Bentuk-Bentuk Pendampingan di Rumah Singgah dan Belajar RSB
59
seharusnya dilakukan agar pendampingan dapat berjalan dengan baik dan tepat. Tahapan pendampingan di Rumah Singgah dan Belajar RSB
Diponegoro yakni : a.
Perencanaan atau persiapan Sebelum pendampingan dibutuhkan perencanaan yang baik agar
tujuan dari pendampingan dapat tercapai. Sebelum dimulai ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pendamping. Pendamping menyiapkan materi,
mentor untuk belajar yakni pendamping sendiri dan peserta didik yakni anak jalanan. Seperti yang diungkapkan oleh pendamping yakni mbak “DV”
sebagai berikut: “Kegiatan pendampingan yang saya lakukan berupa kegiatan
belajar, anak-anak dapat belajar tentang kesulitan yang mereka hadapi disekolah. Satu anak dengan anak yang lain berbeda-beda.
Selain itu juga menyiapkan diri saya untuk menjadi mentor yang baik, terkadang juga dibantu oleh volunteer atau mahasiswa yang
sedang melakukan praktik tugas perkuliahan disana dan yang saat ini membantu ada beberapa mahasiswa UGM jurusan psikologi.
Tugas pendamping juga menjadi pendengar mengenai kesulitan dan permasalahan anak jalanan yang kemudian nanti mencarikan
jalan keluar atau mengkomunikasikan dengan orangtua. Selain itu juga anak jalanan harus siap ketika akan belajar”.
Hal senada juga diungkapkan oleh mbak“MK” selaku pengelola Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro:
“Biasanya sebelum melaksanakan pendampingan yang harus dipersiapakan adalah alat dan bahan materi apa yang akan kita
berikan ke anak”.
Materi yang diberikan oleh pendamping disesuaikan dengan minat anak jalanan. Anak jalanan tidak hanya membutuhkan pengetahuan namun
juga ketrampilan seperti yang diutarakan olek mbak “MK” bahwa:
60
“pendampingan juga mengikuti maunya anak kok mbak, contohnya mas AJ memberikan ketrampilan kepada anak dampingannya
tentang ketrampilan bengkel atau otomotif karena anak-anak menginginkan belajar hal itu, saya juga tidak jarang memberikan
materi coocking class karena anak-anak menginginkan belajar memasak”.
Selain itu persiapaan lainnya yang harus dipersiapkan sebelum pendamping melaksanakan pendampingan yakni dengan menyiapakan
tempat. Tempat merupakan sarana dan faktor yang sangat penting agar anak mau untuk mengikuti kegiatan. Tempat yang digunakan untuk pendampingan
menggunakan salah satu rumah anak jalanan. Hal tersebut agar hubungan pendamping dengan orangtua anak jalanan bisa terjalin dengan baik.
Perkenalan dan kontak sosial juga dilakukan sebelum melaksanakan pendampingan hal ini agar nantinya saat pelaksanaaan pendampingan anak
binaan dapat fokus, dan terkendali. Dari hasil wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa persiapan
atau perencanaan yang dilakukan oleh pendamping sudah cukup baik karena melihat dari kebutuhan dan minat anak binaan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dari pendampingan Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro yakni sebagai berikut:
1 Pendampingan Belajar
Pelaksanaan pendampingan belajar dilakukan selama 2kali dalam minggu. Peneliti mengambil 2 tempat untuk diamati dari 4 tempat
pendampingan yang ada. Pendampingan yakni pendampingan anak jalanan di perempatan UIN yang sudah sekitar dua tahun keluar dari kehidupan jalanan.
61
Anak-anak binaan di perempatan UIN sebagian besar mengenyam pendidikan, sedangkan pendampingan di Badran sebagian besar anak jalanan
yang masih hidup di jalanan.Pendampingan di badran tingkat partisipasi lebih kecil daripada di UIN. Anak-anak binaan banyak s yang sudah putus sekolah.
Lokasi tempat pendampingan pertama yang peneliti kunjungi di belakang UIN. Peneliti datang ketempat pendampingan pada jam 15.30 wib
bersama pendamping. Sesampainya disana sudah nampak beberapa anak yang sudah hadir. Disana sudah hadir pula mahasiswa dari UGM yang
sedang melaksanakan tugas praktek untuk mata kuliah. Peneliti dan mahasiswa UGM yang berjumlah empat orang berkenalan dan menunggu
anak-anak dampingan yang belum hadir. Peneliti, mahasiswa UGM dan pendamping menunggu hingga semua anak datang. Kegiatan belajar pun
mundur hingga jam 14.00 wib, seperti yang diungkapkan oleh mbak “DV” selaku pendamping sebagai berikut”
“Sudah biasanya mbak mereka sering terlambat, belajarnya molor setengah jam, yang penting anak-anak mau datang dan belajar” .
Hal tersebut diperkuat juga dengan penjelasan “IS”selaku anak jalanan seperti berikut:
“kita biasanya belajarnya sore mbak, jadi abis ashar anak- anakyang lain ngumpul dirumah siapa gitu, tapi biasanya juga ga
begitu tepat waktu. Ntar kalo udah datang semua baru belajarnya dimulai”.
Penjelasan diatas serupa dengan penjelasan “AY” yang juga selaku anak jalanan binaan Rumah Singgah dan Belajar RSB Diponegoro:
“belajarnya memang sore mbak, biar kita juga membagi waktu untuk sekolah biasanya dimulai sama mbk “DV” untuk