Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Ricardian 1817

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat. Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila balas jasa riil terhadap faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya Hera, dkk, 1995. Istilah pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi sebenarnya mempunayai arti yang berbeda, dimana kedunya menerangkan mengenai perkembangan ekonomi yang berlaku. Pertumbuhan digunakan sebagai ungkapan umum yang menggambarkan tingkat perkembangan suatu negara yang diukur melalu pertambahan persentase pertambahan dari pendapatan riil. Sedangkan istilah pembangunan ekonomi biasanya dibandingkan denagn ekonomi dinegara-negara berkembang.

2.1.2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Ricardian 1817

David Ricardo mengungkapkan pandangannya mengenai pembangunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam bukunya The Principle of Political Economy and Taxion. David Ricardo mengungkapkan bahwa faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah buruh, pemupukan modal, dan perdagangan luar negeri. Seperti ahli ekonomi modern, teori Ricardo menekankan pentingnya tabungan.bagi pembentukan modal. Dibanding pajak, Ricardo lebih menyetujui pemupukan modal melalui tabungan Jhingan, 2000. Tabungan dapat dibentuk melalui penghematan pengeluaran, memproduksi lebih banyak, dan meningkatkan keuntungan serta mengurangi harga barang. Semakin banyak tabungan berarti semakin banyak pula pemupukan modal bagi kegiatan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 penanaman modal berikutnya. Selain itu, Ricardo juga memberi tekanan khusus pada perdagangan luar negeri sebagai sarana memperbaiki perekonomian. Sebab perdagangan luar negeri akan menyebabkan pemanfaatan sumber daya secara maksimum dan meningkatkan pendapatan. 2. Teori Keynes 1936 Teori Keynes didasarkan pada adanya pengangguran siklis yang terjadi akibat depresi ekonomi. Menurut Keynes pengangguran merupakan akibat dari kurangnya permintaan efektif dan untuk mengatasinya Keynes menyarankan agar memperbesar pengeluaran konsumsi dan non konsumsi. Dalam hal ini maka Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah melalui kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi permintaan efektif Jhingan, 2000. Dalam teorinya, Keynes mengangap tabungan sebagai sifat sosial yang buruk karena kelebihan tabungan menyebabkan terjadinya kelebihan supply sehingga produsen dapat merugi yang akhirnya dapat terjadinya PHK besar-besaran yang akhirnya menciptakan suatu kondisi yang buruk. Oleh sebab itu maka Keynes merasa pemerintah perlu mempengaruhi tingkat suku bunga yang berkorelasi langsung dengan jumlah uang yang beredar yang dapat meningkatkan permintaan efektif Jhingan, 2000. 3. Teori Harrod-Domard 1948, 1957 Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang mengembangkan analisis Keynes yang menekankan tentang perlunya penanaman modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Model yang dibuat oleh Harrod-Domar didasarkan pada asumsi sebagai berikut: Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 1. Ada ekuilibrium awal pendapatan dalam keadaan pekerjaan penuh. 2. Tidak ada campur tangan pemerintah. 3. Model ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri. 4. Tidak ada kesulitan di dalam penyesuaian antara investasi dan penciptaan kapasitas produksi. 5. Kecenderungan menabung rata-rata sama dengan kecenderungan menabung marginal. 6. Kecenderungan menabung marginal tetap konstan. 7. Koefisien modal, yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan, diasumsikan tetap fixed Menurut Harrod-Domar setiap usaha ekonomi harus menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-Domar ada hubungan ekonomi yang langsung antar besarnya stok modal K dan jumlah produksi nasional Y. Misalnya: 300 unit modal diperlukan untuk menghasilkan 1 unit pendapatan, maka COR Capital Output Ratio adalah 3:1 dengan kata lain COR=3. Selanjutnya apabila diketahui proporsi pendapatan nasional yang ditabung sebesar 6, maka bisa dicapai pertumbuhan 2. Ini disusun dari model sederhana: a. Tabungan S adalah beberapa proporsi S dari pendapatan nasional Y, sehingga S = s.Y b. Investasi I sebagai perubahan stok modal delta K maka: I = K c. Stok modal membawa hubungan langsung dengan pendapatan nasional Y maka : delta K = k. delta Y Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 d. S harus sama dengan I maka S =I, maka: S = s. Y = k delta y = K = I, disederhanakan menjadi s.Y = k delta y dibagi dengan Y dan k, sehingga: sK = delta YY, dimana sK adalah tingkat pertumbuhan ekonomi G, dimana G = S COR Persamaan pertumbuhan seperti di atas dapat digunakan untuk meramalkan dan merencanakan perekonomian di negara yang sedang berkembang. Misalnya pemerintah menetapkan tingkat pertumbuhan dengan kenaikan 2 per tahun dalam pendapatan per kapita, sedangkan untuk menaikkan US1, diperlukan kenaikan persediaan barang-barang modal US3, pertumbuhan penduduk diperkirakan meningkat 2,5 per tahun. Dengan data ini, maka para perencana dapat menentukan beberapa banyak tabungan serta penanaman modal yang harus dilakukan oleh negara untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan yang diinginkan. Oleh karena jumlah penduduk 2,5 maka pertambahan pendapatan pertumbuhan harus naik dengan tingkat yang sama supaya tingkat pendapatan per kapita dapat di pertahankan. Untuk mendapatkan kenaikan 2 dalam kenaikan pendapatan per kapita, maka keseluruhan hasil harus naik 4,5 2 + 2,5 setahunnya. Karena untuk kenaikan US1 diperlukan US3 maka perekonomian haruslah mampu menabung 13,5 yaitu 3 x 4,5 dari jumlah pendapatan nasionalnya setiap tahun. Hal ini untuk mencapai sasaran tingkat pertumbuhannya Suryana, 2000. 4. Teori Schumpeter 1934 Schumpeter berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kemampuan kewirausahawan entrepreneurship. Sebab, para pengusahalah yang Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 mempunyai kemampuan dan keberanian mengaplikasi penemuan-penemuan baru dalam aktifitas produksi. Menurut Schumpeter, kemajuan perekonomian kapitalis disebabkan karena diberinya keleluasaan untuk para entrepreneurship. Sayangnya keleluasaan tersebut cenderung memunculkan monopoli kekuatan pasar. Monopoli inilah yang yang memunculkan masalah-masalah non ekonomi, terutama sosial politik yang akhirnya dapat menghancurkan kapitalis itu sendiri Jhingan, 2000. 5. Teori Neo Klasik teori ini dikembangkan oleh solow 1970 dan merupakan penyempurnaan teori-teori Neo-Klasik sebelumnya. Fokus pembahasan pertumbuhan Neo-Klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. Gambar 2. : Fungsi Pruduksi Neo-Klasik L 1 L 2 L 3 L 3 C 3 C 1 C 2 Q 2 Q 1 Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Fungsi produksi Neo-Klasik ini menggambarkan bahwa suatu tingkat output tertentu dapat dicapai dengan menggunakan berbagai kombinasi atau gabungan modal dan tenaga kerja. Misalnya untuk menciptakan outputproduksi sebesar Q1 diperlukan modal sebesar C3 dan tenaga kerja sebesar L3 atau kombinasi L3 dan C3. untuk menambah output menjadi sebesar Q2 dapat dilakukan dengan menambah tenaga kerja sebesar L3 dan dengan modal yang tetap sebesar C3. Dengan mengubah sumbu horizontal menjadi vertikal atau dengan menggantikan capital dengan labor maka dapat diambil kesimpulan dengan tenaga kerja yang tetap akan tetapi dengan tambahan modal maka output akan dapat ditingkatkan. Hal ini umumnya berlaku pada industri padat modal dan dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi