1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis yang juga
mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif. Dalam lingkungan bisnis yang dinamik maka perusahaan-perusahaan harus
lebih peduli terhadap strategi yang telah dijalankan. Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan
strategi-strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju
masa depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya dapat dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian
perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing.
Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran
kinerja yang lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan
perbaikan secara terus menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing.
2
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran,
pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain.
Perubahan kondisi ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah secara drastis perilaku dan sikap konsumen. Dengan demikian banyaknya
pilihan produk dan jasa, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka tidak hanya mengharapkan produk dan jasa yang
berkualitas tinggi, namun juga harga atas produk dan jasa yang terjangkau. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau
tidaknya strategi yang telah digunakan perusahaan selama ini adalah dengan cara mengukur kinerja perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja
merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu. Srimindarti. 2004:2
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan
tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajeman juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk
mengevaluasi pada periode yang lalu.
3
Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan
tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak diperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnya sisi pelanggan
yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan Kaplan,
Norton,1996:234. Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran
keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan. Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek
yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk
jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi
antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendaliam keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data
Anthony dan Govindarajan, 2005:171 Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut
pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti, pengukuran kepuasan pelanggan dan proses
adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan
pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja
4
finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan Monika, 2000:23.
Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai
dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek
dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka
diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan,
proses bisnis
internal serta
proses belajar
dan berkembang
Mutasowifin,2002:245. Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek
keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Dengan demikian metode balanced scorecard para
manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya Amin
Wijaya Tunggal, 2002:1 Pada tahun 1990, Kaplan dan Norton memperkenalkan suatu sistem
pengukuran kinerja yang disebut dengan balance scorecard. Sejak tahun itu pula mereka mensponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja Dalam
5
Organisasi Masa Depan”. Studi tersebut didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan
tidak memadai lagi. Balance scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif pada kinerja keuangan dan non keuangan. Hasil
studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat
perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran-ukuran
tersebut disebut balance scorecard. Dengan demikian balance scorecard memiliki keistimewaan dalam cakupan pengukuran yang komprehensif yang
mencakup perspektif keuangan dan perspektif non keuangan. Tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard bukan hanya
penggabungan dari ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah top-down berdasarkan misi
dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata Teuku Mirza,
1997:14 Perusahaan dagang adalah bentuk organisasi yang bergerak dibidang
jual-beli dan pendistribusian barang. Didalam organisasinya terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan berbagai jenis profesi, baik profesi penjual,
pembeli dan distributor pengirim barang. Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari
proses perencanaan strategik, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
6
Suatu perencanaan strategik dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat ditindaklanjuti secara praktis kedalam program-program operasional
yang berorientasi kepada economic, equity, dan quality. Artinya perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat
dengan pelayanan yang berkualitas. “The BSC was designed to provide management with an overaching view of
their organization’s overall performan in a relation to its goals. It does not focus on any one specific aspect of the organization, such as finances, but
rather seeks to translate an organization’s strategic objectives into coherent set of performance measures while minimizing information overload. The
scorecard provides a balanced view of the organization and the benefits and risk of strategic and operational decisions. This tool can also help staff and
stakeholders, including the public, to better understand and organizations that adopted a BSC reported a number of benefits: alignment of the
organization around its mission and strategies; facilitation, monitoring, and assessment of strategy implementation; a mechanism for communiocation
and collaboration; Assignment of accountability for performance at all levels of the organization; Contual feedback on the strategy and opportunities for
adjustment” Woodward, Manuel, dan Guel, 2004:6
Teknik balanced scorecard kini mulai banyak mendapat perhatian praktisi maupun peneliti manajemen, padahal keempat perspektif dari
balanced scorecard ini, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan adalah hal-hal yang
konvensional dalam perusahaan. Ternyata, perhatian yang demikian itu tidak terlepas dari kemampuan teknologi informasi yang memasyarakat. Keempat
perspektif menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolok ukur.
Mulyadi, 2001:10 Penelitian sebelumnya tentang balanced scorescard banyak dilakukan
oleh peneliti salah satunya dilakukan oleh Slamet Mulyono 2009 dengan
7
judul “analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balance scorecard” penelitian tersebut dilakukan pada Rumah Sakit Umum Pusat
Fatmawati, dengan tujuan untuk mengetahui bukti empiris tentang kinerja Rumah Sakit jika diukur dengan menggunakan metode balance scorecard.
Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kinerja Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati yang diukur dengan balance scorecard menunjukkan bahwa
kinerja RSUP Fatmawati cukup baik dan diharapkan dapat lebih ditingkat lagi kinerjanya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya pada RSUP Fatmawati, maka ada keinginan untuk meneliti kinerja perusahaan dagang yang berlokasi di daerah
Jakarta. Karena perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mencakup akan empat perspektif seperti perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, ditambah dengan perspektif pemasok barang supplier. Dan menjadikan balance scorecard sebagai topik
dalam penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Balance Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja Perusahaan”. studi kasus pada PT BA Bangunan
B. Perumusan Masalah