79
“sangat bermanfaatlah mbak, kan bisa buat ngerjain PR dari sekolah trus belajar bareng temen-temen juga”
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa faktor yang mendukung kegiatan pendampingan yakni meliputi kesabaran pendamping dalam
memberian pengetahuan maupun ketrampilan, hubungan kemitraan dan partisipasi anak jalanan.
b. Faktor Penghambat
Dalam kegiatan pendampingan yang diadakan untuk anak jalanan di Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro di dalam pelaksanaanya tentu
ada faktor yang menghambat kegiatan pendampingan. Berdasarkan pengamatan peneliti yakni sebagai berikut:
1 Kekurangan Tenaga Pendamping
Tenaga pendamping yang ada dirumah singgah kurang seimbang dengan adanya banyak anak jalanan yang menjadi binaan.Faktor yang
menjadi penghambat tersebut juga diungkapkan oleh bapak “FZ” sebagai berikut:
“penghambat kegiatan pendampingan sejauh ini waktu pendampingan yang hanya seminggu dua kali, anak jalanan yang
minim support dari orangtua dan variasi kegiatan yang sedikit”
Pendapat bapak “FZ” diperkuat oleh pendapat dari mbak “NI” yang menjelaskan bahwa:
“hambatan yang dihadapi rumah singggah untuk saat ini kurangnya tenaga pendamping, dan kurangnya support dari orangtua sih”
Berdasarkan pengamatan peneliti semua yang sudah direncanakan sudah sangat baik namun dalam pelaksanaan terkendala pada jumlah
80
pendamping yang tidak sebanding dengan jumlah anak binaan.Jadi satu pendamping, mendampingi belasan anak jalanan mengakibatkan kurang
terkontrolnya situasi pendampingan. Konsentrasi anak juga terpecah karena ketika pendampingan memberikan penjelasan materi kepada salah satu anak
binaan, anak binaanyang lain ikut memperhatikan tidak memperhatikan tugasnya sendiri.
2 Motivasi Anak jalanan
Anak jalanan yang mengikuti pendampingan terkadang banyak dan dilain waktu sedikit.Ini disebabkan karena motivasi anak jalanan naik turun.
Seperti yang di ungkapkan oleh mbak “DV” yakni menyatakan: “anak-anak yang motivasinya kurang, kurangnya SDM dan anak
yang moodnya naik turun”. Pendapat mbak “DV” diperkuat oleh penjelasan dari mbak “NI”
sebagai berikut ini: “kalo untuk saya hambatan yang terjadi mood anak yang kadang
malas aktu pendampingan yang tidak teratur dan kurangnya SDM”. Mood anak binaan menyebabkan kehadiran anak binaan di kegiatan
pendampingannaik turun. Mood anak jalanan yang sangat labil dan memerlukan motivasi secara intens.
3 Jadwal Pendampingan Kurang Teratur
Pelaksanaan pendampingan yang kurang teratur. Kurang teraturnya jadwal pendampingan di sebabkan oleh kurangnya tenaga dari pendamping
dan juga menyesuaikan dengan waktu luang anak-anak binaan.Terutama untuk kegiatan yang pelaksanaannya berada di Rumah Singgah dan Belajar
81
RSB Diponegoro.Berdasarkan pengamatan peneliti, jadwal pendampingan yang sering diubah-ubah menjadi kurang teratur menyebabkan anak jalanan
kesulitan untuk mengikuti pendampingan. Kurang teraturnya jadwal pendampingan dikarenakan ada jadwal yang sama dengan program rumah
singggah yang berasal dari dinas sosial, contohnya seperti adanya diklat dan pelatihan
4 Minim Support
Faktor penghambat ini muncul dari anak jalanan, anak-anak binaan yang semangat belajarnya naik turun tapi kurang mendapat perhatian dari
orangtuanya. Rendahnya dukungan dari orangtua untuk mengikuti pendampingan membuat anak semaunya dalam mengkiuti pendampingan.
Seperti yang diungkapkan oleh mbak “NI” berikut ini: “kegiatanya biasanya molor karena anak-anak banyak yang
terlambat.” Sebenarnya peran orangtua harus terlibat disini untuk memotivasi anaknya”.
Hal tersebut diperkuat dengan penjelasan “IS” selaku anak binaan
sebagai berikut: “Harus meluangkan waktu untuk belajarmeskipun kadang males-
males, nyemangatin diri sendiri”. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat “NS” selaku anak binaan
seperti berikut ini: “Kadang semangat banget buat belajar bareng tapi kadang kalo pas
males ya males”. Peran orangtua dalam memotivasi anaknya akan berpengaruh besar
terhadap semangat anak. Agar anak mau melakukan perubahan pada dirinya.
82
Maka pendampingan juga ditujukan kepada orangtua. Orangtua anak-anak binaan juga dapat memotivasi anaknya agar mampu hidup lebih maju.
Menurut Soetomo 2008:316 kondisi yang dikatakan kurang kondusif terutama dilihat dari situasi yang tidak mendukung proses belajar, kebiasaan
hidup tidak teratur, pemilihan aspirasi yang terbatas, kebiasaan mengundur pemuasan mendadak dari kebutuhannya dan stigma yang menjadi cap
keluarga miskin yang akan berpengaruh bagi kepribadian anak. Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengikuti kegiatan
pendampingan, anak jalan kurang fokus dalam mengikuti pendampingan karena adanya orangtua mereka yang lebih menginginkan anaknya bekerja
membantunya. Sementara itu mayoritas pekerjaan dari orangtua adalah mengamen.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pendampingan Rumah Singgah dan Belajar RSB
Diponegoro adalah kurangnya tenaga pendamping, rendahnya motivasi anak jalanan, jadwal kurang teratur dan kurangnya dukungan dari orangtua.
5 Variasi kegiatan yang sedikit
Berdasarkan pengamatan peneliti kegiatan pendampingan masih kurang bervariasi. Kurang variasinya kegiatan pendampingan disebabkan
kurangnya Sumber Daya Manusia SDM. Untuk saat ini hanya ada 6 kegiatan pendampingan, membuat anak jalanan masih mempunyai celah
untuk membantu orangtuanya bekerja di jalanan.