Teknik Pengambilan Sampel Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan Wisata di Desa Wisata Lebak Muncang yang diperoleh oleh Penulis saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2014 sebanyak 180 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah 10 . Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak : n = � +��² n = 8 + 8 , ² n = 8 + 8 , n = 8 + ,8 n = 8 ,8 = 64, 28 orang ≈ 65 orang Dari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 64,28 orang dibulatkan menjadi 65 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian ini.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Sampling pada penelitian ini menggunakan bagian dari Teknik Non Probability Sampling, yaitu : Sampling Insidental. Sugiyono 2010, hlm.85 berpendapat bahwa “Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulaninsidental bertemu dengan Peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui lalu cocok sebagai sumber data.”. Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Objek Penelitian

Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa wisata yang berada di Kecamatan Ciwidey. Objek yang akan di teliti antara lain : Aktivitas Wisata Edukasi, Materi Pembelajaran dan faktor-faktor internal dan eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi pengembangan wisata edukasi bagi desa ini. Strategi pengembangan tersebut diharapkan dapat membawa Desa Wisata Lebak Muncang dapat lebih terarah dan berkarakter.

G. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Sugiyono 2010, hlm.58 adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas Independent Variable . variabel bebas “Variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”. Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera, 2008, hlm. 107. Kesimpulannya adalah Variabel Bebas Independent Variable merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa Wisata, Penulis telah menentukan operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini adalah penyajian operasionalisasi variabel untuk penentuan faktor internal penelitian : Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Instrumen Desa Wisata Wiendu Nuryanti 1993, hlm. 2 1. Atraksi Wisata Dalam Konsep Wisata Edukasi Education Specialties dan Cultural Interaction 1. What to See : 1 Panorama khas pedesaan 2 Tata ruang khas pedesaan 1 2 2. What to Do : 1 Aktivitas Bertani 2 Aktivitas Berkebun 3 Aktivitas Budidaya 4 Aktivitas Kuliner Pedesaan 5 Aktivitas Seni Budaya Tradisional 6 Pengenalan Vegetasi 7 Ngaliwet di puncak bukit bersama warga desa 11 12 13 16 15 18 19 3. What to Buy : 1 Penjualan Hasil Olahan dan Kreasi Desa atau Cinderamata 2 Penjualan dan pemberian bibit tanaman 9 14 2. Akomodasi Dalam Konsep Wisata Edukasi Direct Interaction 1 Penginapan disekitar desa 2 Homestay 3 4 3. Tata Cara atau Tradisi Kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan. 19 4. Fasilitas Pendukung 1 Buku Panduan Wisata 2 Saung atau tempat beristirahat 3 Tempat ibadah 4 Tempat pertunjukan seni 5 6 7 8 Wisata Edukasi “Wisata Minat Khusus” Fandeli 2000, hlm.110 1. Rewarding Penghargaan 1 Menghargai lingkungan alam 2 Menghargai hasil produksi olahan desa 3 Menghargai kekayaan kuliner khas 4 Menghargai seni budaya tradisional 10 9 17 15 Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Learning Pembelajaran 1 Pembelajaran tentang pertanian perkebunan 2 Pembelajaran tentang pembudidayaan 3 Pembelajaran tentang kuliner tradisional 4 Pembelajaran tentang seni budaya tradisional 5 Pembelajaran tentang kehidupan sosial budaya masyarakat pedesaan 11 13 16 15 19 3. Enriching Pengkayaan Pengetahuan 1 Pertanian Perkebunan 2 Pembudidayaan Jamur 3 Kuliner khas desa 4 Seni dan Budaya Tradisional 11 13 16 15 Tabel 3.3. : Operasionalisasi Variabel Faktor Internal Sumber : Olahan Penulis – 2015 Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dibawah ini adalah indikator-indikator yang digunakan untuk faktor eksternal penelitian, sebagai berikut : Faktor Eksternal Opportunities Threaths Sub Variabel Indikator 1. Stakeholder 1. Wisatawan : 1 Jenuh dengan situasi kota 2 Keinginan untuk berwisata 2. Kondisi Fisik Rusaknya lingkungan fisik desa 3. Kompetitor Kompetitor desa wisata lainnya 4. Sosial Budaya 1 Adanya Kelompok Penggerak Pariwisata Kompepar 2 Pendapatan masyarakat kota yang relatif tinggi 3 Perubahan perilaku masyarakat desa 4 Timbul kecemburuan sosial 5. Ekonomi Bantuan pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-Mandiri 6. Kebijakan Pemerintah Peraturan Daerah 1 Program Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2009 mengenai “Program Pengembangan Desa Wisata” 2 Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bandung denganNomor: 556.42Kep.71.DISPOPAR2011Tentang Penetapan Desa Wisata di Wilayah Kabupaten Bandung Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal Sumber : Olahan Penulis – 2015 H. Instrumen Penelitian Arikunto 2002, hlm.136 berpendapat tentang pentingnya menggunakan alat pengumpulan penelitian, sebagai berikut : “Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.” Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Instrumen penelitian yang digunakan Penulis, adalah : 1. Pedoman Wawancara Pertanyaan dalam wawancara akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu : Wawancara Terstruktur dan Wawancara Semi Terstruktur. Penulis terlebih dahulu menyusun 18 butir pertanyaan dalam pedoman wawancara yang ditujukan untuk delapan orang pengelola desa sebagai narasumber, yaitu : Ketua Pokja Desa, Ka-Dusun 05, Dua orang Tim Kasenian dan Tiga orang Tim Homestay. Pengajuan pertanyaan disesuaikan dengan latar belakang narasumber dan konteks pertanyaan agar jawaban yang didapatkan nanti lebih akurat. 2. Kuesioner Sugiyono 2010, hlm.142 menyatakan bahwa : “Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ”. Kuesioner penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek Psikografis Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai aktivitas wisata edukasi, materi pembelajaran yang wisatawan dapatkan sampai tersedianya fasilitas pendukung kawasan. Tanggapan responden kuesioner berasal dari faktor internal dan eksternal yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori terkait yang disesuaikan dengan kondisi asli desa. Tanggapan responden akan di analisis berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala pengukuran intrumen penelitian : 1 Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan akan menjadi indikator variabel. Indikator - indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a Sangat Setuju b Setuju c Ragu-ragu d Tidak Setuju e Sangat Tidak Setuju Dibawah ini adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat dengan menggunakan Skala Likert, yaitu : Pernyataan Nilai Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 3.5. : Skala Likert Sumber : Sugiyono 2010, hlm. 93 Tabel 3.5 diatas digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Menurut Harun Al- Rasyid 1993, hlm. 33, perhitungan menggunakan rumus statistika Method of Successive Interval MSI : a Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah Pernyataan = 65 x 5 x 1 = 325 b Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah Pernyataan = 65 x 1 x 1 = 65 c Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = − = = 52 Banyaknya Kelas Penilaian Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Aktivitas Wisata Edukasi di Desa Wisata Lebak Muncang ditunjukan dengan Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu nilai terendah adalah 65, nilai tertinggi adalah 325 dan interval pada setiap kelas penilaian adalah 52. 2 Penilaian dan Kelas Interval Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk setiap kelas penilaian, yaitu : Pernyataan Nilai 274-325 5 222-273 4 170-221 3 118-169 2 65-117 1 Tabel 3.6. : Penilaian dan Kelas Interval Sumber : Olahan Penulis – 2015 Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing, seperti dibawah ini : Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju 65 117 169 221 273 325 Gambar 3.7. : Garis Kontinum Sumber : Olahan Penulis – 2015 Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian adalah lanjutan dari instrumen penelitian yang sudah tersedia. Instrumen penelitian ini terlebih dahulu akan di uji nilai keabsahan dari kuesioner penelitian ini. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengujian nilai keabsahan penelitian, yaitu : 1. Uji Validitas “Uji validitas atau uji kesahihan digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.”. Ghozali, 2013, hlm. 52 Tingkat validitas dapat diukur dengan caramembandingkan nilai Koefisien Korelasi Sederhana atau nilai rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan : df Degree of Freedom = N – 2 Dimana : a N = Jumlah sampel yang digunakan b Nilai 2 = Jumlah variabel independen Dengan jumlah sampel N dan tingkat signifikansi α 0,1 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0.3783. Dimana : a r hitung ≥ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan valid. b r hitung ≤ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini : Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Pernyataan r Koefisien Korelasi Hitung r Koefisien Korelasi Tabel Keterangan 1. Wisatawan dapat menikmati panorama khas pedesaan. 0.641 0.3783 Valid 2. Wisatawan dapat mengetahui tata ruang khas pedesaan. 0.638 0.3783 Valid 3. Wisatawan mengetahui terdapat penginapan lain sekitar desa. 0.433 0.3783 Valid 4. Terdapat rumah warga sebagai Homestay. 0.626 0.3783 Valid 5. Tersedianya Buku panduan wisata. 0.762 0.3783 Valid 6. Terdapat tempat istirahat atau Saung. 0.385 0.3783 Valid 7. Terdapat tempat ibadah. 0.424 0.3783 Valid 8. Terdapat Tempat pertunjukan seni. 0.449 0.3783 Valid 9. Wisatawan dapat membeli hasil olahan dan kreasi desa atau cinderamata. 0.740 0.3783 Valid 10. Wisata Edukasi membuat wisatawan lebih menghargai lingkungan alam. 0.647 0.3783 Valid 11. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Ekosistem Pertanian. 0.719 0.3783 Valid 12. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Ekosistem Perkebunan. 0.385 0.3783 Valid 13. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Pembudidayaan Varietas Jamur. 0.626 0.3783 Valid 14. Wisatawan mendapatkan bibit tanaman. 0.647 0.3783 Valid 15. Mengajak wisatawan dalam pementasan Seni Sunda Tradisional. 0.551 0.3783 Valid 16. Dapat terlibat langsung dalam pengolahan makanan dan mencicipinya. 0.433 0.3783 Valid Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Pernyataan r Koefisien Korelasi Hitung r Koefisien Korelasi Tabel Keterangan 17. Mempelajari bahan- bahan asal-usul makanan khas desa. 0.761 0.3783 Valid 18. Wisatawan mendapatkan penjelasan tentang Vegetasi selama perjalanan. 0.571 0.3783 Valid 19. Ngaliwet di puncak bukit bersama warga desa. 0.600 0.3783 Valid Tabel 3.8. : Hasil Uji Validitas Sumber : Olahan Penulis – 2015 Tabel 3.8 diatas menunjukan hasil pengujian validitas pada 19 pernyataan diatas, diketahui seluruh butir pernyataan yang memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata menunjukkan nilai r hitung ≥ r tabel 0,3783 dengan nilai terendah 0,433 dan nilai tertinggi 0,762. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan diatas dapat dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur penelitian ini. 2. Uji Reliabilitas Ghozali 2011, hlm. 22 berpendapat bahwa, “Uji reliabilitas atau uji keandalan merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.”. Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. “Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. ” Ghozali, 2013 : 48. Nunnaly dalam Ghozali, 2013, hlm. 48 berpendapat , “untuk mengukurnya digunakan Program SPSS, Program SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan Uji Statistic Cronbach Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Alpha α. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0.70.” Berikut ini hasil uji reliabilitas dari kuesioner penelitian menggunakan Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini : Tabel 3.9. : Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Olahan Penulis – 2015 Tabel 3.9 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata, menunjukkan nilai Cronbach Alpha α berada di atas 0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai sebagai alat pengumpulan data penelitian. 3. Software SPSS Statistical Program for Social Science SPSS merupakan paket programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk tabulasi, grafik chart, diagram plot dari berbagai distribusi, statistik deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan kotak- kotak dialog antar muka Dialog Interface yang cukup memudahkan Reliability Statistics Cronbachs Alpha α N of Items .892 19 Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu para user dalam perekaman data Data Entry, memberikan perintah dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya. Disamping itu Program SPSS juga memiliki kehandalan dalam menampilkan chart atau plot hasil analisis sekaligus kemudahan penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.

J. Teknik Pengumpulan Data

Adapun menurut Sugiyono 2010, hlm.145, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: 1. Observasi Lapangan Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek yang berhubungan tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang yang dijadikan kawasan Desa Wisata. Teknik pengumpulan data dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 2. Hasil Wawancara “Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.” Arikunto, 2010, hlm. 198. Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir jawaban dalam hasil wawancara. 3. Studi Kepustakaan Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan data yang sebenarnya. Nurul Hasanah, 2015 “STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA EDUKASI DI DESA LEBAK MUNCANG SEBAGAI DESA WISATA DI KECAMATAN CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG” Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kuesioner Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan, Aspek Psikografis dan 19 pernyataan tertulis pada responden atau wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang.

K. Teknik Analisis Data