Isolasi Spora Mikoriza Vesikular Arbuskula Identifikasi Spora Mikoriza Vesikular Arbuskula

mendapatkan gambaran umum jumlah mikoriza vesikular arbuskula yang mewakili di suatu areal.

b. Isolasi Spora Mikoriza Vesikular Arbuskula

Analisis Spora meliputi : - Di campurkan contoh tanah sebanyak 50 gr didalam 500 ml air dan diaduk sampai merata, biarkan beberapa menit sampai partikel- partikel besar mengendap - dituang cairan tadi kedalam saringan yang berukuran 710 µ m, 425 µ m,125 µm 53 µm secara berturut-turut dari atas ke bawah untuk memisahkan partikel-partikel bahan organik yang berukuran besar - Tanah yang tersisa pada saringan terbawah 53 µm dipindahkan kedalam tabung centrifuse sebanyak 20 – 25 ml - Tanah dan air hasil proses tuang saring yang telah dimasukan ke dalam tabung centrifuse ditambahkan gkukosa 60 sebanyak 3 – 5 ml, lalu disentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm - Natan yang mengapung bersama dengan air disaring kembali pada saringan 53 µ m dan dibilas - Hasil saringan dituang ke dalam cawan petri dan diamati di bawah stereoskop dan tahapan ini dilakukan pada sample tanah dengan dua kali ulangan - Spora yang didapat diamati kembali di mikroskop cahaya agar diketahui jenis spesiesnya

c. Identifikasi Spora Mikoriza Vesikular Arbuskula

Setelah melewati masa penyaringan kemudian spora diidentifikasi dengan meletakkan di preparat kemudian diamati jenisnya. Tahapan pelaksanaan identifikasi mikoriza vesikular arbuskula ini merupakan bagian lanjutan dari tahapan isolasi. Tahapan identifikasi mikoriza vesikular arbuskula dilakukan dengan menggunakan Manual For The Identification of Mychorhiza Fungi Schenk, N.C and Y.Perez, 1990. Tahapan dalam identifikasi mikorixa vesikular arbuskula sebagai berikut : a. Berdasarkan karakteristik morfologi spora secara utuh warna, bentuk, dan ukuran Karakteristik ini sangat penting dan mudah dijadikan pedoman. a. Bentuk spora : secara umum bentuk spora adalah globose bulat globe, sub globose, oval dan oblong b. Bentuk Hyfa : ada yang silindris, kerucut conical, bergelombang swollen dan bercabang banyak c. Ukuran Spora : ukuran terkecil dari 10 – 50 µm sampai terbesar 200 – 300 µ m. Ukuran spora Glomus berkisar 20 – 200 µ m sementara Gigaspora dan Scutellospora rata-rata 120 – 300 µ m. bentuk sporocarp dapat mencapai ukuran hingga 800 µ m d. Warna spora : standar “Colourt Chart” yang digunakan berdasarkan warna CYM cyan, yellow, magenta standar pewarnaan yang umum digunakan. Warna-warna spora mikoriza berkisar hyaline, kuning, kuning kehijauan, coklat, coklat kemerahan sampai coklat hitam. b. Berdasarkan proses perkembangan spora Proses perkembangan spora dapat digolongkan dalam 3 cara : Dari hyfa, dapat dijumpai pada genus Glomus dan Svhlerocytis. Ujung hyfa membesar sampai menncapai ukuran maksimum dengan membentuk chiamydospore a. Dari bentuk subsensor yang semakin lama semakin membesar hingga mencapai ukuran maksimum yang akhirnya membentuk spora, dapat dijumpai pada Gigaspora dan Scutellospora. Hanya saja pada Scutellospora terdapat Germination Shield b. Dari soporiferous saccule dapat dijumpai pada Acaulospora dan Entraspora. c. berdasarkan struktur sub seluler spore Istilah dalam struktur sub seluler yang lebih sederhana menurut INVAM adalah dua jenis wall yaitu spore wall dan germinal wall. Teknik ini lebih memudahkan dalam mengidentifikasi karena tidak diperlukan lagi istilah-istilah rumit seperti inner waal, membranes wall, evescent wall, amorphous wall, dan coriaceous wall. a. Spore Wall : Merupakan lapisan terluar dari spora, yang tumbuh dan berkembang membentuk lapisan yang berbeda dari segi warna, kekuatan, dan ketebalan. Pada Glomus, spore wall merupakan cirri yang mudah dikenali karena spore wall merupakan kelanjutan dari perkembangan substending hyfa. Spore wall terdiri dari beberapa lapis 2 – 4 lapis biasanya bernotasi L1,L2,L3 dan seterusnya. Lapisan ini dulunya disebut sebagai unit wall. Pada spore wall sering dijumpai ornamen berupa spines, papillae, pits dan reticulation b. Germinal Wall : disebut juga inner wall karena kondisiya bervariasi dan sebagai tempat melekatnya germination shield. Lapisan ini tidak berpigmen sehingga sering terabaikan dan tidak terhubung dengan lapisan yang berkembang dari substending. Pada spesies Acaulospora, Entraspora dan Scutellospora lapisan ini dapat terlihat jelas. Germinal wall terdiri dari 2 lapis l1,L2, kedua lapisan ini berdiri sendiri dan saling mendukung. d. Berdasarkan Struktur Pre-Germinal Struktur ini adalah tempat terbentuknya germ tube. Pada famili Glomales ditemukan banyak design dan posisi sedangkan pada Scutellospora disebut germination shield. e. Reaksi Pewarnaan terhadap Melzers dan lapisan Kulit Spora Pewarnaan dengan melzer akan memperjelas adanya lapisan kulit spora. Spora mikoriza mempunyai lapisan kulit yang berbeda ketebalannya. Reaksi pewarnaan spora inilah yang digunakan sebagai standarisasi taxonomi lanjutan.

d. Trapping Mikoriza Vesikular Arbuskula