Epidemiologi Trauma kapitis 1. Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang person Menurut Tempat place

c. MRI Magnetic Resonance Imaging kepala Pemeriksaan ini untuk menemukan perdarahan subdural kronik yang tidak tampak pada CT-Scan kepala d. Angiografi Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada pasien yang mengalami hemiparesis kelumpuhan salah satu anggota tubuh dengan kecurigaan adanya hematoma. Bila ada kelainan di dalam otak akan terlihat adanya pergeseran lokasi pembuluh darah. Pemeriksaan ini bermanfaat bila alat CT-Scan tidak ada e. Arteriografi Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya efek massa, letak, dan luas hematoma tetapi tidak dapat menunjukkan penyebab hematoma dan kelainan otak yang terjadi 2.8. Epidemiologi Trauma kapitis 2.8.1. Distribusi dan Frekuensi Trauma kapitis Epidemiologi penyakit Trauma kapitis yaitu mempelajari frekuensi, distribusi penyakit Trauma kapitis serta faktor-faktor determinan yang mempengaruhinya. Dalam distribusi penyakit Trauma kapitis ada 3 variabel yang dapat dilihat yaitu: variabel orang person, variabel tempat place, dan variabel waktu time. 27

a. Menurut Orang person

Trauma kapitis hingga pada saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di Spanyol 1992, insiden Trauma kapitis 91 per 100.000 penduduk, dan cause specific death rate 19,7 per 100.000 penduduk. Taiwan 1992, insiden Universitas Sumatera Utara Trauma kapitis 180 per 100.000 penduduk, dan cause specific death rate 23 per 100.000 penduduk. 8 Menurut penelitian Junandar Siahaan 2002 di RS Santha Elisabeth Medan, proporsi penderita Trauma kapitis terbanyak pada kelompok umur 17-24 tahun 23,8, dan proporsi jenis kelamin laki-laki 63,1. 19 Menurut penelitian Wahyoepramono dan Yunus 2002 di RS Siloam Gleneagle Lippo Karawaci, Trauma kapitis 89 kasus dengan proporsi Trauma kapitis berat 41 kasus 46,1 diantaranya memerlukan tindakan operasi craniotomy dan 48 kasus 53,9 proporsi Trauma kapitis ringan-sedang yang tidak memerlukan tindakan operasi. Dari 41 kasus yang memerlukan tindakan operasi craniotomy, diantaranya 13 kasus 31,71 disebabkan kontusio serebri, 11 kasus 26,83 hematoma subdural, 9 kasus 21,95 hematoma intraserebral, dan 8 kasus 19,51 hematoma epidural. 28

b. Menurut Tempat place

Dari pengamatan epidemiologi dapat diketahui bahwa angka kematian Trauma kapitis di kota cenderung lebih besar daripada di desa. Hal ini mungkin disebabkan oleh mobilisasi penduduk yang tinggi dan perkembangan di bidang industri dan pertumbuhan kota disertai dengan adanya peningkatan yang sangat tinggi di bidang transportasi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. 2 Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan penyakit cedera intrakranial tahun 2007 dengan CFR 4,37 di seluruh RS Kota Medan, 17 dan berdasarkan penelitian Siahaan 2000 di RS Santha Elisabeth Medan penderita Trauma kapitis craniotomy dengan proporsi 2,7. 19 Universitas Sumatera Utara

c. Menurut Waktu time