Verifikasi Model Pemeriksaan Ketepatan Model

2.8 Tahap Estimasi Parameter Model

Dari model awal yang sudah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan Estimasi parameter model untuk mencari parameter estimasi yang paling efisien untuk model. Estimasi parameter dilakukan dengan menetapkan model awal parameter koefisien model dengan bantuan analisis regresi linier untuk mencari nilai konstanta dan koefisien regresi dari model. Sebagai contoh untuk keperluan estimasi maka model ARIMA 2,1,0 diubah menjadi: Nilai estimasi parameter , diperoleh dengan menyelesaikan perhitungan berikut: II.22

2.9 Tahap Verifikasi dan Pemeriksaan Ketepatan Model

2.9.1 Verifikasi Model

Langkah ini dilakukan untuk memeriksa apakah model ARIMA yang dipilih cukup cocok untuk data. Verifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai dari masing- masing model tentatif yang didapatkan yang kemungkinan cocok dengan data. Dimana model yang dipilih adalah model dengan nilai yang terkecil. Nilai estimasi untuk diberikan oleh rumus : Soejoeti, 1987 Universitas Sumatera Utara dengan :

2.9.2 Pemeriksaan Ketepatan Model

Pemeriksaan ketepatan model bertujuan untuk menguji apakah model yang diidentifikasi telah tepat. Untuk itu dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal berikut ini: Nilai Sisaan Residu Model yang telah ditetapkan akan memperlihatkan perbedaan residu atau kesalahan antara nilai-nilai deret waktu dan nilai-nilai estimasi dari model sangat kecil atau tidak berarti. Kesalahan ramalan dapat diperoleh dari persamaan berikut ini: II.23 dengan: = data aktual = nilai ramalan = kesalahan ramalan Dari nilai-nilai kesalahan dapat diperoleh koefisien autokorelasi residual. Jika tidak terdapat pola data yang secara nyata berbeda dari nol, kesalahan diasumsikan menjadi acak atau tidak perlu diperhatikan dan model dapat dianggap cukup tepat. Universitas Sumatera Utara Koefisien autokorelasi dari data random akan mempunyai distribusi yang mendekati kurva normal baku dengan nilai tengah nol dan kesalahan standar seperti yang dinotasikan pada persamaan II.21. Uji Statistik Q Box-Pierce Untuk memeriksa apakah autokorelasi nilai-nilai sisa residu berpola acak atau berbeda nyata dari nol dapat juga dicari menggunakan statistik Q Box-Pierce dengan persamaan sebagai berikut: m k k r n Q 1 2 II.24 dimana: = hasil perhitungan statistik Box-Pierce m = jumlah autokorelasi residu n = N-d N = jumlah anggota sampel = nilai koefisien autokorelasi time lag k Kriteria pengujian: derajat bebas db = m-p-q-P-Q artinya nilai error bersifat random model diterima artinya nilai error tidak bersifat random model ditolak Universitas Sumatera Utara

2.10 Peramalan dengan Model ARIMA Box-Jenkins