Perumusan masalah Manfaat Penelitian

dapat mengawetkan ikan. Asam laktat yang dihasilkan oleh kubis akan menyebabkan nilai pH substrat turun di bawah 5 sehingga dapat menghambat sejumlah bakteri perusak dan pembusuk makanan. Selain itu, hasil fermentasi kubis juga menghasilkan sejumlah vitamin khususnya B-12 Zaifbio, 2009. Hasil penelitian tentang pemanfaatan air kubis Brassica oleracea dalam mengawetkan ikan pernah dilakukan oleh Amin 2001. Hasilnya menunjukkan bahwa ikan jambal siam segar yang direndam dalam larutan hasil fermentasi limbah kubis selama 2 hari dapat memperpanjang masa simpan ikan hingga 18 jam pada suhu kamar. Begitu juga dengan hasil penelitian Novenda,dkk 2005 menunjukkan bahwa dengan cukup merendam ikan dengan cairan asam laktat yang dihasilkan kubis, dapat mempertahankan keawetan ikan selama 12 jam. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti efektifitas air kubis Brassica oleracea dalam mengawetkan ikan kembung Scomber canagorta.

1.2. Perumusan masalah

Belum diketahuinya efektifitas air kubis Brassica oleracea dalam mengawetkan ikan kembung. Air kubis diperoleh dari hasil fermentasi kubis, dimana air kubis tersebut mengandung asam laktat yang berperan dalam mengawetkan ikan kembung. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektifitas air kubis Brassica oleracea dalam mengawetkan ikan kembung Scomber canagorta. Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui berapa lama ikan kembung awet sebelum diberi perlakuan perendaman dengan air kubis . 2. Untuk mengetahui berapa lama ikan kembung awet setelah diberi perlakuan perendaman dengan air kubis selama 1 jam. 3. Untuk mengetahui berapa lama ikan kembung awet setelah diberi perlakuan perendaman dengan air kubis selama 2 jam. 4. Untuk mengetahui berapa lama ikan kembung awet setelah diberi perlakuan perendaman dengan air kubis selama 3 jam.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi instansi yang terkait agar dapat memberi penyuluhan tentang efektifitas air kubis Brassica oleracea sebagai salah satu pengawet ikan agar tetap segar dan lebih tahan lama. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan ikan yang segar tanpa bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. 3. Sebagai informasi bagi masyarakat produsen, pedagang dan konsumen tentang metode pengawetan ikan segar yang aman bagi kesehatan. 4. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang efektifitas air kubis sebagai pengawet ikan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sanitasi Makanan Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan yang dititikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala hal yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan, sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsi Siswanto, 2003. Makanan yang aman, bermutu, bergizi dan beragam dan tersedia setiap waktu merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya terselenggaranya jaminan mutu makanan yang memberi perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makanan berperan dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, tetapi makanan juga dapat menjadi unsur pengganggu kesehatan Dirjen POM, 2002. Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas makanan. Bermacam penyakit dapat ditularkan melalui makanan oleh karena keadaan lingkungan. Ada tiga faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas makanan antara lain fisik, kimia dan biologi Depkes RI, 2002.

2.2. Tinjauan tentang Ikan A. Ciri – Ciri Ikan Segar

Adapun ciri-ciri ikan segar adalah sebagai berikut Anonimous, 2007: 1. Penampilan dan bentuknya Universitas Sumatera Utara