Pembahasan Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah: studi kasus pada BUS dan UUS di Indonesia periode 2010-2013

+ , Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary d Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .939 a .882 .879 .70999 .882 343.539 1 46 .000 2 .958 b .918 .915 .59731 .036 19.994 1 45 .000 3 .970 c .940 .936 .51693 .022 16.081 1 44 .000 1.358 a. Predictors: Constant, Tingkat Bagi Hasil b. Predictors: Constant, Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio c. Predictors: Constant, Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan tabel diatas, pada model 3 diketahui hasil uji determinasi Adjusted R Square sebesar 0,936 atau 93,6. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu NPF Non Performing Financing, FDR Financing to Deposit Ratio, dan Tingkat Bagi Hasil terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah adalah sebesar 93,6. Sedangkan sisanya sebesar 6,4 100 - 93,6 = 6,4 dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar variabel yang dipilih.

D. Pembahasan

1. Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah Hasil Analisis variabel independen NPF, FDR dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh signifikan - . terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung F tabel 230,279 2,438. Pengaruh tersebut tergolong tinggi dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 93,6 terhadap variabel dependen. Pengaruh tersebut tergolong tinggi dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 93,6 terhadap variabel dependen. Sedangkan ROA dan NPF secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari output SPSS dengan menggunakan metode stepwise dimana kedua variabel tersebut dikeluarkan karena tidak signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. 2. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Mudharabah Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel ROA menunjukkan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel ROA dalam output SPSS karena variabel tersebut tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA Return On Asset maka akan menyebabkan nilai pembiayaan mudharabah menjadi naik. Hal ini disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan ROA terhadap jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai contoh pada bulan Maret 2010, ROA mengalami kenaikan menjadi 2,13 dan pembiayaan mudharabah juga ikut naik jumlahnya menjadi 6.716 miliar dari bulan sebelumnya yaitu Februari 2010 yang menunjukkan ROA sebesar 1,76 dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.592 miliar. Pada Mei 2010, ROA turun 1,25 akan tetapi pembiayaan mudharabah justru mengalami kenaikan menjadi 7.231 miliar. Selanjutnya pada bulan Januari 2011, ROA naik 2,26 akan tetapi pembiayaan mudharabah mengalami penurunan menjadi 8.560 miliar. Jadi kesimpulannya adalah meskipun ROA naik, belum tentu jumlah pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Meskipun ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah, namun nilai rata-rata ROA dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti adalah sebesar 1,9212 yang berarti bank berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata- ratanya diatas standar yang ditetapkan BI yaitu ROA 1,5. 3. Pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Mudharabah Hasil perhitungan uji t dari variabel NPF menunjukkan bahwa secara parsial NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan -t hitung dari variabel NPF lebih kecil dari -t tabel -4,010 -2,018 dengan probabilitas sig 0,000 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPF 1 berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi NPF pembiayaan bermasalah maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembiayaan, yaitu berupa penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan. 4. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Mudharabah Dalam penelitian ini hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung t tabel 5,974 2,018 dan probabilitas sig 0,000 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi FDR dana yang disalurkan untuk pembiayaan maka semakin tinggi juga pembiayaan mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan FDR yang terus mengalami peningkatan dibarengi dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah yaitu dari Januari 2010 FDR menunjukkan angka sebesar 88,67 dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.556 miliar dan hingga bulan Desember 2013 FDR terus mengalami peningkatan menjadi 100,32 dan pembiayaan mudharabah juga terus mengalami peningkatan menjadi 13.625 miliar. Nilai rata-rata FDR dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti adalah sebesar 97,0285 yang berarti bank tersebut 22 masih berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata-ratanya masih berada di standar nilai yang ditetapkan BI yaitu antara 85 - 110. 5. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan hasil perhitungan uji t, bahwa secara parsial BOPO tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel BOPO dalam output SPSS karena variabel BOPO tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil BOPO atau biaya operasional bank terhadap pendapatan maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat efisiensi bank yang ditunjukkan dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan BOPO terhadap jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai contoh, pada bulan Juli 2010 BOPO menunjukkan angka sebesar 79,77 dan pembiayaan mudharabah sebesar 7.856 miliar. Sedangkan pada bulan Agustus 2010, BOPO naik menjadi 80,36 dan pembiayaan mudharabah juga ikut naik jumlahnya menjadi 8.207 miliar. 6. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah Berdasarkan hasil perhitungan uji t, secara parsial tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, akan tetapi tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan 3 terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung pada variabel tingkat bagi hasil lebih kecil dari t tabel -7.325 2,018 dan probabilitas sig 0,000 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan karena tingkat bagi hasil yang terus menurun dari bulan Januari 2010 sampai bulan Desember 2013 sedangkan pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan walaupun pada periode penelitian NPF terus mengalami penurunan. Sebagai contoh, pada bulan Januari 2010 Tingkat Bagi Hasil menunjukkan angka sebesar 17,91 dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.556 miliar. Pada bulan Januari Desember 2011 tingkat bagi hasil turun menjadi 16.05 sedangkan pembiayaan mudharabah naik sebesar 10.229 miliar, dan pada bulan Desember 2013, tingkat bagi hasil terus mengalami penurunan menjadi 14,40 sedangkan pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan menjadi 13.625 miliar. 45 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

2 18 0

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)

1 6 154

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (pyd) serta implikasinya pada ROA : studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 14 0

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (PYD) serta implikasinya pada Roa: studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

1 16 114

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum Dan Setelah Go Public Dengan Metode Rgec (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)

0 6 119

Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia

2 9 129

Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO dan DPK Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah di Indonesia.

0 0 1

Analisis pengaruh car, npf, fdr, bopo dan dpk terhadap profitabilitas (roa) pada bank syariah di Indonesia COVER

1 2 17

PENGARUH CAR, FDR, BOPO, DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (PERIODE 2010-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 20