Kata-kata garam, gula, lada, bumbu, sayur, dan daging berlokasi atau lingkungan mengenai dapur.
Kata-kata berlokasi biasanya berada pada hubungan sintagmatik. Sebaliknya, pada kata-kata yang berada dalam set biasanya berada dalam
hubungan pragmatik dan tidak harus sama dengan lokasi. Suatu kata berada dalam set biasanya dapat saling menggantikan. Kata bayi, anak-anak, remaja, dewasa,
dan tua merupakan kata-kata berada dalam set. Kata-kata tersebut bisa saling menggantikan dan biasanya tidak dapat digunakan pada satuan lingual yang sama.
9. Komponen Makna
Komponen makna atau komponen semantik semantic feature, semantic property, atau semantic marker merupakan unsur leksikal terdiri dari satu atau
beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna leksikal tersebut Chaer, 2009: 114. Untuk mengetahui kandungan makna kata, salah satu
cara menentukan hubungan makna pada leksem dari suatu medan adalah dengan analisis komponen makna. Analisis komponen makna ini merupakan analisis kata
yang dapat mengetahui hubungan antarmakna. Analisis tersebut dapat berguna untuk mengetahui adanya perbedaan dan persamaan makna tertentu yang satu
dengan kata lainnya di dalam medan makna. Menurut Parera 2004: 163 analisis komponen makna kata digunakan untuk
melihat hubungan antara makna. Hubungan antara makna tersebut dibedakan secara umum atas lima tipe, yaitu 1 kesinoniman, 2 keantoniman
kontradiktoris dan kontree, 3 keberbalikan, dan 4 kehiponimian.
Analisis komponen makna tidak dapat diterapkan pada semua kata karena komponen semantik kata berubah-ubah, bervariasi, bertumpang tindih baik pada
kata-kata intrabahasa maupun antarbahasa Parera, 2004: 163. Menurutnya, analisis komponen makna lebih banyak dilakukan pada kelas kata nomina,
sedangkan pada kelas verba dan adjektiva belum banyak dilakukan analisis komponen makna.
Parera 2004: 161 menyatakan bahwa ada beberapa manfaat teori analisis komponensial yaitu dapat mengetahui benar dan tidaknya kalimat, dan beberapa
kalimat bersifat anomali. Selain itu, Komponen makna juga berguna untuk perumusan makna dalam kamus dan untuk menentukan apakah kalimat yang
digunakan dapat diterima atau tidak secara semantik. Analisis ini dalam kajian semantik leksikal tentu cukup menonjol mengingat manfaatnya yang cukup
beragam dalam mengkaji makna kata dan hubungan makna antarkata dalam suatu bahasa.
Dalam menganalisis komponen makna digunakannya penandaan yang biasa dipakai dalam analisis komponen makna. Tanda plus + berarti memiliki
komponen makna yang tertentu terdapat makna leksem yang dianalisis, tanda - berarti memiliki komponen makna tertentu yang tidak terdapat pada makna
leksem yang dianalisis, sedangkan tanda ± berarti bisa memiliki bisa pula tidak. Misal kata manusia memiliki komponen makna: + HIDUP, + INSANI, +
BERAKAL, ± KAWIN, ± BERANAK, sedangkan kata binatang memiliki komponen makna: + HIDUP, - INSANI, - BERAKAL, ± KAWIN, ± BERANAK.
Dengan demikian, perbedaan komponen makna antara manusia dan binatang