Pengujian Hipotesis Metode Analisis Data

d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengkaji apakah suatu model regresi liniear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-1. Autokorelasi didefinisikan terjadinya korelasi antara data pengamatan sebelumnya, dengan kata lain munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya, jika terjadi korelasi, berarti ada masalah autokorelasi. 10 Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi ialah dengan melakukan uji dubin-watson dengan ketentuan sebagai berikut: 11 • Terjadi autokorelasi positif, jika nilai d dibawah -2 d -2. • Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai d berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ d ≤ +2. • Terjadi autokorelasi negatif, jika niali d diatas +2 atau d +2.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan Ibid, h.215. 11 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat Regresi untuk Penelitian Yogykarta: Graha Ilmu, 2010, h. 110. diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. 12 a. Uji Simultan Uji F Uji F statistik adalah uji secara bersama-sama atau simultan pengaruh variabel independen ROA Return On Asset, NPF Non Performing Finance, FDR Financing to Deposit Ratio, BOPO Biaya Operasional Pendapatan Operasional, dan TBH Tingkat Bagi Hasil terhadap variabel dependen Pembiayaan Mudharabah. Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian, yaitu: 13 1 Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan F hitung dan F tabel • Jika F hitung F tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. • Jika F dan F tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 2 Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.76. 13 Ibid., hal. 17. • Jika P-value α = 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. • Jika P-value α = 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. b. Uji Parsial Uji t Uji t statistik adalah uji parsial individu dimana uji ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas independen secara masing-masing parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat dependen pada tingkat signifikasi 0.05 5 dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji t dengan pengujian sebagai berikut: 14 1 Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan T hitung dan T tabel • Jika T hitung T tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 14 Ibid., hal. 18-19 • Jika T dan T tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. 2 Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probability • Bila Probability β i 0,05 → Tidak Signifikan, H diterima dan H 1 ditolak. • Bila Probability β i 0,05 → Signifikan, H ditolak dan H 1 diterima. c. Uji Koefisien Determinansi R 2 Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikat. 15 Merupakan kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen terikat. Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R 2 , Merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Nilai koefisien determinasi R 2 ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas X. Bila koefisien determinasi sama dengan 0 R 2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS,Yogyakarta: ANDI, 2011, h. 55 R 2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterngkan oleh X. 16 Nilai koefisien determinasi R 2 ini mencerminkan menukur seberapa besar dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien sama dengan 0 R2 = 0, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X, dengan kata lain jika jika Adjusted R 2 mendekati 1 satu maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan independen, tetapi jika Adjusted R 2 mendekati 0 nol, maka variabel independen tidak mampu menjelaskan variabel independen. Bila R 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh R 2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. Koefisien Determinasi dirumuskan dengan: KD = R 2 x 100 16 Nachrowi D Nachrowi dan Hardinus Usman, Pendekatan Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006, h.20. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

2 18 0

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)

1 6 154

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (pyd) serta implikasinya pada ROA : studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 14 0

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (PYD) serta implikasinya pada Roa: studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

1 16 114

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum Dan Setelah Go Public Dengan Metode Rgec (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)

0 6 119

Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia

2 9 129

Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO dan DPK Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah di Indonesia.

0 0 1

Analisis pengaruh car, npf, fdr, bopo dan dpk terhadap profitabilitas (roa) pada bank syariah di Indonesia COVER

1 2 17

PENGARUH CAR, FDR, BOPO, DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (PERIODE 2010-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 20