mean yang berdasarkan nilai raport kelas XI semester 1. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes, dokumentasi, dan

observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji t (t-test) yang

sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogemitas. Hasil perhitungan analisa data diperoleh t-hitung sebesar 2,802 dan t-tabel 2,021 pada taraf α 0,05. Karena t-hitung > t-tabel dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa yang menggunakan metode inkuiri dengan metode ekspositori. Untuk mengetahui mana yang lebih baik dapat ditentukan dengan nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode inkuiri sebesar 72,400 dan menggunakan metode ekspositori sebesar 66,600, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hasil prestasi belajar siswa yang menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode ekspositori.

Kata kunci : metode inkuiri, metode ekspositori, prestasi belajar


(15)

Pendidikan di Indonesia saat ini masih pada tahap berkembang sehingga diperlukan peningkatan mutu pendidikan agar pendidikan di Indonesia dapat meningkat. Peningkatan mutu pendidikan adalah cara dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Ahli-ahli pendidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dalam praktek pembelajaran dan merupakan isi mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

Pendidikan adalah suatu proses yaitu usaha manusia dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan. Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal disekolah dimulai dari pendidikan formal yang paling dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT) dan tidak lepas dari kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Hal ini sependapat dengan Slamet (1987:1) yang menyatakan bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Kegiatan belajar di sekolah diarahkan agar siswa mampu menerima dan memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.

Menurut Suwarna (2006:105) mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan


(16)

terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi pelajaran kepada peserta didik, namun guru hendaknya selalu memberikan rangsangan dan dorongan agar pada diri siswa terjadi proses belajar. Oleh sebab itu, setiap guru perlu menguasai berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik sehingga mampu menciptakan iklim yang kondusif.

Dalam setiap kegiatan mengajar, pada dasarnya meliputi tiga kegiatan, yaitu kegiatan sebelum pembelajaran, kegiatan pelaksanaan pembelajaran, dan kegiatan sesudah pembelajaran. Agar kegiatan mengajar dapat berjalan efektif, maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai. Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar. Oleh karena itu guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.

Akuntansi merupakan salah satu diantara mata pelajaran yang di kelas IPS yang lebih ditekankan dibandingkan mata pelajaran lain. Tetapi banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari akuntansi.

Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah pembelajaran akuntansi berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru sebagai pusat belajar bagi siswa. Karena siswa memiliki kebutuhan belajar, teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar, guru harus menguasai metode


(17)

dan teknik pembelajaran, memahami materi atau bahan ajar yang cocok dengan kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan siswa. Guru dituntut untuk dapat memilih kegiatan mengajarnya sehingga siswa terhindar dari kebosanan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien. Guru berperan memotivasi, menunjukkan dan membimbing siswa supaya siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan siswa berperan untuk mempelajari kembali, memecahkan masalah guna meningkatkan taraf hidup dengan berfikir dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar siswa.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru harus membangun hubungan baik yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kesuksesan puncak siswa dalam berbicara dengan bahasa hati siswa. Membina hubungan baik bisa memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan kelas dan memperpanjang waktu fokus.

Salah satu hambatan dalam pembelajran akuntansi adalah bahwa siswa kurang tertarik pada akuntansi, karena banyak siswa mengalami kesulitan bila menghadapi soal-soal akuntansi sehingga dapat mengakibatkan prestasi belajar akuntansi rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran


(18)

lain. Oleh karena itu kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi pelajaran yang menyenangkan dan menarik di dalam kelas. Kenyataan, banyak guru yang menerapkan metode ekspositori. Sumber utama dalam metode ini adalah penjelasan guru, siswa hanya pasif mendengarkan materi, menerima dan menelaah begitu saja ilmu atau info dari guru.

Telah dikemukakan di atas bahwa akuntansi merupakan mata pelajaran yang kurang diminati siswa. Maka guru harus berusaha menumbuhkan minat atau ”rasa cinta” siswa pada akuntansi. Pikiran siswa sebaiknya diarahkan untuk dapat terjun dalam akuntansi dengan cara melibatkannya secara langsung dalam pembelajaran. Sebagai salah satu pemecahan dalam masalah ini dipilih pendekatan pembelajaran dengan metode inkuiri.

Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan. Disini guru berperan sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manajer, dan rewarder. Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.


(19)

Melalui metode tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selain itu dapat menambahkan rasa percaya diri siswa bahwa belajar akuntansi itu menyenangkan dan siswa akan menyukai akuntansi sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPOSITORI DAN METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI AKUNTANSI SMU N 1 CEPOGO BOYOLALI 2007-2008”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :

1. Peranan guru yang sangat dominan menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar.

2. Kurang tepatnya seorang guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu, memungkinkan akan mempengaruhi proses belajar mengajar.

3. Ada kemungkinan perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mendapat pengajaran akuntansi dengan metode ekspositori dengan siswa yang mendapatkan pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri.


(20)

4. Ada kemungkinan pengajaran akuntansi dengan metode inkuiri merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas belajar.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang dianalisa dapat terarah, maka permasalahan tersebut dibatasi sebagai berikut :

1. Sesuai dengan judul yang diajukan, penelitian ini hanya berkaitan dengan pengaruh metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi siswa pada bidang studi akuntansi kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali. 2. Pengamatan dan penelitian terbatas pada guru bidang studi akuntansi

kelas XI IPS SMU N 1 Cepogo Boyolali tahun ajaran 2007/2008.

D. Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian untuk menentukan ataupun menemukan suatu kebenaran, akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang di dalamnya mengandung masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh penulis. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

” Apakah ada pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar siswa?”


(21)

E. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan prestasi belajar bagi para siswa.

b. Sebagai bahan masukan bagi para guru tentang penerapan metode ekspositori dan metode inkuiri.


(22)

G. Sistematika Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi teori yang relevan tentang metode inkuiri, metode ekspositori, prestasi siswa, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, sampling, definisi operasional variable, metode pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang penggunaan metode inkuiri dan metode ekspositori, penyajian data, analisis data, dan pengujian hipotesis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

Hasil penelitian Anita Dwi Afriyani (2007) menyatakan ada perbedaan prestasi belajar siswa yang signifikan anatra penggunaan metode receptive dan metode inkuiri dalam proses pembelajaran baik melibatkan variabel penyerta atau tidak. Hasil uji coba rerata skor menunjukkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada metode

receptive.

Menurut hasil penelitian Harsasi (2000), siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode discovery inkuiri berinteraksi lebih positif dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah bervariasi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dalam pembelajaran wawasan ketokohan sejarah nasional Indonesia.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri dan ekspositori berpengaruh terhadap proses belajar akuntansi.


(24)

Karena untuk meraih prestasi yang maksimal dipengaruhi oleh metode pengajaran yang efektif.

B. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar akan membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap, kecakapan, dan lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama keadaannya bila dibandingkan dengan keadaan pada saat belum belajar. Individu akan lebih sanggup menghadapi kesulitan, memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Sardiman (2001:20) berpendapat bahwa ”belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”.

Witherington (dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2003:155) ”belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.


(25)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri antara lain :

a. Kelemahan mental, kecerdasan, intelegensi/kecakapan dan bakat khusus.

b. Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, cacat/karena sakit. c. Gangguan yang bersifat emosional

d. Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar antara lain :

a. Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif

b. Kurikulum yang kurang fleksibel / terlalu kaku c. Beban studi yang terlalu berat

d. Metode mengajar yang monoton/membosankan

e. Situasi rumah yang tidak memotivasi anak untuk melakukan belajar.

Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan yang ada dalam diri individu sehingga mengarah pada penguasaan keterampilan, kecakapan, kemahiran, pengetahuan baru dan


(26)

sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang adaptif dan progresif.

b. Prestasi Belajar Akuntansi

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatic yang kemudian dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha.

Prestasi belajar siswa dinyatakan dengan nilai dalam raport, menurut Sumadi Suryadibrata (1993:26), nilai raport merupakan rumusan terakhir dari guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa dalam masa tertentu yaitu 4 ataupun 6 bulan.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Dalam kamus besar bahasa Indonesia prestasi belajar didefinisikan sebagai hasil penelitian yang diperoleh dari kegiatan prasekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi belajar siswa secara nyata dapat dilihat dalam bentuk kuantitas yaitu angka. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai akuntansi pada waktu ujian akhir semester. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata ( 2003 : 102 )”prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.


(27)

Poerwodarminto (1991:96) :

”Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah siswa mendapat pengajaran dalam waktu tertentu”. Hasil pengajaran dapat dikatakan berhasil apabila pengajaran itu mencapai tujuan yang ingin diraih yaitu tujuan belajar.

Menurut Zaenal Arifin (1998:30), prestasi belajar mempunyai fungsi :

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2. Prestasi sebagai penguasaan hasrat ingin tahu.

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator eksternal dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik dalam masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa proses belajar mengajar akuntansi adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar akuntansi yang dapat dilihat dari nilai yang tertera dalam raport yang menunjukkan kecakapan siswa dalam menguasai pelajaran akuntansi.

Keberhasilan belajar yang berwujud prestasi dapat dilihat dari segi proses belajar mengajar, proses ini tidak hanya terjadi akibat


(28)

interaksi antara guru dengan siswa saja tetapi meliputi semua proses yang disengaja untuk mengubah tingkah laku siswa dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Belajar merupakan suatu proses di mana siswa berada di dalamnya. Keberhasilan siswa dalam belajar disamping dipengaruhi oleh dirinya sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal) individu. Pengenalan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (2004:138) bahwa factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi :

1) Faktor internal

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk factor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas :

1. Faktor intelektif yang meliputi :

a. Faktor potensial yaitu kecepatan dan bakat.

b. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.


(29)

2. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis 2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan sosial yang terdiri dari : 1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sosial 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

3) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

2. Metode Mengajar

a. Pengertian Metode

Menurut Muhibbin Syah (2004:201)

“Metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen, dan sebagainya”.


(30)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah kegiatan atau cara untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep yang tersusun secara sistematis dalam mencapai tujuan tertentu.

b. Pengertian Mengajar

Arifin dalam Adrian, (2004:7) mendefinisikan bahwa mengajar adalah "suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu".

Nasution dalam Adrian, (2004:7) berpendapat bahwa mengajar adalah "suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".

Tardif dalam Adrian, (2004:7) :

“Mengajar adalah “any action performed by an individual (the teacher)

with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan

seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar”.

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mengorganisasi, mengatur dan menyampaikan bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai


(31)

dan mengembangkan bahan-bahan pelajaran sehingga terjadi proses belajar dengan tujuan membantu atau memudahkan melakukan kegiatan belajar.

c. Metode Mengajar

Menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2004:201) “metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara dalam melakukan suatu kegiatan yang berisi prosedur baku untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar memudahkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Namun, berbeda dari strategi mengajar (teaching strategy), metode mengajar tidak langsung berhubungan dengan hasil belajar yang dikehendaki. Artinya, dibandingkan dengan strategi, metode pada umumnya kurang berorientasi pada tujuan (less goal-oriented) karena metode dianggap konsep yang lebih luas daripada strategi. Gagasan ini tidak berarti mengurangi signifikansi metode mengajar, lantaran strategi mengajar itu ada dan berlaku dalam kerangka metode mengajar. Dalam menggunakan metode ceramah misalnya, strategi guru untuk mendapatkan perhatian para siswa mungkin berupa penyampaian kisah


(32)

lucu atau kisah sedih yang sekaligus merupakan contoh yang berfungsi sebagai pelengkap uraian topic yang sedang ia sajikan.

3. Metode Inkuiri

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif jika menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan atau dengan kata lain tujuan tercapai.

Metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relative menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien.

Menurut Uzer Usman (1993:124) mendefinisskan metode inkuiri adalah “suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan”.

Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa mengembangkan masalah. Sudyna (1986:21) mengemukakan bahwa “inkuiri adalah metode mengajar yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah”.

Menurut Sri Anita W (2001:1-4) mendefinisikan “metode inkuiri merupakan metode discovery artinya suatu proses mental yang lebih tingkatannya”. Upaya mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan yang dibutuhkan siswa untuk membantu memecahkan masalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memperoleh


(33)

jawaban atas dasar rasa ingin tahu merupakan bagian proses inkuiri. Keterlibatan aktif secara mental dalam kegiatan belajar yang sebenarnya. Inkuiri secara kooperatif memperkaya cara berpikir siswa dan mendorong mereka hakekat timbulnya pengetahuan tentative dan berusaha menghargai penjelasan.

Menurut Sura (Oemar Hamalik, 2001:219) “inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya”. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan disins adalah penemuan pura-pura atau penemuan siswa yang bersangkutan saja.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya.

Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai obyek dan subyek dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang


(34)

siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajat dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru.

Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam menyelesaikan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inkuiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri.

Tugas berikutnya dari guru menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau intervensi terhadap siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini dilakukan.

Kegiatan ini dilaksanakn pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan bukan komunukasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi, tetapi


(35)

komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai peran aksi. Studi dan penelitian terhadap pendekatan ini telah banyak dilakukan. Berbagai studi tersebut antara lain menyimpulkan bahwa pendekatan ekspositori dan inkuiri tidak berbeda efektif dalam mencapai hasil belajar yang bersifat informasi, fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai ketrampilan berfikir, pendekatan inkuiri lebih efektif daripada pendekatan ekspositori.

Pendekatan inkuiri dalam pembelajaran dapat lebih membiasakan kepada anak untuk membuktikan sesuatu mengenai materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini perkembangan kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik.

Anonim (2007), strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah:

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social emosional.

b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran


(36)

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut.

a. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir

b. Fasilisator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa

c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

d. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di dalam kelas.

e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan

f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas g. Rewarder, yang memberi penhargaan pada prestasi yang dicapai dalam

rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa

Supaya guru dapat melakukan perananya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.

Peserta didik menemukan sendiri pola-pola dan struktur melalui sederetan pengalaman belajar. Keterangan-keterangan yang harus dipelajari peserta didik itu tidak disajikan dalam bentuk firal, peserta didik


(37)

diwajibkan melakukan aktivitas mental sebelum keterangan yang dipelajari itu dimengerti. Fungsi pengajaran disini untuk mengarahkan peserta didik mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Metode ini berpusat pada peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar sebagai pembimbing dan sebagai sumber informasi data diperlukan siswa. a. Perencanaan penggunaan metode inkuiri

Ada beberapa perencanaan untuk menggunakan metode inkuiri. Perencanaan itu menurut Amin Suyitno, dkk (2001:31) sebagai berikut : 1) Aktivitas siswa untuk belajar mandiri perlu dibangkitkan.

2) Hasil akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa. 3) Materi prasyarat harus dimiliki siswa.

4) Guru sebagai pembimbing.

b. Langkah-langkah dalam proses inkuiri

Menurut Syaiful Sagala (2003:97) langkah-langkah dalam proses inkuiri adalah :

1) Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan terhadap sesuatu.

2) Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik. 3) Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis.

4) Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis.


(38)

6) Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru. c. Strategi pelaksanaan metode inkuiri

Menurut E. mulyasa (2006:235) strategi pelaksanaan metode inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru harus memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut. Kemudian guru dan peserta didik bersama-sama membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada.

2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.

3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.

4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar dapat dipahami.

5) Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi terhadap data yang telah disajikan.

6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut.

7) Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.


(39)

d. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri Kelebihan metode inkuiri sebagai berikut : 1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar. 2) Membangkitkan motivasi belajar siswa. 3) Siswa memahami benar bahan pelajaran.

4) Menimbulkan rasa puas bagi siswa dan menambah kepercayaan pada diri sendiri menjadi penemu.

5) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya dalam berbagai konteks.

6) Melatih siswa belajar mandiri.

Kelemahan metode inkuiri sebagai berikut : 1) Menyita waktu banyak.

2) Cara belajar ini diperlukan adanya kesiapan mental. 3) Tidak semua siswa dapat melakukan penemuan. 4) Tidak berlaku untuk semua topic.

5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar, karena sangat merepotkan guru.

Dari beberapa pendapat dan uraian di atas menunjukkan bahwa inkuiri merupakan bentuk belajar yang fundamental, karena siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi lebih banyak mencari dan memberi informasi dalam proses pembelajaran.


(40)

4. Metode Ekspositori

Metode pembelajaran ekspositori merupakan metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan lebih dahulu, definisi, prinsip dan konsep materi pembelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, penugasan dan tanya jawab sedangkan siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Metode ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.

Soemantri (2001:45) membedakan metode ekspositori dan metode ceramah, mengingat dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat atau bagian-bagian yang diperlukan, seperti awal pelajaran. Menjelaskan konsep dan prinsip baru pada saat memberikan contoh kasus di lapangan.

Menurut Herman Hudoyo (1979:133) “menyatakan bahwa ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan info dengan lisan atau tulisan”. Selanjutnya Dimyati dan Mujiono (1999:172) “menyatakan bahwa metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa”.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan gagasan atau ide dengan memberikan keterangan lebih dahulu, definisi, prinsip dan


(41)

konsep materi pembelajaran dengan tujuan untuk memindahkan pengetahuan, keterangan dan nilai kepada siswa.

Menurut Wahyudin (2004), dalam pembelajaran dengan strategi ekspositori guru cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran dengan aktif, sementara siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Strategi pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru ("teacher centered"), guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam strategi ekspositori digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran) bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.

Metode ekspositori memberikan kesempatan secara luas kepada guru untuk merancang program pembelajaran dan siswa tinggal menerima rancangan guru. Jika dilihat peranan guru dan siswa tersebut metode ekspositori sangat efektif untuk siswa yang mamiliki tingkat kecerdasan rendah.

Tujuan utama metode ekspositori adalah jelas, memindahkan pengetahuan, ketrampilan nilai-nilai kepada siswa. Apabila dianggap penting untuk menjelaskan informasi khusus yang berhubungan dengan akuntansi semua itu dapat dikerjakan dengan efektif dan efisien melelui metode ekspositori. Metode ekspositori itu sendiri memperhatikan nilai-nilai pengalaman belajar siswa. Tujuan utamanya adalah murni dan


(42)

sederhana yaitu menjelaskan kepada siswa sesuatu yang telah dipersyaratkan di dalam kurikulum.

Peranan guru dalam metode ekspositori merupakan pembimbing program pelajaran karena merupakan programmer. Guru harus melihat program pelajaran yang telah ditetapkan untuk dijelaskan dan siswa harus dapat menguasainya. Guru merupakan sumber data yang penting dan merupakan komponen pemindah antara sumber pengajaran dengan siswa. Peranan guru ialah membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang benar, yang merupakan bagian dari kurikulum yang dipersyaratkan.

Siswa diharapkan dapat memenuhi persyaratan oleh guru. Peranan siswa dalam metode eksposiitori sering digambarkan secara kurang tepat, siswqa dianggap pasif. Sebenarnya peranan siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran ekspositori seperti membaca materi, mengerjakan tugas, mencari jawaban yang benar, mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru. Namun mereka diarahkan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh guru.

C. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran yang menerapkan metode inkuiri memberikan manfaat pada siswa yang sangat besar dalam pembelajaran. Metode inkuiri berusaha merangsang siswa untuk bersifat aktif dan kreatif, memberikan suasana yang kondusif dan terbuka memungkinkan siswa untuk belajar aktif baik secara individual mauapun kelompok berani memecahkan masalah yang dihadapi


(43)

dengan pemikirannya sendiri, menjadikan komponen banyak arah dalam proses pembelajaran, kondisi demikian akan menggairahkan semangat belajar siswa yang akhirnya meningkatkan belajar siswa.

Dalam pembelajaran menggunakan metode ekspositori pada kenyataannya kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh guru, peserta didik kurang aktif dalam pencarian konsep, prinsip atau pengertian materi yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran siswa menerima bahan pembelajran yang telah disusun oleh guru, media dan sumber belajar yang telah ditentukan oleh guru. Pengamatan pmateri pembelajaran akuntansi yang ditentukan dari guru sehingga informasi yang diperoleh kurang kuat tersimpan dalam ingatan, siswa lebih mengandalkan pada ingatan, sehingga kemampuan mentalnya untuk berproses secara analitis sangat minim.

Bertolak dari kerangka pemikiran diatas diduga bahwa ada pengaruh proses belajar akuntansi dengan menggunakan metode ekspositori dan metode inkuiri.

Dibandingkan Metode Ekspositori

(X1)

Prestasi (Y1)

Prestasi (Y2)

Metode Inkuiri (X2)


(44)

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2003:52), “Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Oleh karena itu rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan. Pada penelitian ini dikemukakan hoipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh perbedaan penggunaan metode ekspositori dan penggunaan metode inkuiri dalam proses pembelajaran akuntansi terhadap prestasi belajar siswa”.


(45)

A.Pengertian dan Jenis Metode Peneltian

1. Pengertian metode penelitian

Pembahasan metode penelitian ini lebih cenderung dapat dilakukan sebagai pertanggungjawaban mengenai metode-metode yang dipergunakan selama penelitian berlangsung dari awal sampai akhir. Tentu saja ketetapan dan kejelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian merupakan salah satu bagian yang ikut menentukan tingkat kesohihan atau kebenaran hasil penelitian. Oleh karena itu, penjelasan mengenai metode penelitian sebagai pertanggungjawaban metode yang dipergunakan sangat diperlukan. Cara mencari kebenaran yang dianggap atau dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian.

Menurut Winarno (1990:220) :

“Metode penelitian adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara atau jalan untuk memecahkan atau menyelidiki suatu masalah yang dihadapi seseorang secara tepat dan benar sehingga mencapai hasil yang baik dan menimbulkan perasaan yang puas, aman, dan bangga bagi seseorang yang melakukan penelitian”.

Menurut Hadari Nawawi (1992:4) “metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.”

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa metode adalah cara atau tekhnik yangn digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.


(46)

Suharsimi Arikunto (2002:136) “metode penelitian adalah cara yang dapat digunakan oleh seorang peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode penelitian adalah suatu ilmu yang membicarakan cara-cara penyelidikan ilmiah yang mempunyai tujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenara suatu pengetahuan dengan menggunakan metode dan tehnik-tehnik serta alat-alat tertentu. Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, serta menguji kebenaran dari suatu pengetahuan , apabila suatu usaha tersebut dilakukan dengan menggunakan car-cara atau metode ilmiah untuk penelitian disebut metode penelitian.

2. Jenis metode penelitian

Menurut M. Nazir (1999:47) dalam melakukan penelitian dapat digunakan salah satu dari metode-metode yang ada. Sedangkan menurut Winarno Surachman (1990:13) metode penelitian dibagi menjadi 3 macam yaitu metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen.

a. Metode historis

Metode penelitian yang meliputi pengumpulan data dan peristiwa atau gagasan yang timbul di masa lampau dalam usaha memahami situasi atau keadaan sekarang serta memprediksikan perkembangan yang akan terjadi di masa mendatang.


(47)

b. Metode deskriptif

Metode ini bertujuan untuk menentukan, menganalisis dan mengklasifikasi dengan survey, angket, studi kasus atau dengan observasi sehingga bemanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat diterapkan pada berbagai macam masalah.

c. Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penelitian dengan membuat kondisi buatan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek yang akan diteliti, setidaknya satu variable independent dengan maksud mengetahui pengaruhnya terhadap variabek dependen, dengan cara membandingkan dua kelompok yang diteliti.

Berdasarkan metode penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode eksperimen, karena penelitian ini dilaksanakan dengan melakukuan eksperimen sesuai dengan metode pembelajaran ekspositori dan metode inkuiri yang mana sampelnya terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam keadaan seimbang.

Menurut Sugiyono (2003:14) terdapat beberapa jenis penelitian antara lain :a) penelitian kuantitatif dan b) penelitian kualitatif.

a. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan maksut memperoleh data


(48)

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).

b. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk kata,

kalimat, skema dan gambar.

Berdasarkan teori tersebut diatas maka dapat diambil pengertian bahwa penelitian kuantitatif dan kualitatif dilakukan untun mendapatkan data yang sesuai dengan metode yang rasional.

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggabungkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana data kualitatif berupa hasil pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti tentang aktifitas guru dan siswa selama eksperimen berlangsung, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari perhitungan data secara statistik mengenai pengaruh penggunaan metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU N I Cepogo Boyolali. Sekolah ini terletak di desa Paras, Mliwis, Cepogo, Boyolali.


(49)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2007-2008 yang akan dilakukan pada bulan Januari samapai selesai.

C.Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2003:90) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMU N I Cepogo Boyolali yang berjumlah 80 siswa.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto (2006:131) mengemukakan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel”.

Menurut Gey, sebagaimana dikutip oleh Sumanto (1990:28), menyatakan bahwa jumlah sampel terkecil dapat diterima tergantung jenis risetnya yaitu :


(50)

a. Riset deskriptif : 10% dari populasi atau subyek

b. Riset korelasi : 30% dari populasi atau subyek

c. Riset kausal komparatif : 30% dari populasi atau subyek

d. Riset eksperimen : 50% dari populasi atau subyek

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 80 orang siswa dari 80 orang siswa yang dibagi menjadi dua kelompok masimg-masing terdiri 40 siswa sebagai sample untuk kelompok ekspositori dan 40 siswa sebagai sampel inkuiri.

3. Sampling

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:124) menyatakan bahwa “Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi”. Pada penelitian ini tidak ada sampling karena semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan pada suatu penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan sehubungan dengan


(51)

penelitian tersebut, sehingga memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.

1. Observasi

Margono (1997:158) “Observasi dartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka observasi atau pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti tentang aktivitas guru dan siswa selama eksperimen berlangsung.

2. Tes

Suharsimi Arikunto (2001:53), “menyatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara-cara atau aturan-aturan yang telah ditentukan”.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi pada pokok bahasan akuntansi dagang. Hasil tes akhir yang peneliti gunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah soal pilihan ganda (check point).

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:135), “metode dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu


(52)

dengan melihat buku-buku atau arsip-arsip atau catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diselidiki”.

Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai daftar nama siswa. Alasan penggunaan metode dokumentasi yaitu :

a. Dokumentasi sekolah merupakan hal yang resmi dan formal

b. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya

c. Dokumentasi mempunyai sifat obyektif

d. Dokumentasi mempunyai sifat keabadian.

E. Uji Coba Instrumen

1. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) variable penelitian merupakan obyek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variable dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah suatu variabel yang akan diteliti pengaruhnya. Variabel bebas dalam hal ini terdapat dua yaitu :


(53)

2) Model pembelajaran ekspositori untuk kelompok kontrol.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dapat menimbulkan hubungan fungsional dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar akuntansi khususnya pada pokok bahasan akuntansi dagang.

2. Kisi-kisi soal tes

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes sebagai instrumen untuk memperoleh data. Sedangkan soal tes yang dibuat sebanyak 15 soal. Adapun langkah-langkah penyusunan soal tes adalah sebagai berikut :

a) Melihat GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) akuntansi SMU

N 1 Cepogo tahun ajaran 2007-2008.

b) Penulis melakukan konsultasi dengan guru bidang studi akuntansi di

SMU N 1 Cepogo.

c) Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing skripsi.

d) Penulis melakukan penyusunan soal sebanyak 15 soal.

Soal-soal ini disesuaikan dengan sub-sub pokok bahasan mata pelajaran akuntansi. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(54)

MATERI JUMLAH

1 Ciri – ciri perusahaan dagang 5

2 Akun-akun khusus yang ada pada perusahaan dagang 5

3 Metode pencatatan dalam perusahaan dagang 5

4 Syarat penyerahan dan pembayaran dalam pembelian

barang dagangan 5

5 Pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum 5

F. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau yang sahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti sacara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Suharsimi Arikunto, (2002:241) Validitas di atas diuji dengan

rumus korelasi product moment, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi


(55)

Adapun rumusnya adalah :

( )( )

( )

}

{

2 2

{

2

( )

2

}

− − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan: xy

r : Koefisien korelasi variabel X dan Y

X : Jumlah skor dalam distribusi x

Y : Jumlah skor dalam distribusi y

2

X : Jumlah kuadrat masing-masing skor x

2

Y : Jumlah kuadrat masing-masing skor y

N : jumlah subyek keseluruhan item, dinyatakan valid

apabila rhitung > critical volume.

Korelasi Product Moment yang dilakukan dengan bantuan program SPSS V. 10. Apabila koefisien Korelasi Product Moment hasil cetakan komputer dari butir pertanyaan, dan pertanyaan yang diuji lebih besar dari tabel koefisien Product Moment (rhitung > ttabel) maka berarti koefisien

korelasi tersebut signifikan dan butir pertanyaan yang digunakan valid. Bagi butir pertanyaan yang tidak valid akan digugurkan dari daftar pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Husein Umar (2002:178) “reliabilitas adalah istilah untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih”. Pengukuran reliabilitas bertujuan


(56)

untuk mengetahui ketetapan instrumen atau data yang diteliti, pengukuran reliabilitas tersebut dengan menggunakan rumus :

r ll =

⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝

⎛ Σ ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛

− 2

2

1 b

b k

k

σσ Dimana :

rll = realibilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2

b σ

= variabel tertentu Σσb2 = jumlah varians butir

Jika ro > rt dikatakan reliabel sebaliknya jika ro < rt dikatakan tidak

reliabel.

G.Tehnik Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian data apakah data tersebut normal atau tidak. Penelitian ini untuk uji normalitas menggunakan litosfer dengan langkah-langkah:

a. Hipotesis


(57)

Hi : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Statistik Uji

L = maximum IF ( Z1 ) – S( Z1 ) dimana :

F (Z1) = P( Z < Z1 ) dengan Z – N(0,1)

F (Z1) = proporsi banyaknya Z < Z1 terhadap banyaknya Z1

S( Z1 ) = skor standar, Z1=

S X X

_ 1 −

S = deviasi standar

c. Tarif signifikan α = 0,05

d. Keputusan uji

Jika L < L tabel maka sebuah data bias dikatakan normal sebaliknya jika L > L tabel maka hasilnya dikatakan tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas adalah pengujian data apakah data tersebut honogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas dengan uji

Barlet, yaitu :

a. Hipotesis


(58)

Hi : data berasal dari populasi tidak homogen

b. Statistik uji

(

)

= 2 2 log log 203 , 2 j j S f RKG f c X Keterangan :

K : banyaknya sampel

f : derajad bebas untuk RKG = N – K

fj : derajad kebebasan untuk S2j = nj – 1

j : 1, 2, 3, ……….; k

N : banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − − + =

j f k c j 1 1 ) 1 ( 3 1 1

RKG = j

( )

j js

j j S n SS f SS 2 1 ; = −

c. Keputusan uji

Jika X < X22 ; k – 1 maka dapat dikatakan hasilnya homogen sebaliknya


(59)

H.Metode Analisis Data

Menurut Budiyono (2000:149) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori dan model pembelajran inkuiri menggunakan uji – t, yaitu sebagai berikut :

(

1 2

)

2 2 1 / 1 /

1 n n

sp X X t + −

= dengan

(

)

(

)

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 − ++ − − = n n S n S n Sp Dimana : 1

X = rata-rata dari sampel 1

2

X = rata-rata dari sampel 2

n1 = ukuran besar sampel 1

n2 = ukuran besar sampel 2

S1 = simpang baku dari sampel 1

S2 = simpang baku dari sampel 2

Jika t hitung > tα (n1 + n2 – 2) maka Ho ditolak


(60)

A. Penyajian Data Hasil Uji Coba (Try Out) Soal Tes

Sebelum soal tes diberikan kepada sampel penelitian, maka terlebih dulu dilaksanakan try-out (uji coba). Uji coba diberikan kepada 40 orang siswa. Uji coba soal tes ini dilakukan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) soal tes untuk menjadi alat pengumpul data.

1. Uji Validitas

Item soal dinyatakan valid jika harga rxy lebih besar dari rtabel pada

taraf signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 0,312. Adapun rangkuman hasil uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini (Lampiran 3):

Tabel 4.1

Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal

No. item rxy rtabel (0,05;40) Keterangan

1 0,373 0,312 Valid 2 0,340 0,312 Valid 3 0,436 0,312 Valid 4 0,579 0,312 Valid 5 0,336 0,312 Valid 6 0,359 0,312 Valid 7 0,447 0,312 Valid 8 0,533 0,312 Valid 9 0,613 0,312 Valid 10 0,430 0,312 Valid 11 0,410 0,312 Valid 12 0,508 0,312 Valid 13 0,380 0,312 Valid 14 0,462 0,312 Valid 15 0,461 0,312 Valid 16 0,529 0,312 Valid 17 0,480 0,312 Valid 18 0,452 0,312 Valid 19 0,457 0,312 Valid 20 0,419 0,312 Valid 21 0,359 0,312 Valid 22 0,481 0,312 Valid 23 0,424 0,312 Valid 24 0,413 0,312 Valid 25 0,432 0,312 Valid


(61)

Hasil perhitungan uji validitas terhadap soal tes menunjukkan bahwa dari 25 item soal semuanya valid, karena harga rxy seluruh item tersebut

lebih besar dari rtabel (N;α) : (40;0,05) sebesar = 0,312 (Lampiran 3).

2. Uji Reliabilitas Soal

Hasil uji reliabilitas menurut pendapat Suharsimi Arikunto (1993:167), dapat dikonsultasikan dengan ketetapan reliabilitas sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1, 000 = sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 = tinggi

Antara 0,400 – 0,600 = cukup Antara 0,200 – 0,400 = rendah Antara 0,001 – 0,200 = sangat rendah

Hasil uji reliabilitas terhadap soal tes memperoleh koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,8311, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan

reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes ini sangat reliabel (andal) dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data. (Lampiran 4).

B. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2007/2008 dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi siswa untuk menemukan siswa yang aktif dan pasif dalam belajar melalui serangkaian kegiatan pengumpulan data. Tindakan


(62)

yang dilakukan untuk mengidentifikasi siswa antara lain: wawancara dengan guru bidang studi sebelum pelaksanaan tindakan kemudian melakukan observasi langsung pada siswa

2. Merencanakan solusi masalah, solusi yang peneliti tawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri.

3. Pelaksanaan tindakan, pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ekspositori di kelas XI A dan metode inkuiri di kelas XI B dalam rangka variasi metode pembelajaran.

Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Pada tahap ini dalam melaksanakan pembelajaran di kelas lebih mengarah pada subtansi yang menjadi permasalahan pokok untuk dapat meningkatkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa yaitu penerapan metode ekspositori dan inkuiri. Pada setiap akhir tindakan dilaksanakan tes untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa.

4. Observasi dan monitoring. Pada tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan tindakan dari


(63)

waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis dan lain-lain) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa dan lain-lain. Berdasarkan data yang terkumpul tersebut kemudian dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan. 5. Refleksi. Pada tahap ini dimaksudkan untuk menguasai secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi ini mencakup analisis, sintesis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

6. Pelaksanaan evaluasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kenaikan hasil belajar yang dilaksanakan sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Kegiatan mi sebagai proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan. Diantara dialog, perencanaan, pengambilan keputusan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan, refleksi, dan evaluasi merupakan proses yang terkait secara logis, sistematis, dan berkesinambungan. Evaluasi khususnya diarahkan pada penemuan bukti-bukti adanya peningkatan ranah kognitif dari siswa.


(64)

C. Penyajian Data Hasil Belajar

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik dokumentasi terhadap nilai pretes (nilai semester I) dan pelaksanaan evaluasi pada akhir pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri (post test). Setelah dilakukan perhitungan dengan statistik deskriptif, maka diperoleh karakteristik data sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Deskripsi Data Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008

Kelompok Nilai Rata-rata

Perlakuan Pre-test Post-test Selisih Metode Ekspositori 64,500 66,600 2,100 Metode Inkuiri 65,125 72,400 7,275

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebelum pelaksanaan eksperimen pembelajaran (pre-tes), nilai rata-rata pre-tes siswa pada kelompok pembelajaran metode ekspositori adalah sebesar 64,500 (lihat Lampiran 6) dan kelompok pembelajaran metode inkuiri 65,125. Kemudian setelah dilaksanakan pembelajaran terjadi peningkatan prestasi belajar, dimana pada pembelajaran dengan metode ekspositori siswa memperoleh nilai rata-rata 66,600 (lihat Lampiran 11), sedangkan rata-rata prestasi belajar dengan metode inkuiri sebesar 72,400. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada pembelajaran dengan metode ekspositori, prestasi belajar siswa hanya meningkat sebesar 2,100 poin, sedangkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran dengan metode inkuiri meningkat sebesar 7,275. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan metode inkuiri lebih meningkat dan lebih tinggi dibandingkan dengan metode ekspositori.


(65)

D. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Lilliefors. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan Lo maks dengan L kritis yang diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors pada taraf signifikansi (α) = 0,05. Jika Lo maks < L tabel derajat bebas (db) = 40, maka hipotesis nol ditolak.

Tabel 4.3

Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Variabel Lo Maks L tabel

(0,05;40) Keputusan Pre-tes Kelompok Metode

Ekspositori 0,136 0,140 Normal Pre-tes Kelompok Metode

Inkuiri 0,118 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode

Ekspositori 0,117 0,140 Normal Prestasi Belajar Metode Inkuiri 0,112 0,140 Normal

Hasil perhitungan uji normalitas memperoleh harga maksimal (Lo maks) yang lebih kecil dari Ltabel Liliefors pada taraf signifikansi 5% yaitu

sebesar 0,140, sehingga dapat dinyatakan bahwa keempat data tersebut memiliki distribusi atau sebaran yang normal. Hasil yang lebih lengkap dapat dilihat pada perhitungan uji normalitas pada lampiran 6 dan 11.

2. Uji Keseimbangan Kemampuan Awal (Matching)

Uji kesepadanan atau uji keseimbangan kemampuan awal dilaksanakan dengan uji t. Uji ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata hasil pre-tes antara kelompok pembelajaran dengan


(66)

metode ekspositori dan metode inkuiri (Lampiran 7). Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4

Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Kemampuan Awal

Antar Kelompok thitung ttabel 5% Keterangan

Hasil pre-tes kelompok siswa pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri

0,615 2,021 Tidak berbeda

Hasil uji t kesepadanan kemampuan awal (Lampiran 7) memperoleh nilai thtung = 0,615, sedangkan ttabel pada taraf signifikansi 5% (db=39) adalah

2,021. Dikarenakan thitung < ttabel (0,615 < 2,021), maka dapat dinyatakan

bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama sebelum eksperimen pembelajaran dilaksanakan. Artinya tidak ada perbedaan hasil pre-tes antara kelompok siswa kelompok pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Adapun langkah perhitungannya pada Lampiran 8.

Tabel 4.5

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variance

Antar Kelompok Fhitung Ftabel 5% Keterangan

Hasil pre-tes kelompok siswa pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri

0,123 4,08 Tidak berbeda

Hasil uji homogenitas terhadap variansi antara kedua kelompok perlakuan memperoleh nilai Fhitung sebesar 0,123, sedangkan Ftabel pada taraf


(67)

signifikansi 5% dengan db (1;78) adalah 4,08. Dikarenakan Fhitung < Ftabel

(0,123 < 4,00), maka dapat dinyatakan bahwa variansi kedua kelompok adalah relatif sama, sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok dalam keadaan homogen.

E. Analisis Kuantitatif Pengujian Hipotesis

Data yang digunakan dalam analisis pengujian hipotesis adalah data hasil evaluasi akhir (post test) setelah pembelajaran dilaksanakan. Seperti diketahui data prestasi belajar post test telah dinyatakan normal dan berasal dari sampel yang homogen, kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t (Lampiran 12). Uji t ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diberi pembelajaran metode ekspositori siswa dan metode inkuiri

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t)

Antar Kelompok thitung ttabel 5% Keterangan

Prestasi belajar akuntansi siswa pada pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri

2,802 2,021 Berbeda

Hasil analisis tersebut dapat digambarkan dalam daerah kritis penerimaan Ho dari uji t sebagai berikut:

Daerah diterima Ho

Daerah tolak Ho Daerah tolak Ho


(68)

Hasil uji memperoleh nilai thitung > ttabel (2,802 > 2,021) pada taraf

signifikansi 5%, maka Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara kelompok siswa yang diberi pembelajaran metode ekspositori dan metode inkuiri. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan hipotesis diterima. Prestasi belajar akuntansi hasil pembelajaran menggunakan metode inkuiri (72,400) lebih tinggi dari pada prestasi belajar akuntansi hasil pembelajaran menggunakan dengan metode ekspositori (66,600) atau terdapat selisih sebesar. Artinya pembelajaran dengan metode inkuiri lebih baik (lebih efektif) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Analisis Kualitatif

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru biasanya menerapkan metode pembelajaran yang berbeda-beda, metode pembelajaran yang diharapkan memberikan manfaat pada siswa yang sangat besar dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan adalah metode inkuiri dan metode ekspositori.

Metode ekspositori hampir sama dengan metode ceramah, tetapi metode ini guru tidak terlalu mendominasi. Guru tidak terus berbicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan, seperti awal pelajaran, menjelaskan konsep dan prinsip baru pada saat memberikan contoh kasus di lapangan. Berbeda dengan metode inkuiri, pada metode ekspositori siswa kurang terlibat aktif dalam mencari konsep pembelajaran, prinsip-prinsip pengertian akuntansi yang dipelajari. Siswa disini hanya menerima materi


(69)

pelajaran dari guru dan kemudian mencatatnya. Semua materi pelajaran ditentukan opleh guru sehingga informasi yang diperoleh kurang kuat tersimpan dalam ingatan siswa sehingga kemammpuan untuk berproses analisis sangat minim.

Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Cara penyampaian pelajaran dilakukan dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentatif (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Selain itu metode inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problem, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap ilmiah, obyektif, hasrat ingin tahu, sikap terbuka dan sebagainya (Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati , 1993:125).

Hal ini menunjukkan bahwa metode inkuiri merupakan proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengakomodasikan dan mengasimilasikan informasi yag mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, serta menimbulkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, sehingga pada akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang dapat disetujui bersama. Sedangkan metode ekspositori hanya bersifat memberikan informasi dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas.


(70)

Pembelajaran dengan metode inkuiri menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi karena proses belajar yang dilakukan melalui proses:

1. Penciptaan kemerdekaan untuk mewakili dan mengekspresikan ide-ide dan mengetes ide-ide tersebut dengan data.

2. Penyediaan lingkungan yang responsif sehingga setiap ide atau gagasan didengar dan dimengerti serta setiap siswa dapat memperoleh data yang diperlukan.

3. Membantu siswa menemukan suatu pengarahan untuk bergerak maju, suatu tujuan untuk pengajaran intelektual (tingkat intelektual yang lebih tinggi) (Moh. Amien, 1996: 37)

Keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan metode inkuiri adalah (Roestiyah NK, 1991:76-77):

1. Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. 2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5. Memberi kepuasan yang berupa interinsik. 6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang. 7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.


(71)

9. Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional. 10.Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut, maka pembelajaran dengan metode inkuiri mampu mencapai hasil belajar yang lebih tingi dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran dengan metode ekspositori. Seperti diketahui metode ekspositori didasarkan pada metode ceramah yang kemudian dilengkapi dengan demonstrasi, pemberian tugas, dan tanya jawab. Pembelajaran dengan metode ekspositori dalam penelitian ini terbukti memperoleh prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan metode inkuiri.

Dalam penelitian ini metode inkuiri dilaksanakan dengan adanya bimbingan dari guru. Metode inkuiri terbimbing ini diterapkan bagi para siswa karena masih dalam taraf tingkat perkembangan, kemampuan intelektualnya dipandang masih memerlukan bimbingan dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah, serta dalam rangka memperoleh konsep dalam proses belajarnya. Bimbingan dalam metode inkuiri juga berfungsi memberi petunjuk seperlunya kepada siswa pada permulaannya, kemudian diberikan lambat laun dikurangi. Bantuan yang harus dikurangi berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan menemukan cara-cara penemuan konsep yang tepat.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penerapan metode ekspositori dan metode inkuiri terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Prestasi belajar metode inkuiri lebih tinggi dari pada metode ekspositori dengan selisih sebesar 5,800. Perbedaan tersebut


(72)

membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode ekspositori dan inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dan hipotesis diterima. Siswa kelas XI SMU Negeri 1 Cepogo Boyolali yang diberi pembelajaran dengan metode inkuiri memperoleh prestasi belajar lebih baik jika dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori.


(1)

Jawablah dengan singkat pertanyaan berikut ini !

Berikut ini transaksi yang terjadi pada UD Melati dalam bulan Maret 2007 :

Maret 1 Dibeli barang dagangan dari PT Sahabat Rp20.000.000, dengan syarat pembayaran n/30 faktur no. 001

Maret 3 Dibeli perlengkapan toko dari PT Asia Rp4.000.000,00 BKK 001 Maret 6 Dibeli barang dagangan dari PT Kencana Rp1.800.000,00 dengan

syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur no.002

Maret 9 Dibayar rekening listrik dan telepon Rp4.200.000,00 BKK 002 Maret 10 Dibayar kepada PT Sahabat atas faktur no. 001 BKK 003

Maret 15 Dibeli barang dagangan dari PT Wahana Rp10.000.000,00 tunai BKK 004

Maret 18 Dibayar kepada PT Kencana atas pembelian barang dagangan tertanggal 6 Maret BKK 005

Maret 20 Dibeli barang dagangan dari PT Sahabat Rp15.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur 004

Maret 24 Dibeli barang dagangan dari PT Kencana Rp18.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur 006

Maret 26 Dibayar gaji karyawan Rp4.200.000,00 BKK 006

Maret 28 Dibayar kepada PT Sahabat atas pembelian barang tertanggal 24 Maret BKK 007

Maret 30 Dibeli barang dagangan dari PT Sahabat Rp.12.000.000,00 syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur 007

Maret 31 Dibeli barang dagangan secara tunai Rp4.000.000,00 dari PT Kencana BKK 008

Berdasarkan transaksi di atas, buatlah : 1. Jurnal pembelian


(2)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SMA : SMA N 1 CEPOGO

Mata Pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IPS

Standar Kompetensi : Kemampuan memahami sistim informasi, dasar hukum, struktur dasar, dan penerapan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang

Kompetensi Dasar : kemampuan menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang

Indikator : 1. Mencatat transaksi ke jurnal khusus bag 2 2. Mencatat transaksi keuangan ke buku besar

pembantu bag 2

3. Memposting dari jurnal ke buku besar umum bag 2

Alokasi Waktu : 4x Pertemuan ( 2 x 45)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat : 1. Melakukan pencatatan transaksi ke jurnal khusus

2. Melakukan pencatatan transaksi keuangan ke buku besar pembantu 3. Melakukan posting dari jurnal ke buku besar umum

B. Materi Pembelajaran

1. Pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus 2. Posting dari jurnal khusus ke buku besar umum


(3)

C. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Metode Ekspositori Metode Inkuiri 1. Pertemuan 9

a. Pendahuluan

• Guru menenyakan kembali materi yang kemarin

• Membahas materi yang akan dibahas

• Melakukan tanya jawab singkat

b. Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan tentang cara mencatat transaksi dalam perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus bag 2 • Siswa mencatat apa yang

telah diterangkan oleh guru Guru memberikan soal Siswa mengerjakan soal c. Penutup

Penilaian

• Refleksi : siswa

menyimpulkan cara mencatat transaksi dalam

perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus

1. Pertemuan 9 a. Pendahuluan

• Guru menenyakan kembali materi yang kemarin

• Membahas materi yang akan dibahas

• Melakukan tanya jawab singkat

b. Kegiatan Inti

• Siswa mempelajari tentang cara mencatat transaksi dalam perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus bag 2 Tanya jawab dan diskusi • Siswa mengerjakan latihan

soal

c. Penutup

Penilaian

• Refleksi : siswa

menyimpulkan cara mencatat transaksi dalam

perusahaan dagang ke dalam jurnal khusus


(4)

2. Pertemuan 10 a. Pendahuluan

• guru menanyakan kembali materi yang kemarin

• guru menanyakan tugas • guru mengecek tugas b. Kegiatan Inti

• Guru menjelaskan cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar umum bag 2

• Guru memberikan tugas • Siswa mengerjakan tugas c. Penutup

• Penilaian

• Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar umum

3. Pertemuan 11 a. Pendahuluan

• Guru menenyakan kembali materi yang kemarin

• guru menanyakan tugas • guru mengecek tugas b. Kegiatan Inti

2. Pertemuan 10 a. Pendahuluan

• guru menanyakan kembali materi yang kemarin

• guru menanyakan tugas • guru mengecek tugas b. Kegiatan Inti

• Membahas latihan soal

• Siswa mempelajari tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar umum bag 2

• Tanya jawab dan diskusi c. Penutup

• Penilaian

• Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar umum

3. Pertemuan 11 a. Pendahuluan

• Guru menenyakan kembali materi yang kemarin

• Tanya jawab singkat b. Kegiatan Inti


(5)

• Guru menjelaskan tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu bag 2

• Siswa mengerjakan LKS • Membahas dan mengkoreksi

LKS

c. Penutup • Penilaian

• Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu

4. Pertemuan 12 Ulangan Harian

• Siswa mempelajari tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu bag 2

• Tanya jawab dan diskusi • Siswa mengerjakan LKS • Membahas dan mengkoreksi

LKS c. Penutup

• Penilaian

• Refleksi : Siswa membuat kesimpulan tentang cara memposting dari jurnal khusus ke buku besar pembantu

4. Pertemuan 12 Ulangan Harian

D. Sumber dan Media Pembelajaran a. Buku teks

b. LKS

E. Penilaian

1. Jenis Tagihan : Tes

2. Teknik : Tes Harian

3. Bentuk : Mejawab pertanyaan lisan/ tertulis 4. Alat Penilaian : Kertas, pensil, pena


(6)

Jawablah dengan singkat pertanyaan berikut ini !

Berikut ini transaksi yang terjadi pada UD Sahabat dalam bulan Januari 2008 : Januari 1 Dijual barang dagangan kepada tuan Ali Solo Rp10.000.000,00

dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur no. 001

Januari 3 Diterima kembali barang yang telah dijual dari Tuan Ali Rp1.000.000,00 karena rusak dengan bukti nota kredit no.001

Januari 5 Dijual barang dagangan kepada tuan Wijaya Rp1.600.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur no. 002

Januari 10 Diterima pelunasan piutang dari tuan Ali atas faktur no. 001 tertanggal 1 Januari

Januari 14 Dijual barang dagangan kepada tuan Ali Rp1.200.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30 faktur no. 003

Januari 15 Diterima pelunasan piutang dari tuan Wijaya atas faktur no. 002 Januari 20 Dijual barang dagangan kepada tuan Ali Rp1.500.000,00 dengan

syarat pembayaran 2/10, n/30

Januari 25 Dijual barang dagangan kepada tuan Wijaya Rp8.000.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30

Januari 26 Diterima kembali barang yang telah dijual dari Tuan Wijaya Rp600.000,00 karena rusak dengan bukti nota kredit no.002

Januari 28 Diterima pelunasan piutang dari tuan Ali atas faktur no. 003 Januari 30 Diterima pinjaman dari bank Rp20.000.000,00

Berdasarkan transaksi di atas, diminta : 1. Buat jurnal yang diperlukan


Dokumen yang terkait

Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat

0 3 79

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KATEGUHAN I TAWANGSARI, SUKOHARJO 2011

0 1 16

PENDAHULUAN STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KATEGUHAN I TAWANGSARI, SUKOHARJO 2011.

0 0 6

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 PECANGAAN KABUPATEN JEPARA TAHUN AJARAN 2007 / 2008.

0 1 8

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N GUMPANG 01 KARTASURA S

0 2 16

PENDAHULUAN STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN METODE KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N GUMPANG 01 KARTASURA SUKOHARJO 2010/2011.

0 1 13

PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH X SURAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN PENGARUH METODE INKUIRI DAN METODE EKSPOSITORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH X SURAKARTA.

0 2 7

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE INKUIRI DENGAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM BIDANG STUDI Studi Perbandingan Penggunaan Metode Inkuiri Dengan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Dalam Bidang Studi IPA Pada Kelas IV SD N Bleberan Playen Gun

0 0 15

PENDAHULUAN Studi Perbandingan Penggunaan Metode Inkuiri Dengan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Dalam Bidang Studi IPA Pada Kelas IV SD N Bleberan Playen Gunung Kidul Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 11