Hasil Analisis Penampang Tipe B Hasil Analisis Penampang Tipe C

68 terhadap nilai kekuatan lentur dan daktilitas. Berikut adalah kurva momen kurvatur dari A2-01 dan A3-01 : Gambar 5.20 : Kurva Momen-Kurvatur dengan Variasi Letak Tulangan Longitudinal Hasil analisis momen kurvatur terhadap A2-01 dan A3-01 yang diplotkan secara bersama menunjukkan bahwa konfigurasi tulangan longitudinal A2-01 Gambar 3.5 memiliki nilai daktilitas lebih tinggi dibandingkan dengan A3-01 Gambar 3.6.

5.4.2. Hasil Analisis Penampang Tipe B

Hasil dari analisis menggunakan software „XTRACT‟ terhadap penampang kolom tipe B adalah sebagai berikut : Tabel 5.7 : Hasil Analisis Penampang Kolom Tipe B Berikut adalah hasil analisis hubungan momen kurvatur untuk penampang kolom tipe B yang diplotkan dalam bentuk kurva : 200000 400000 600000 800000 1000000 0.00E+00 5.00E-02 1.00E-01 1.50E-01 2.00E-01 2.50E-01 M o m en N -m Kurvatur 1m Variasi letak atau konfigurasi tulangan longitudinal A2-01 A3-01 Penampang Kurvatur 1m Momen kN-m Momen maks. kN-m Daktilitas Yield Ultimate Yield Ultimate B1-01 23,64 × 10 −3 1,144 140,4 124,6 153 48,39 B2-01 21,2 × 10 −3 1,159 180,3 182,1 210 54,67 Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 5.21 : Kurva Momen-Kurvatur B1-01 dan B2-01 Hasil analisis momen kurvatur terhadap penampang kolom komposit B1-01 dan B2-01 seperti yang terdapat pada Gambar 5.21 menunjukkan bahwa penampang kolom komposit B2-01 yang menggunakan profil H bersifat lebih daktail dibandingkan dengan penampang B1-01 yang menggunakan profil I.

5.4.3. Hasil Analisis Penampang Tipe C

Hasil dari analisis menggunakan software „XTRACT‟ terhadap penampang kolom tipe C adalah sebagai berikut : Tabel 5.8 : Hasil Analisis Penampang Kolom Tipe C Berikut adalah hasil analisis hubungan momen kurvatur untuk penampang kolom tipe C yang diplotkan dalam bentuk kurva : 50000 100000 150000 200000 250000 0.00E+00 2.00E-01 4.00E-01 6.00E-01 8.00E-01 1.00E+00 1.20E+00 1.40E+00 Hasil Analisis Momen-Kurvatur Penampang Kolom Tipe B B1-01 B2-01 Penampang Kurvatur 1m Momen kN-m Momen maks. kN-m Daktilitas Yield Ultimate Yield Ultimate C1-01 88,65 × 10 −3 1,018 351 355 355 11,48 C2-01 0,1007 1,056 951 957 959 10,49 Universitas Sumatera Utara 70 Gambar 5.22 : Kurva Momen-Kurvatur C1-01 dan C2-01 Penampang C2-01 yang merupakan profil H memiliki nilai daktilitas yang lebih rendah dibandingkan C1-01 yang merupakan profil I. Hal ini dapat dilihat pada kurva momen kurvatur kedua penampang Gambar 5.22 5.5. Pembahasan Diskusi untuk penampang kolom tipe A Analisis momen-kurvatur dilakukan terhadap penampang kolom tipe A yang merupakan penampang kolom beton bertulang. Pada penampang kolom tipe A1, penampang A1-01 merupakan penampang yang dibandingkan dengan penampang- penampang lain. Perbandingan dilakukan dengan mengubah beberapa parameter penampang antara lain : luas tulangan longitudinal, jarak antar sengkang, mutu beton, mutu tulangan longitudinal dan mutu tulangan transversal. Dari analisis yang dilakukan dengan variasi luas tulangan longitudinal terhadap penampang A1-01 dan A1-03, penampang kolom A1-01 dengan tulangan longitudinal 12 D22 � = 4561,59 2 memiliki daktilitas bernilai 22,79. Penampang kolom A1-02 yang memiliki luas tulangan yang lebih besar yaitu 12 D32 � = 9650,97 2 memiliki daktilitas bernilai 16,23. Walaupun nilai daktilitas 20000 40000 60000 80000 100000 120000 0.00E+00 2.00E-01 4.00E-01 6.00E-01 8.00E-01 1.00E+00 1.20E+00 Hasil Analisis Momen-Kurvatur Penampang Kolom Tipe C C1-01 C2-01 Universitas Sumatera Utara 71 penampang A1-02 lebih kecil dibandingkan dengan A1-01, kapasitas momen maksimum yang dapat dipikul lebih besar daripada A1-01. Kapasitas momen maksimum untuk A1-01 adalah 724,8 dan untuk A1-02 adalah 1128 . Penampang kolom A1-01, A1-03 dan A1-04 memiliki variasi jarak sengkang. Penampang A1-01 memiliki jarak sengkang 100 mm dan penampang A1-03 memiliki jarak sengkang 50 mm. Kemudian, penampang A1-04 memiliki jarak sengkang 150 mm. Penampang A1-03 memiliki nilai daktilitas yang lebih tinggi daripada A1-01 yaitu bernilai 30,95. Sedangkan, penampang kolom A1-04 yang memiliki jarak sengkang yang lebih jauh daripada penampang A1-01 memiliki nilai daktilitas yang lebih rendah yaitu 17,398. Pada spesimen A1-03 dan A1-04, kapasitas momen maksimumnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap A1-01 yakni masing-masing adalah 723 dan 724,7 . Kemudian, penampang kolom A1-05 dan A1-08 merupakan spesimen yang memiliki variasi mutu beton dengan A1-01. Penampang A1-05 dan A1-08 memiliki mutu beton bernilai 20 MPa dan 70 MPa. Sedangkan, penampang A1-01 memiliki mutu beton 30 MPa. A1-05 dan A1-08 memiliki daktilitas bernilai 28,498 dan 13,56. Spesimen A1-05 memiliki nilai daktilitas yang lebih tinggi namun kapasitas momen maksimumnya lebih kecil dibandingkan A1-01 yakni hanya bernilai 624,8 . Sedangkan, spesimen A1-08 memiliki kapasitas momen bernilai 1097 yang lebih besar dibandingkan dengan A1-01. Penampang A1-06 dan A1-07 merupakan spesimen yang memiliki variasi mutu tulangan longitudinal dengan A1-01. A1-01, A1-06 dan A1-07 memiliki mutu tulangan longitudinal sebagai berikut : 420 MPa, 280 MPa dan 520 MPa. A1-06 dan A1-07 daktilitas bernilai 28,36 dan 17,933. Kapasitas momen maksimum untuk A1- Universitas Sumatera Utara 72 06 lebih kecil dibandingkan dengan A1-01 yaitu 585,3 . Sedangkan, kapasitas momen maksimum A1-07 lebih besar dibandingkan dengan A1-01 yaitu 819,4 . Penampang A1-09 dengan mutu tulangan transversal 280 MPa memiliki daktilitas bernilai 16,811. Nilai daktilitas ini lebih kecil dibandingkan dengan A1-01 yang memiliki mutu tulangan transversal 420 MPa. Dalam hal kapasitas momen maksimum, kedua spesimen memiliki nilai yang sama yaitu 724,8 . Penampang A2-01 memiliki daktilitas bernilai 31,37 dan kapasitas momen maksimum 733 . Sedangkan, penampang A3-01 memiliki daktilitas bernilai 18,045 dan kapasitas momen maksimum 762 . Kedua penampang ini memiliki luas tulangan longitudinal yang sama dengan 8 D28 � = 4926,02 2 tetapi jumlah dan konfigurasi tulangan longitudinalnya berbeda. Diskusi untuk penampang kolom tipe B Penampang kolom tipe B merupakan penampang kolom komposit yang terdiri dari dua spesimen. B1-01 yang memiliki profil I di tengah penampang memiliki daktilitas bernilai 48,39 dengan kapasitas momen maksimum 153 . Dibandingkan dengan B1-01, B1-02 yang memiliki profil H di tengah penampang memiliki nilai daktilitas yang lebih tinggi yaitu 54,67 dengan kapasitas momen maksimum 210 . Diskusi untuk penampang kolom tipe C Penampang kolom tipe C merupakan penampang kolom baja yang terdiri dari dua spesimen. Spesimen C1-01 yang merupakan profil I memiliki nilai daktilitas 11,48 dan kapasitas momen maksimum 355 . Penampang C2-01 yang merupakan profil H memiliki nilai daktilitas 10,49 dan kapasitas momen maksimum 959 . Universitas Sumatera Utara 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan hasil analisis dan pembahasan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Jarak antar sengkang A1-03 yang lebih rapat daripada A1-01 meningkatkan nilai daktilitas dari 22,79 menjadi 30,95. Mutu beton A1-05 dan mutu tulangan longitudinal A1-06 yang lebih rendah daripada A1-01 juga meningkatkan nilai daktilitas dari 22,79 menjadi 28,498 dan 28,36. 2. Luas tulangan longitudinal A1-02 yang lebih besar daripada A1-01 menurunkan nilai daktilitas dari 22,79 menjadi 16,23. Mutu tulangan transversal A1-09 yang lebih rendah daripada A1-01 juga menurunkan nilai daktilitas dari 22,79 menjadi 16,811. 3. Konfigurasi tulangan longitudinal yang berbeda pada A2-01 dan A3-01 mempengaruhi nilai daktilitas. A2-01 memiliki nilai daktilitas 31,37 sedangkan A3-01 hanya 18,045. 4. Besarnya kapasitas momen maksimum penampang tipe A berbanding lurus dengan luas tulangan longitudinal, mutu beton dan mutu tulangan longitudinal yang digunakan. 5. Pada kolom komposit, profil H pada B2-01 memberikan efek pengekangan yang lebih besar daripada profil I pada B1-01. Sehingga, B2-01 memiliki nilai daktilitas yang lebih tinggi yaitu 54,67 sedangkan B1-01 hanya 48,39. Kapasitas momen maksimum B2-01 juga lebih besar daripada B1-01. Universitas Sumatera Utara