Tabel 18. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Rock Fosfat dan MVA Terhadap Jumlah Polong Kosong Biji
Jenis MVA Dosis Pupuk Rock Fosfat kgHa
400 300
200 100
Tanpa RP Total Rataan
Isolat tanah gambut
Glomus manihotis Kontrol
1 0.5
1 1.5
1 1.5
1 1.5
2 2
1.5 3.5
5 4
9 1
0.8 1.8
Total 1
1.5 4
4.5 7
18 3.6
Rataan 0.3
0.5 1.3
1.5 2.3
6 1.2
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa semakin banyak jumlah dosis pupuk rock fosfat yang diberikan maka dapat menurunkan jumlah polong hampa,
begitu juga dengan inokulasi MVA dapat menurunkan jumlah polong hampa dibandingkan dengan tanpa inokulasi. Interaksi yang sangat menonjol untuk
menurunkan bobot polong hampa yaitu antara Glomus manihotis dan dosis pupuk 100 dan 75 yang mana didapat hasil tanpa adanya bobot polong hampa pada
interaksi tersebut, hal ini tidak berbeda nyata dengan interaksi antara MVA isolat tanah gambut dan pupuk 100.
h. Pengaruh Dosis Pupuk Rock Fosfat Dan MVA Terhadap Derajat Infeksi Akar
Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa factor pupuk rock fosfat dan MVA serta interaksinya memberikan pengaruh tidak nyata terhadap
parameter derajat infeksi akar. Pengaruh pemberian MVA isolat tanah gambut dan
Glomus manihotis dengan berbagai dosis pupuk rock fosfat terhadap derajat infeksi akar dapat dilihat pada Tabel 19 dibawah ini
Tabel 19. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Rock Fosfat dan MVA Terhadap Derajat Infeksi Akar
Jenis MVA Dosis Pupuk Rock Fosfat kgHa
400 300
200 100
Tanpa RP Total Rataan
Isolat tanah gambut
Glomus manihotis Kontrol
85 85
55 80
80 45
75 100
50 65
90 55
55 85
45 360
440 250
72 88
50 Total
225 205
225 210
185 1050
220 Rataan
75 68.3
75 70
61.6 350
73.3
Dari data diatas derajat infeksi tertinggi terdapat pada interaksi antara Glomus manihotis dan dosis pupuk 50, diikuti oleh interaksi antara Glomus
manihotis dan dosis pupuk 25. Dan sangat berbeda nyata dengan interaksi antara MVA isolat tanah gambut dan dosis pupuk 25 dan 0.
Pembahasan
1. Isolasi Dan Identifikasi MVA Dari tanah Gambut
Jenis serta jumlah MVA yang ditemukan pada tanah gambut Ajamu, Labuhan Batu sangat sedikit yaitu hanya mencapai 5 genus dari glomus. Hal ini
disebabkan kondisi tanah gambut yang tergenang sehingga menyebabkan populasi MVA sedikit. Seperti halnya yang telah diteliti oleh Pakpahan 2004
yang menyatakan kandungan air yang tinggi pada tanah gambut menyebabkan berkurangnya populasi MVA. Selain itu glomus merupakan jenis spora yang
paling dominan pada tanah gambut. Dari hasil pengamatan beberapa jenis MVA, masing-masing MVA
memiliki infektifitas yang berbeda. Derajat infeksi akar tertinggi yaitu pada glomus sp4 dan glomus sp5 yaitu 90 . Sedangkan derajat infeksi terendah yaitu
glomus sp1 sebesar 70 , hal ini tidak berkorelasi dengan nilai FM dan FR. Walaupun glomus sp1 memiliki sebaran yang banyak tetapi belum tentu memiliki
tingkat infektifitas yang tinggi, sebab infeksi MVA dipengaruhi oleh factor lingkungan, cahaya, kelembaban tanah dan pemupukan, hal in sesuai dengan
dengan pernyataan Fakuara 1988 bahwa intensitas infeksi MVA dipengaruhi oleh faktor pemupukan, pestisida, intensitas cahaya, musim, kelembaban tanah
dan tingakat kerentanan tanaman. Brundrett 1991 juga menjelaskan bahwa intensitas matahari dan suhu sangat berpengaruh terhadap kapasitas derajat infeksi
MVA pada akar tanaman.