Ekstrak Nata De Coco

2.1.4 Kandungan Kimia

Daun Clinacanthus nutans Burm.f Lindau mengandung senyawa alkaloid, triterpenoidsteroid, glikosida, tanin, saponin, flavonoid dan minyak atsiri Wirasty, 2004. Selain itu juga mengandung sulfur Akbar, 2010. Hasil Penelitian Lebih Lanjut Wanikiat P, dkk, 2007 menyatakan bahwa ekstrak dandang gendis memiliki daya hambat yang kuat terhadap radang pada tikus yang diinduksi dengan karagenan. Eunike, 2008 dan Mimi, 2009 menyatakan bahwa pemerangkapan ekstrak etanol daun dandang gendis ke dalam matriks nata de coco dan pemerangkapan fraksi n-heksan daun dandang gendis dalam matriks nata de coco menghasilkan efek antiinflamasi yang diperpanjang. Audrey 2009 juga mengatakan bahwa pemerangkapan teofilin ke dalam nata de coco yang mirip kapsul juga memberikan pelepasan yang diperpanjang.

2.2 Ekstrak

Menurut Ditjen POM, 1995 ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Beberapa metode ekstraksi yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Maserasi Maserasi yaitu proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. b. Perkolasi Perkolasi yaitu ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Perkolasi percolare = penetesan dilakukan dalam wadah silindris kerucut perkolator, yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai Voight, 1994. c. Refluks Refluks yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. d. Sokslet Sokslet yaitu ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. e. Digestasi Digesti yaitu maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 o -50 o C. Universitas Sumatera Utara e. Infus Infus yaitu ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96 o -98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. f. Dekok Dekok yaitu infus pada waktu yang lebih lama 30 o C dan temperatur sampai titik didih air.

2.3 Nata De Coco

Nata adalah produk hasil fermentasi menggunakan mikroba Acetobakter xylinum. Nata dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku air kelapa, limbah air tahu, limbah industri nanas. Nata de coco adalah nata yang dibuat dengan bahan baku air kelapa, sebenarnya tidak memiliki rasa, namun karena diolah menjadi minuman dengan tambahan bahan-bahan perasa maka produk yang dihasilkan mempunyai rasa yang enak Suryani dkk, 2005. Nata de coco berasal dari Filipina, kata coco berasal dari Cocos nucifera, nama latin dari kelapa. Sementara nama nata diambil dari nama tuan Nata yang telah berhasil menciptakan nata de coco. Nata de coco memiliki bentuk padat, berwarna putih seperti kolang-kaling dan terasa kenyal. Nata de coco mengandung air cukup banyak 80, tetapi dapat disimpan lama. Nata de coco mengandung nilai nutrisi sebagai berikut Warisno, 2004. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Kandungan nutrisi nata de coco No. Nutrisi Kandungan Nutrisi per 100 gram bahan 1 Kalori 146 kal 2 Lemak 0,2 3 Karbohidrat 36,1 mg 4 Kalsium 12 mg 5 Fosfor 2 mg 6 Fe zat besi 0,5 mg Nata de coco adalah selulosa bakteri yang merupakan hasil sintesa dari gula oleh bakteri pembentuk nata yaitu Acetobakter xylinum Wahyudi, 2003. Bakteri Acetobakter xylinum akan merubah gula pada medium menjadi selulosa. Acetobakter xylinum dapat merubah 19 gula menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-benang yang membentuk jalinan terus menerus menebal menjadi lapisan nata. Aktivitas pembuatan nata hanya terjadi pada kisaran pH antara 3,5-7,5. Sedangkan pH optimum untuk pembentukan nata adalah 4. Suhu yang memungkinkan untuk pembentukan nata adalah pada suhu kamar antara 28-32 o C Multazam, 2009. Beberapa industri telah menggunakan selulosa bakteri, misalnya Sony Corporation mengembangkan audio pembicara Headphone dengan menggunakan selulosa bakteri. Pada awal 1980-an Johnson Johnson menggunakan selulosa bakteri sebagai pembawa obat dan perawatan luka. Ajinomoto Co bersama dengan Mitsubishi Paper Mills di Jepang mengembangkan selulosa bakteri untuk produk kertas Brown, 1989.

2.4 Kapsul