Latar Belakang Masalah Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah: studi kasus pada BUS dan UUS di Indonesia periode 2010-2013

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana bank konvensional juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan, hanya saja terdapat perbedaan mendasar dalam hal imbalan. Penentuan imbalan yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabahnya semata-mata didasarkan pada prinsip bagi hasil profit sharing. 1 Prinsip bagi hasil merupakan hal yang paling membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Prinsip bagi hasil inilah yang membuat kedudukan bank syariah dalam hubungannya dengan nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang atau pengusaha sedangkan pada lembaga keuangan bank non syariah sebagai kreditur dan debitur. 2 Kontribusi perbankan syariah sangat ditentukan dengan kemampuan penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat. Kemampuan ini tentunya akan mampu meningkatkan produksi masyarakat 1 Fauzan Fahrul, Muhammad Arfan, Darwanis “Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Studi pada Bank Aceh Syariah Cabang Banda Aceh”, Jurnal Akuntansi Vol. 2, No. 1, November 2012 : h. 76-85 2 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2008, h. 2. secara maksimal. 3 Karena perbankan syariah adalah bank yang menggunakan mekanisme bagi hasil, bukan bunga maka bagi hasil khususnya mudharabah seharusnya menjadi mekanisme yang dominan dalam aktivitas perbankan syariah. 4 Hampir semua bank syariah di dunia didominasi dengan produk pembiayaan murabahah, sedangkan sistem bagi hasil mudharabah sangat sedikit diterapkan kecuali di dua negara yaitu Iran 48 dan Sudan 62. Di Indonesia sendiri, Bank Muamalat selama lima tahun pertama operasinya tidak menyalurkan pembiayaan dengan sistem bagi hasil mudharabah. 5 Disamping itu Muhammad menyatakan bahwa perkembangan pembiayaan bagi hasil baru mencapai 15 pertahun. Pertumbuhan share keuangan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2002 untuk pembiayaan mudharabah sebesar 14,33. 6 Rendahnya jumlah pembiayaan berbasis bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah dan unit usaha syariah dibandingkan dengan pembiayaan yang berbasis jual beli murabahah dapat dilihat pada data 3 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 79 4 Muhammad, Konstruksi Mudharabah dalam Bisnis Syariah, Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam Volume 1 Nomor 1, Januari-Juni 2006. 5 Adiwarman A. Karim, Perbankan Syari’ah: Peluang, Tantangan dan Strategi Pengembangan Orientasi, Jurnal Agama, Filsafat dan Sosial, Edisi Ketiga, Thun 2001, h. 32. 6 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 1-2 statistik perbankan syariah per Desember 2009-2013 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah dan Murabahah Tahun 2009-2013 dalam miliar Rp Akad 2009 2010 2011 2012 2013 Mudharabah 6.597 8.631 10.229 12.023 13.625 Musyarakah 10.412 14.624 18.960 27.667 39.874 Murabahah 26.321 37.508 56.365 88.004 110.565 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, data diolah Sampai pada bulan Desember 2013 penyaluran dana dari segi pembiayaan masih didominasi piutang murabahah sebesar Rp 110.565 miliar diikuti pembiayaan musyarakah yang sebesar Rp 39.874 miliar dan pembiayaan mudharabah sebesar Rp 13.625 miliar. Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil tidak pernah lebih dari setengah total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Dalam hal ini pembiayaan dalam akad mudharabah dan musyarakah masih dibawah 30 triliun sementara pembiayaan murabahah mencapai kisaran angka diatas 80 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah atau pembiayaan jual beli masih mendominasi pembiayaan pada perbankan syariah. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik karena diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif dan hanya pada usaha produktif. Bila ditinjau dari konsep bagi hasil maka harus ada return yang di bagi, hal tersebut hanya bisa terjadi bila uang digunakan untuk usaha yang produktif. Bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli dan sewa telah menimbulkan celah lebih besar untuk melakukan penyimpangan terhadap prinsip syariah. Dampak lain dari tingginya pembiayaan bagi hasil akan mendorong timbulnya pengusaha atau investor yang mengambil keputusan bisnis yang berisiko. Hal ini akan menyebabkan berkembangnya berbagai inovasi baru, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bangsa ini. Pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi. Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset asset-based. Artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan bukan mengandalkan pada kertas kerja semata. Pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah didominasi oleh pembiayaan jual beli dikarenakan risiko yang terlalu tinggi terhadap pembiayaan bagi hasil. Karena bagaimanapun juga nasabah pada umumnya mengaharapkan tingkat bagi hasil bukan bagi kerugian. Dalam hal ini artinya perbankan syariah masih melihat aspek risiko yang kemungkinan besar akan timbul dari pembiayaan bagi hasil. Tingkat pendapatan menjadi sebuah acuan bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaannya kerena semakin meningkatnya laba maka semakin meningkatnya sejumlah asset yang dapat disalurkan melaui pembiayaan. Semakin meningkatnya ROA maka semakin meningkatnya pembiayaan. Berdasarkan penelitian Nur Gilang 2013 ROA memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Selain ROA, FDR serta tingkat bagi hasil juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Risiko pembiayaan juga mempengaruhi pembiayaan yang diberikan perbankan syariah, semakin tinggi NPF maka perbankan syariah akan menurunkan komposisi pembiayaan yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian Mufqi Rifaldi 2013 NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap pembiayaan. Tingkat efisiensi biaya operasional juga mempengaruhi komposisi pembiayaan yang diberikan perbankan syariah, karena semakin kecil biaya operasional suatu bank terhadap pendapatan bank tersebut maka semakin meningkatnya jumlah pendapatan bank syariah yang akan diberikan untuk sektor pembiayaan. Sebagai bank dengan prinsip bagi hasil yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional, perbankan syariah seharusnya lebih mengoptimalkan penempatan dananya pada sektor pembiayaan bagi hasil. Akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan di perbankan syariah, pembiayaan bagi hasil terutama pembiayaan mudharabah masih rendah dibandingkan dengan pembiayaan lainnya seperti murabahah jual-beli. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH ROA, NPF, FDR, BOPO DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH Studi Kasus pada BUS dan UUS di Indonesia Periode 2010-2013.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

2 18 0

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas dan Likuiditas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2008-2015)

1 6 154

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (pyd) serta implikasinya pada ROA : studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

0 14 0

Pengaruh DPK dan NPF terhadap pembiayaan yang disalurkan (PYD) serta implikasinya pada Roa: studi pada 3 bank umum syariah di Indonesia periode 2010-2013

1 16 114

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Sebelum Dan Setelah Go Public Dengan Metode Rgec (Studi Kasus Pada Bank Panin Syariah Periode 2013-2014)

0 6 119

Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Volume Pembiayaan Perbankan Syariah Di Indonesia

2 9 129

Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, BOPO dan DPK Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Syariah di Indonesia.

0 0 1

Analisis pengaruh car, npf, fdr, bopo dan dpk terhadap profitabilitas (roa) pada bank syariah di Indonesia COVER

1 2 17

PENGARUH CAR, FDR, BOPO, DAN NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (PERIODE 2010-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 20