tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa yang nampak padat berwarna putih
hingga transparan yang disebut sebagai nata. Hasil karakterisasi nata de coco dapat dilihat pada Tabel 2 berikut, dan
contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 57.
Tabel 2 Hasil Karakterisasi nata de coco
No. Parameter Hasil
1. Susut pengeringan
98,57 2. Daya
serap air
82,53 3.
Bobot jenis 0,982 gml
4.3 Hasil Pembuatan Matriks Nata De Coco
Sebanyak 1 kg nata de coco basah yang telah dipotong-potong halus dihasilkan 20,1 g serbuk halus nata de coco kering, tidak berbau dan berwarna
putih.
4.4 Hasil Pembuatan Sediaan Kapsul
Ekstrak etanol daun dandang gendis yang telah dijerapkan kedalam serbuk nata de coco dan telah dikeringkan dimasukkan ke dalam cangkang kapsul
berdasarkan berat dan dosis yang telah dikonversikan ke dosis manusia. Hasil perhitungan yang didapat dari ekstrak yang terpakai untuk masing-masing kapsul
adalah 555,5 mg, dan setelah dijerapkan ke dalam nata de coco diperoleh berat masing-masing kapsul adalah 644 mg.
4.5 Hasil Uji Disolusi
Pada pengukuran serapan ekstrak etanol daun dandang gendis diperoleh panjang gelombang 671 nm pada konsentrasi 3000 mcgml dimana pengukuran
selanjutnya untuk pembuatan kurva kalibrasi dan uji disolusi dilakukan pada
Universitas Sumatera Utara
panjang gelombang tersebut, hasil pengukuran kalibrasi ekstrak etanol daun dandang gendis diperoleh persamaan regresi y=0,0003x+0,0001. Data kalibrasi
dapat dilihat pada Tabel 3 dan gambar 1 berikut.
Tabel 3 Hasil kalibrasi ekstrak etanol daun dandang gendis dalam medium air
pada panjang gelombang 671 nm
No. Konsentrasi Absorbansi
1 0 2 500
0.122 3 1000
0.250 4 1500
0.389 5 2000
0.536 6 2500
0.679 7 3000
0.740
kurva kalibrasi
y = 0.0003x + 0.0001 R
2
= 0.994
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
konsentrasi m cgm l ab
so rb
an s
i n
m
Gambar 1. Grafik kurva kalibrasi ekstrak etanol daun dandang gendis
Universitas Sumatera Utara
Uji disolusi dilakukan terhadap 6 sediaan kapsul dalam medium air selama 480 menit pada panjang gelombang 671 nm. Uji disolusi ini dilakukan untuk
melihat pelepasan ekstrak etanol daun dandang gendis dari pembawa nata de coco. Hasil data pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4 dan gambar 2 berikut.
Tabel 4 Hasil uji disolusi kapsul ekstrak etanol daun dandang gendis dalam
medium air pada panjang gelombang 671 nm.
No. Waktu menit
Konsentrasi mcgml kumulatif
1 5 29.67
1.60 2 10
73.00 3.96
3 15 109.67
5.96 4 20
149.67 8.14
5 30 163.00
8.89 6 60
223.00 12.17
7 90 233.00
12.75 8 120
316.33 17.31
9 150 343.00
18.81 10 180
346.33 19.06
11 210 389.67
21.47 12 240
416.33 22.98
13 270 419.67
23.24 14 300
436.33 24.22
15 330 443.00
24.66 16 360
463.00 25.82
17 390 496.33
27.71 18 420
496.33 27.80
19 450 573.00
32.04 20 480
606.33 33.95
Universitas Sumatera Utara
kumulatif vs waktu
5 10
15 20
25 30
35 40
30 60
90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 450 480 510
waktu menit k
u mu
la ti
f
Gambar 2. Grafik disolusi kapsul ekstrak etanol daun dandang gendis dalam
medium air pada panjang gelombang 671 nm. Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pelepasan ekstrak
dari matriks nata de coco terjadi secara perlahan karena sampai menit ke-480 persen kumulatif ekstrak yang terlarut sebesar 33,95. Maka disimpulkan bahwa
nata de coco dapat digunakan sebagai matriks pembawa obat.
4.6 Hasil Uji Preformulasi Sediaan Kapsul