Kondisi Iklim dan Topografis Kondisi Demografis Potensi Wilayah

Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007

4.1.2. Kondisi Iklim dan Topografis

Karena terletak dekat garis Khatulistiwa, Propinsi Sumatera Utara mempunyai iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin passai dan angin muson. Kelembaban udara rata-rata 78 - 91 per tahun, curah hujan kurang lebih 1800-4000 mm per tahun dan penyinaran matahari 43. Sebagaimana propinsi lain, musim hujan biasanya pada bulan November sampai dengan bulan Maret dan musim kemarau biasanya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober, diantara kedua musim ini diselingi oleh musim pancaroba. Ketinggian permukaan dataran Propinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 35 C. Sebagian daerahnya berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada ketinggian yang suhu minimalnya bisa mencapai 14 C.

4.1.3. Kondisi Demografis

Sumatera Utara merupakan propinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia, setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Yang dihuni oleh penduduk dari berbagai suku seperti Melayu, Batak, Nias, Aceh, Minang Kabau, Jawa, dan menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen Budha, Hindu, dan berbagai aliran kepercayaan lainnya. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus penduduk SP 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah sebesar 10.256 juta jiwa, dan pada tahun, 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11.514 juta jiwa dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 12.834 juta jiwa. Dapat dilihat laju pertumbuhan Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 penduduk di sumatera utara meningkat cukup pesat dalam kurun tahun 2000 ke tahun 2007 sebesar 1.320 juta jiwa..atau sebesar 11,46.

4.1.4. Potensi Wilayah

Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi alam yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, danau, dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain-lain. Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang, seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, diatome, emas, batu bara, minyak dan gas bumi. Kegiatan perekonomian terpenting Sumatera Utara adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budi daya ekspor dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian. Industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, aneka industri kecil dan kerajinan. Posisi strategis wilayah Sumatera Utara dalam jalur perdagangan internasional, ditunjang oleh adanya pelabuhan udara dan laut yaitu pelabuhan udara Polonia, Pinangsori, Binaka, Aek Godang, Silangit, Pelabuhan Laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai Teluk Nibung, kuala Tanjung, dan Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks, Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 faximile, pos dan giro, telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar kecamatan. Kota Medan sebagai ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, disamping merupakan salah satu pusat pengembangan, wilayah Sumatera Utara sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah pembangunan kelompok Sumatera memiliki fasiitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. DI Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi termasuk politeknik, balai penelitian, balai pelatihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan yang terdidik dan terampil serta hal hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah. Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara 4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun disajikan melalui PDRB atas harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara Tahun 2007 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 sekitar 6,90, menunjukkan adanya akselerasi pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,20. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Pertumbuhan tersebut didukung oleh hampir semua sektor perekonomian di Sumatera Utara. Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Riil Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-5007 persen NO Lapangan Usaha 2005 2006 2007 1. Pertanian 3,38 2,40 4,98 2. Pertambangan Penggalian 6,42 4,17 9,78 3. Industri Pengolahan 4,76 5,47 5,09 4. Listrik, Gas Air Minum 5,15 3,08 0,22 5. Bangunan 12,96 10,33 7,76 6. Perdagangan, Hotel Restoran 4,95 6,95 7,55 7. Pengangkutan Komunikasi 10,11 11,91 9,90 8. Keuangan, Persewaan Jasa perusahaan 7,15 9,87 12,43 9. Jasa-Jasa 4,36 7,09 8,25 PDRB 5,48 6,20 6,90 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 Pertumbuhan terbesar berasal dari sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 12,43 dan selanjutnya diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,90, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,78, sektor jasa-jasa sebesar 8,25, sektor konstruksi sebesar 7,76, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,55, sektor industri pengolahan sebesar 5,09, sektor pertanian sebesar 4,98. Sementara pertumbuhan terendah berasal dari sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,22. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2007 lebih tinggi bila di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh sebesar 6,90 sedangkan Indonesia tumbuh sebesar 6,32. Tabel 4.3 PDRB Sumatera Utara Dan PDB Indonesia Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Tahun 2003-2007 milyar Rp Sumatera Utara Indonesia Tahun PDRB Pertumbuhan PDB Pertumbuhan ADHB 1 ADHK 2 Ekonomi ADHB 1 ADHK 2 Ekonomi 2003 103401.4 78805.6 4.81 2013674.6 1577171.3 4.78 2004 118100.5 83328.9 5.74 2295826.2 1656516.7 5.05 2005 139618.3 87897.8 5.48 2774281.1 1750815.2 5.69 2006 160376.8 93347.4 6.2 3339479.6 1847292.9 5.51 2007 x 181819.7 99792.3 6.9 3957403.9 1963974.3 6.32 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 x : Angka Sementara 4.2.2.Perkembangan PDRB Sumatera Utara Struktur perekonomian Sumatera Utara sejak tahun 2005 tidak mengalami perubahan yang mendasar dengan di dominasi dari sektor pertanian, diikuti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik gas dan air bersih. Pada tahun 2005 peranan sektor pertanian sebesar 25,25 yang dari tahun ke tahun cenderung menurun dimana peranan pada tahun 2006 sebesar 24,34 pada tahun 2007 kembali menurun menjadi 23,91. Kontribusi terbesar sektor pertanian diberikan oleh sub sektor tanaman perkebunan, utamanya tanaman kelapa sawit dan karet yang menjadi komoditi unggu lan Sumatera Utara. Secara keseluruhan struktur ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2005-2007 ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 persen No Sektor Ekonomi 2005 2006 2007 1. Pertanian 25,25 24,34 23,91 Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 2. Pertambangan Penggalian 1,22 1,20 1,23 3. Industri 24,24 24,07 23,66 4. Listrik, Gas Air Minum 0,81 0,79 0,74 5. Bangunan 6,28 6,52 6,57 6. Perdagangan, Hotel Restoran 18,19 18,32 18,42 7. Pengangkutan Komunikasi 8,40 8,85 9,10 8. Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan bangunan Jasa perusahaan 6,19 6,40 6,73 9. Jasa-Jasa 9,43 9,51 9,63 PDRB 100 100 100 PDRB Tanpa Migas 99,25 99,31 99,29 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 Tabel 4.5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2005-2007 Milyar Rp Lapangan Usaha 2005 2006 2007 1. Pertanian 22.191,30 22.724,49 23.856,15 2. Pertambangan Penggalian 1.074,75 1.119,58 1.229,05 3. Industri 21.305,37 22.470,57 23.615,20 4. Listrik, Gas Air Minum 716,25 738,31 739,92 5. BangunanKonstruksi 5.515,98 6.085,61 6.559,30 6. Perdagangan, Hotel Restoran 15.984,93 17.095,26 18.386,28 7. Pengangkutan Komunikasi 7.379,92 8.259,20 9.076,56 8. Bank lembaga keuangan 5.440,50 5.977,57 6.720,62 9. Jasa-Jasa 8.288,79 8.876,81 9.609,20 PDRB Sumatera Utara 87.897,79 93.347,40 99.792,27 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan kita dapat lihat bahwa ekonomi Sumatera Utara mengalami peningkatan. Dari tahun 2005-2007 PDRB Sumatera Utara mengalami peningkatan tahun 2005 sebesar 87.897,79 milyar, tahun 2006 sebesar 93.347,40 milyar dan tahun 2007 sebesar 99.792,27 milyar. Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 4.2.3. PDRB Menurut Penggunaan Untuk menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa oleh berbagai konsumen, maka digunakan PDRB menurut penggunaan. Tabel 4.6 PDRB Sumatera Utara Menurut Sudut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2005-2007 Milyar Rp No. Jenis Penggunaan 2005 2006 2007 1. Penge. Konsumsi RT 74.438,58 87.050,48 105.449,56 2. Penge. Konsumsi Lemb. Swasta yang tidak mencari Keuntungan 652,10 718,00 835,28 3. Penge. Konsumsi Pemerintah 11.811,49 14.902,81 16.595,80 4. Pembentukan Modal Tetap 22.594,22 24.606,40 29.127,33 5. Perubahan Stok 5.857,76 4.127,41 1.741,71 6. Ekspor 59.921,61 68.332,56 77.279,69 7. Dikurangi Impor 35.657,45 39.360,87 49.209,63 PDRB Sumatera Utara 139.618,31 160.376,80 181.819,74 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2007 Berdasarkan tabel diatas dari 181.819,74 milyar rupiah nilai barang dan jasa di Sumatera Utara pada tahun 2007 sebagian besar berasal dari konsumsi oleh rumah tangga, yakni sebesar 105.449,56 milyar rupiah meningkat dari 87.050,48 milyar rupiah pada tahun 2006. Selanjutnya untuk ekspor netto sebesar 77.279,69 milyar rupiah juga meningkat dibandingkan tahun 2006. Pembentukan modal tetap bruto sebesar 29.127,33 milyar rupiah, pengeluaran pemerintah sebesar 16.595,80 milyar rupiah dan untuk pengeluaran lembaga swasta yang tidak mencari keuntungan sebesar 835,28 milyar rupiah. Besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga karena masyarakat lebih mendahulukan kebutuhan primernya dari pada kebutuhan lainnya. Kondisi ini sebenarnya kurang baik bagi perekonomian suatu daerah. Memang konsumsi dapat Corel Asion : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Penanaman Modal Asing Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 meningkatkan perekonomian suatu daerah, namun jika hal ini terus berlanjut dikhawatirkan dapat menyebabkan pertumbuhan semu. Walaupun persentase pengeluaran rumah tangga terhadap total PDRB sangat besar, namun masyarakat Sumatera Utara juga cukup memperhatikan sarana dan prasarana. Pada tahun 2007 pengeluaran pembentukan barang modal sebesar 29.127,33 milyar rupiah atau meningkat sebesar 18,4 dibanding tahun sebelumnya. kenyataannya diatas menunjukkan bahwa Sumatera Utara tetap sama dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia yang sebagian besar nilai tambah yang ada digunakan untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi, Masyarakat Sumatera Utara sedikit lebih baik dimana ada sejumlah dana yang digunakan untuk pembentukan modal atau paling tidak perbaikan barang modal.

4.2.4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Sumatera Utara