Ketentuan SK SNI 03-2847-2002

21 Gambar 2.11 : Model Tegangan-Regangan Baja dengan Strain Hardening Dalam pengerjaan tugas akhir ini, model yang digunakan adalah model Elasto- Plastis. Model tegangan-regangan baja ini akan digunakan untuk tulangan longitudinal, tulangan transversal dan profil baja.

2.4. Ketentuan SK SNI 03-2847-2002

Beberapa ketentuan SK SNI Tahun 2002 yang menjadi rujukan antara lain terdapat dalam pasal 12 mengenai perencanaan komponen struktur terhadap beban lentur atau aksial atau kombinasi dari beban lentur dan aksial. Dalam merencanakan komponen struktur terhadap beban lentur atau aksial atau kombinasi dari beban lentur dan aksial, digunakan asumsi sebagai berikut : 1. Perencanaan kekuatan komponen struktur untuk beban lentur dan aksial didasarkan pada asumsi yang diberikan dalam 12.2 2 hingga 12.2 7 dan pada pemenuhan kondisi keseimbangan gaya dan kompabilitas regangan yang berlaku. 2. Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan jarak dari sumbu netral, kecuali, untuk komponen struktur lentur tinggi dengan Universitas Sumatera Utara 22 rasio tinggi total terhadap bentang bersih yang lebih besar dari 25 untuk bentang menerus dan lebih besar dari 45 untuk bentang sederhana, harus digunakan distribusi regangan non-linier. Lihat 12.7. 3. Regangan maksimum yang dapat dimanfaatkan pada serat tekan beton terluar harus diambil sama dengan 0,003. 4. Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil daripada kuat leleh harus diambil sebesar � dikalikan regangan baja. Untuk regangan yang nilainya lebih besar dari regangan leleh yang berhubungan dengan , tegangan pada tulangan harus diambil sama dengan . 5. Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulangan, kuat tarik beton harus diabaikan kecuali bila ketentuan 20.4 dipenuhi. 6. Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan tekan beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola, atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil pengujian. 7. Ketentuan 12.2 6 dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan beton persegi ekuivalen yang didefinisikan sebagai berikut : a. Tegangan beton sebesar 0,85 ′ diasumsikan terdistribusi secara merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral sejarak = � 1 dari serat dengan regangan tekan maksimum. b. Jarak c dari serata dengan regangan maksimum ke sumbu netral harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut. c. Faktor � 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan ′ lebih kecil daripada atau sama dengan 30 � . Untuk beton dengan nilai kuat Universitas Sumatera Utara 23 tekan di atas 30 � , � 1 harus direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 7 � di atas 30 � , tetapi � 1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65. Beberapa ketentuan SK SNI Tahun 2002 lain yang menjadi rujukan antara lain : 1. Batas luar penampang efektif dari suatu komponen struktur tekan dengan tulangan spiral atau sengkang pengikat yang dibuat monolir dengan suatu dinding atau pilar beton tidak boleh diambil lebih dari 40 mm di luar batas tulangan spiral atau sengkang pengikat. pasal 12.8 2 2. Luas tulangan longitudinal komponen struktur tekan non-komposit tidak boleh kurang dari 0,01 ataupun lebih besar dari 0,08 kali luas bruto penampang � . pasal 12.9 1 3. Jumlah minimum batang tulangan longitudinal pada komponen struktur tekan adalah 4 untuk batang tulangan di dalam sengkang pengikat segi empat atau lingkaran. pasal 12.9 2 4. Spasi vertikal antara sengkang pengikat lateral tidak boleh melebihi 16 diameter batang tulangan longitudinal, 48 diameter batang sengkang pengikat, atau ½ kali dimensi sisi terkecil dari komponen struktur komposit. pasal 12.16.8 5 Universitas Sumatera Utara 24

BAB III ANALISIS DAN PEMODELAN

3.1. Analisis Momen Kurvatur

Park dan Ruitong 1975 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan elemen untuk berdeformasi tanpa mengalami reduksi kapasitas lentur yang berarti. Dalam konteks ketahanan gempa, daktilitas diartikan Park sebagai kemampuan untuk berdeformasi secara siklik dalam kisaran amplitudo yang besar tanpa mengalami pengurangan kekuatan yang berarti. Daktilitas elemen beton seringkali tidak menjadi perhatian dalam perencanaan beton bertulang konvensional, yang hanya mempertimbangkan kekuatan saat mencapai beban ultimit dan menerapkan kekakuan yang cukup untuk membatasi lendutan pada saat beban layan. Hal ini tidak lagi cukup bila daktilitas lentur menjadi pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan perilaku elemen beton bertulang pasca ultimit serta mengaplikasikan analisis momen- kurvatur non linier. Momen dan kurvatur merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk menentukan nilai daktilitas dari suatu elemen struktur. Nilai daktilitas suatu elemen atau yang dinyatakan dengan daktilitas kurvatur curvature ductility, � � , dapat diartikan sebagai perbandingan antara kurvatur ultimate � dengan kurvatur leleh � atau dirumuskan sebagai berikut : � � = � � 3-1 Analisis momen kurvatur adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui perilaku dari suatu penampang dalam menerima beban dengan Universitas Sumatera Utara