Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

2. Pada item pertanyaan 11 kondisi-kondisi yang tidak diharapkan seperti masalah keluarga, kecelakaan, bencanan alam dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran angsuran saya dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 5 orang atau sebesar 6,67 dari responden yang menjawab sangat setuju, 70 orang atau sebesar 93,33 dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0 dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorov smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig 2-tailed level of significant α = 5. Tabel 4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 75 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .00831457 Most Extreme Differences Absolute .289 Positive .289 Negative -.157 Kolmogorov-Smirnov Z 2.506 Asymp. Sig. 2-tailed .253 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,253 dimana nilai signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residul berdistribusi normal dan memenuhi syarat untuk analisis regresi linear berganda.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Untuk melakukan uji heteroskedastisitas, digunakan uji Glejser, dengan hasil tampilan output SPSS sebagai berikut: Tabel 4.11 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.059 a.118 -.500 .619 KeadaanKeunga n -.006 .006 -.124 -.975 .333 Kegiatanusaha -.005 .005 -.119 -1.001 .321 Sikapdebitur .015 .008 .265 1.861 .067 Sikapkreditur -.007 .012 -.091 -.622 .536 Keadaanlingkun gan .022 .012 .241 1.780 .079 a Dependent Variable: Absut Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil output SPSS menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengahrui variabel dependen absolut Ut absut. Hal ini terlihat dari probalitas signifikasinya di atas tingkat kepercayaan 5. Hal ini berrati bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. The Runs Test diperkenalkan oleh Geary sebagai uji nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini adalah tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval dan menolak hipotesis jika taksiran R diluar batas interval. Tabel 4.12 Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea .00303 Cases Test Value 17 Cases = Test Value 58 Total Cases 75 Number of Runs 21 Z -2.099 Asymp. Sig. 2-tailed .036 a Median Tabel 4.12 dapat dilihat nilai test sebesar 0,00303 dengan probabilitas 0,036 signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesisnya nol ditolak, sehingga disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. Universitas Sumatera Utara

4. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 4.13 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .029 .031 .931 .355 KondisiKeuangan .004 .002 .334 2.648 .010 .789 1.268 Kagiatanusaha .002 .001 .131 1.110 .091 .899 1.112 Sikapdebitur .002 .002 .158 1.915 .026 .626 1.597 Sikapkreditur .001 .003 .042 .289 .773 .596 1.677 Keadaanlingkungan .003 .003 .129 .957 .342 .694 1.442 a Dependent Variable: Kolektibilitas Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance 0,10 dan VIF 5 sebagai berikut: 1. Nilai Tolerance kondisi keuangan debitur sebesar 0,789 atau 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,268 atau 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda 2. Nilai Tolerance kegiatan usaha sebesar 0,899 atau 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,112 atau 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda. 3. Nilai Tolerance sikap debitur sebesar 0,626 atau 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,597 atau 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda Universitas Sumatera Utara 4. Nilai Tolerance sikap kreditur sebesar 0596 atau 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,677 atau 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda 5. Nilai Tolerance keadaan lingkungan sebesar 0,694 atau 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,442 atau 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda.

d. Analisis Regresi Linear Berganda