menandai kata; 3 satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang telah mengalami proses morfologi. Jadi, dari penjelesan di atas dapat disimpulkan
bahwa kata merupakan sebuah tanda terdiri dari unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan suatu wujud perasaan dan pikiran seseorang.
Dalam leksikografi kata merupakan leksem. Kridalaksana 2010: 9 menyebutkan bahwa leksem sebagai satuan dasar leksikon dan dibedakan dari
kata sebagai satuan gramatikal. Artinya, leksem adalah “bahan dasar” yang setelah mengalami “pengolahan gramatikal” menjadi dalam bentuk subsistem
gramatikal. Misalnya melarikan, pelari, pelarian, larian, berlari, berlari-lari, berlarian, berlari-larian, selari, dan seperlarian. Kata-kata tersebut berasal dari
kata dasar lari. Jadi dalam leksikografi istilah lari bukanlah kata melainkan leksem dan kata melarikan, pelari, pelarian, dan sebagainya adalah gramatikal.
4. Tipe Lema
Atkins dan Michael via Setiawan, 2007 menyatakan bahwa lema dibagi menjadi empat tipe lema, yaitu lema berbentuk leksikal standar, lema berbentuk
abreviasi, lema berbentuk kata gramatikal, dan lema berbentuk ensiklopedi.
a. Lema Berbentuk Leksikal Standar
Lema berbentuk leksikal stardar ini berkategori nomina, verba, adjektiva, numeralia, dan adverbial. Tipe Lema ini dapat dijabarkan dengan singkat dan
dapat dijabarkan dengan lengkap. Kelengkapan penjabaran ini tergantung pada jenis kamus. Contoh penjabaran lema berbentuk leksikal standar sebagai berikut.
Tabel 1: Contoh Lema Berbentuk Leksikal Standar la.yu a 1 tidak segar lagi tt tumbuhan,
bunga, daun, dsb; lusuh; loyo: krn musim kemarau yang panjang, tumbuh-
tumbuhan banyak yang --; 2 pusat dan lemah krn sudah tua, tidak sehat, dsb:
badannya yg dulu menggairahkan, sekarang sudah --;
le.bah n serangga penyengat, bersayap empat dan hidup dr madu kembang
banyak macamnya spt – keram, -- lalat; tawon;
Dari contoh di atas terdapat beberapa informasi, yaitu pertama adalah wujud
lema la.yu dan le.bah. Kedua, pengucapan lema yang terdapat pada lema la.yu dan le.bah yang diwujudkan dalam transkrip fonetis. Ketiga, indikator suku kata
pada lema la.yu dan le.bah ditandai silabel yang diwujudkan dengan tanda titik
.. Keempat, kategori kata kata berkategori adjektiva a dan nomina n. Kelima, makna lema yang tedapat pada lema layu dijabarkan secara rinci yang memuat
sejumlah makna yang mungkin dapat diwakili oleh lema la.yu. dan yang terakhir
keenam, konteks penggunaan masing-masing lema berdasarkan maknanya. Dengan menggunakan lema tersebut sesuai konteks yang tepat Setiawan, 2007.
b. Lema Berbentuk Abreviasi
Lema berbentuk abreviasi ini dapat diwujudkan dalam tiga bentuk, yaitu singkatan, akronim, dan kontraksi. Dalam tiga bentuk tersebut, ada dua bentuk
yang sering dijumpai dalam sebuah teks, yaitu singkatan dan akronim Setiawan, 2007. Singkatan adalah hasil proses penyingkatan Kridalaksana, 2008: 222,
misalnya DPR Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, MA Mahkamah Agung, TKP Tempat Kejadian Perkara, dan sebagainya. Menurut Setiawan 2007
bahwa singkatan merupakan kependekatan dari beberapa kata yang dibentuk