Insidens dan Faktor Resiko Preeklampsia Manifestasi Klinis

ini berhasil baik dan mungkin dapat dipakai sebagai alternatif pemberian. 19,20

2.1.3.5 Teori Stimulus Inflamasi

Lepasnya debris trofoblas didalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Pada preeklampsia terjadi peningkatan stres oksidatif sehingga produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat. Makin banyak sel trofoblas plasenta, maka reaksi stres oksidatif akan sangat meningkat sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini akan menimbulkan reaksi Imflammasi dalam darah ibu. Respon imflammasi ini akan mengaktivasi sel endotel dan sel-sel makrofag granulosit yang lebih besar sehingga terjadi reaksi sistemik imflammasi yang menimbulkan gejala- gejala preeklamsia. Disfungsi endotel pada preeklampsia akibat produksi debris trofoblas plasenta berlebihan tersebut diatas, mengakibatkan aktivasi leukosit yang sangat tinggi pada sirkulasi ibu. 19,20

2.1.4. Insidens dan Faktor Resiko Preeklampsia

Insidens preeklampsia dan eklampsia berkisar antara 3–8 pada wanita hamil. Kematian ibu meningkat karena komplikasi yang dapat mengenai berbagai sistem tubuh. Penyebab kematian terbanyak ibu adalah perdarahan intraserebral dan oedem paru. Kematian perinatal berkisar antara 10-28. Penyebab terbanyak kematian perinatal disebabkan karena prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan Universitas Sumatera Utara meningkat karena solutio plasenta. Sekitar kurang lebih 75 eklampsi terjadi antepartum dan 25 terjadi pada postpartum. Hampir semua kasus 95 eklampsi antepartum terjadi pada trimester ketiga. 20,22 Pencegahan sangat penting dalam mengantisipasi kejadian preeklampsia, hal ini termasuk mengetahui wanita hamil yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk timbulnya preeklampsia. Faktor – faktor resiko preeklampsia adalah: 1. Primigravida 19,20 2. Umur yang ekstrim terlalu muda atau terlalu tua. 3. Kehamilan ganda 4. Obesitas 5. Riwayat pernah preeklampsia – eklampsia 6. Hipertensi kronik 7. Diabetes mellitus gestasional 8. Adanya trombofilia 9. Penyakit ginjal 10. Molahidatidosa, Inseminasi donor dan donor oocyte

2.1.5. Manifestasi Klinis

Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma. Universitas Sumatera Utara Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual. Kadang – kadang sukar untuk menentukan gejala preeklampsia mana yang timbul lebih dahulu. Secara teoritik urutan-urutan yang timbul pada preeklampsia ialah hipertensi dan proteinuria, edema tungkai tidak dapat dipakai lagi kecuali edema anasarka. a.Tekanan darah 19,20,21,22 Kelainan dasar pada preeklampsia adalah vasospasme arteriol, sehingga tidak mengherankan bila tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan diastolik mungkin merupakan tanda prognostik yang lebih handal dibandingkan tekanan sistolik, dan tekanan diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih menetap menunjukan keadaan abnormal. b.Kenaikan Berat badan 19,20,22 Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dapat mendahului serangan preeklampsia, dan bahkan kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia pada wanita. Peningkatan berat badan yang mendadak serta berlebihan terutama disebabkan oleh retensi cairan dan selalu dapat ditemukan sebelum timbul gejala edem non dependen yang terlihat jelas, seperti kelopak mata yang membengkak, kedua tangan atau kaki yang membesar. c.Proteinuria 20 Derajat proteinuria sangat bervariasi menunjukan adanya suatu penyebab fungsional vasospasme dan bukannya organik. Pada preeklampsia awal, proteinuria mungkin hanya minimal atau tidak Universitas Sumatera Utara ditemukan sama sekali. Pada kasus yang paling berat, proteinuria biasanya dapat ditemukan dan mencapai 10 grlt. Proteinuria hampir selalu timbul kemudian dibandingkan dengan hipertensi dan biasanya lebih belakangan daripada kenaikan berat badan yang berlebihan. d.Nyeri kepala 19,20 Jarang ditemukan pada kasus ringan, tetapi akan semakin sering terjadi pada kasus-kasus yang lebih berat. Nyeri kepala sering terasa pada daerah frontalis dan oksipitalis, dan tidak sembuh dengan pemberian analgesik biasa. Pada wanita hamil yang mengalami serangan eklampsia, nyeri kepala hebat hampir dipastikan mendahului serangan kejang pertama. e.Nyeri epigastrium 19,20,22 Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas merupakan keluhan yang sering ditemukan preeklampsi berat dan dapat menunjukan serangan kejang yang akan terjadi. Keluhan ini mungkin disebabkan oleh regangan kapsula hepar akibat oedem atau perdarahan. f. Gangguan penglihatan 19,25 Seperti pandangan yang sedikit kabur, skotoma hingga kebutaan sebagian atau total. Disebabkan oleh vasospasme, iskemia dan perdarahan ptekie pada korteks oksipital. 19,22,23,25 Universitas Sumatera Utara

2.2. Homosistein

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kadar Serum Adiponektin Pada Hamil Preeklampsia Berat Dan Hamil Normal Di RSUP.H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi Dan RS Jejaring FK USU Medan

5 69 82

Perbedaan Kadar Glutation Peroksidase Pada Abortus Imminens Dan Hamil Normal Trimester I DI RSUP.H.Adam Malik, RS Jejaring FK USU Dan RS.Swasta Medan

1 103 105

Hubungan Kadar Hematokrit dengan tingkat Keparahan pada Preeklamsia Berat di RSUP H Adam malik Medan. RSUD dr Pirngadi Medan dan RS jejaring FK USU

4 64 73

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia 2.1.1 Definisi - Perbedaan Kadar Serum Adiponektin Pada Hamil Preeklampsia Berat Dan Hamil Normal Di RSUP.H.Adam Malik, RSUD.Dr.Pirngadi Dan RS Jejaring FK USU Medan

0 0 24

PERBEDAAN KADAR SERUM ADIPONEKTIN PADA HAMIL PREEKLAMPSIA BERAT DAN HAMIL NORMAL DI RSUP.H.ADAM MALIK, RSUD.Dr.PIRNGADI DAN RS JEJARING FK USU MEDAN TESIS

0 2 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia 2.1.1 Definisi - Kadar Homosistein Dengan Keparahan Preeklampsia Di RSUP.H.Adam Malik Dan RS Jejaring FK USU Medan

0 0 30

KADAR HOMOSISTEIN DENGAN KEPARAHAN PREEKLAMPSIA DI RSUP.H.ADAM MALIK DAN RS JEJARING FK USU MEDAN TESIS

0 1 23

PERBEDAAN KADAR GLUTATION PEROKSIDASE PADA ABORTUS IMMINENS DAN HAMIL NORMAL TRIMESTER I DI RSUP.H.ADAM MALIK, RS JEJARING FK USU DAN RS.SWASTA MEDAN

0 0 11

Hubungan Kadar Hematokrit dengan tingkat Keparahan pada Preeklamsia Berat di RSUP H Adam malik Medan. RSUD dr Pirngadi Medan dan RS jejaring FK USU

0 0 15

HUBUNGAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN, RSUD DR PIRNGADI MEDAN DAN RS JEJARING FK USU

0 0 13