Pendampingan diRumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro
28
lingkungan sebagai faktor utama anak bekerja di jalanan sehingga di perlukan penanganan yang lebih intensif pada pendekatan tersebut. Sementara itu di
Program Pendampingan di Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro pendampingan yang dilaksanakan untuk anak jalanan baik laki-laki maupun
perempuan. Pendampingan lebih ditekankan pada pendampingan belajar karena sebagian besar dari anak binaan putus sekolah.
2 Penelitian M. Lucky Lukman Dolly mengenai Kehidupan Anak Jalanan di
Rumah Singgah Anak Mandiri Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan bahwa: 1. Karakteristik kehidupan anak binaan rumah singgah anak mandiri pada
umumnya sama dengan anak-anak biasanya yaitu bermain, mengenyam pendidikan, menikmati hiburan dan melakukan kegiatan positif seperti latihan
musik serta bermain dengan anak sekitar rumah singgah. Yang membedakan karakteristik anak jalanan dengan anak-anak normal adalah karakter fisik dan
psikis. 2 gaya hidup dan style anak yakni menggunakan kaos oblong, celana pendek ataupun panjang. Frekuensi gantai pakaian 2x sehari,pakaian yang
digunakan adalah pakaian bersama. Gaya hidup yang dulu dilakukan seperti mabuk-mabukan dan merokok ditinggalkan setelah mendapatkan pendidikan
formal dan mendapatkan pendampingan. 3 interaksi dalam pendidikan anak jalanan, kegiatan pendidikan yang diberikan oleh pihak rumah singgah
bertujuan mengentaskan anak jalanan agar anak mempunyai bekal pendidikan seperti pelatihan teknisi handphone, program pendampingan anak jalanan dan
program PKSA. Penelitian mendisikripsikan dari keseluruhan program yang
29
ada di Rumah Singgah Anak Mandiri. Sementara dalam penelitian yang di laksanakan di Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro berfokus pada
pendampingan anak jalanan. 3
Penelitian Adhi Afwan Mubarok mengenai Pendidikan Karakter Anak Jalanan Melalui Program Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah
Ahmad Dahlan Yogyakarta. Penelitian ini menjelaskan bahwa: 1 Deskripsi pendidikan karakter anak jalanan melalui pendidikan agama islam di rumah
singgah ahmad dahlan, peran pendidik dalam pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan sebagai motivator dan fasilitator. Oleh karena itu anak jalanan
dapat merasa lebih sadar diri, toleransi, dan lebih memilih sopan santun yang baik di masyarakat. Selain itu perubahan positif berupa anak jalanan terbiasa
mengerjakan sholat dan mengaji. Tindak lanjut dari pendidikan karakter yakni selain mengembalikan anak jalanan kepada orang tuanya pihak pengelola
rumah singgah ahmad dahlan berniat mendirik pondok pesantren untuk anak jalanan. 2 Faktor pendorong yakni alat-alat ibadah yang mendukung, adanya
volunter yang peduli terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter anak jalanan dan orangtua anak yang mendukung kegiatan. Faktor yang
menghambat yaitu anak jalanan yang terkadang masih labil sehingga dapat menganggu jalannya kegiatan, disiplin waktu yang kurang konsisten pendidik.
Penelitian diatas menekankan pada penanaman nilai religi yang diarahkan mampu membentuk karakter anak jalanan. Sementara di Rumah Singgah dan
Belajar RSB Diponegoro.