dan metionin, yang selanjutnya akan digunakan oleh tubuh. Jika jalur siklus untuk membentuk sistein atau metionin yang diblokir, maka homosistein dapat
ditingkatkan Champe dan Harvey et al, 2008. Beberapa
kondisi seperti
defisiensi asam
folat, piridoksin
dan sianokobalamin
dan mutasi Synthase Beta Cystathionine CBS atau
Methylenetetrahydrofolate Reduktase MTHFR mungkin menghambat sintesis sistein dan metionin dari homosistein Selhub, 1999. Kondisi dengan peningkatan
kadar homosistein dalam darah yang dikenal sebagai hiperhomosisteinemia. Ada banyak nilai acuan yang berbeda untuk hiperhomosisteinemia. Kami merujuk pada
ambang di atas 12μmolL sebagai definisi untuk hiperhomosisteinemia Malinow,
1993. Peningkatan kadar homosistein telah dilaporkan menyebabkan masalah tulang, mata Kang et al, 1992, retardasi mental, keterlambatan perkembangan,
dan proses trombosis Wilcken dan Dudman, 1989. Peningkatan kadar homosistein mernyebabkan peningkatan kerusakan DNA
pada sel saraf Inna et al, 2000 dan sel hati Liu et al, 2009 dan meningkatkan kadar ROS. Hubungan antara kerusakan DNA sperma dengan kadar homosistein
cairan semen belum diidentifikasi, apakah ini penyebab sebenarnya, bila kemudian hal ini benar maka akan dapat dikoreksi dengan penambahan vitamin.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, kami mengusulkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Dapatkah fragmentasi DNA sperma menyebabkan keguguran berulang idiopatik dini?
2. Apakah ada hubungan antara kadar homosistein paternal dengan fragmentasi DNA sperma?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Kerangka Theoritis
HOMOSISTEIN
MENGGANGGU PROSES
METILASI DNA
FRAGMENTASI DNA SPERMA
EMBRIO KUALITAS BURUK
OOSIT
KEGUGURAN
REACTIVE OXYGEN
SPECIES ROS
PEMBUAHAN DAN PEMBELAHAN
EXTERNAL
- USIA 60 TAHUN
- PANAS
- KEMOTERAPI
- RADIASI
- GONADOTOXIN
- MEROKOK
- INFEKSI GENITAL
- CRYPTOCHIDISM
- KEGANASAN
- VARIKOKEL
INTERNAL
- DEFISIENSI PROTAMIN
- MUTASI
- DEFEK DNA PACKAGING
- ABORTIVE APOPTOSIS
- FOLAT, B
6
, B
12
- MEROKOK - POST STROKE
- GENETIK - MINUM KOPI
- POST MCI - STATUS GIZI BURUK
- PSORIASIS - OBAT-OBATAN
- KURANG OLAHRAGA - KEGANASAN
- USIA 60 TAHUN
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan dari penelitian
1.4.1 Tujuan umum Untuk melihat adanya korelasi kadar homosistein paternal dan fragmentasi DNA
sperma pada pasangan dengan keguguran berulang idiopatik dini . 1.4.2 Tujuan Khusus
a. Untuk menyelidiki korelasi fragmentasi DNA sperma dan keguguran berulang idiopatik dini.
b. Untuk menemukan korelasi kadar homosistein paternal dalam serum dan cairan semen dengan fragmentasi DNA sperma sebagai penyebab keguguran berulang
idiopatik dini.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Kerangka Konseptual
Laki-laki dari pasangan dengan keguguran berulang idiopatik dini diambil secara berurutan dari pasien yang mengunjungi klinik untuk pengobatan infertilitas
dilakukan pengujian DNA fragmentasi sperma untuk mengidentifikasi kelompok dengan DFI tinggi dan DFI normal. Dari kelompok ini, kita lebih lanjut menguji
homosistein untuk mengidentifikasi kelompok yang memiliki tingkat homosistein tinggi dan kelompok mana yang normal. Dari kelompok pria dengan keguguran
berulang idiopatik, kita akan mengidentifikasi berapa banyak dari mereka yang termasuk kedalam kelompok dengan DFI tinggi. Selanjutnya, kita akan mencari
kelompok dengan DFI normal atau DFI tinggi yang mana yang mempunyai kadar tinggi dari kadar homosistein.
Pasangan dengan keguguran berulang idiopatik
dini
Pemeriksaan DNA Fragmentation Index
DFI Sperma
DFI tinggi DFI normal
Kadar homosistein
Kadar homosistein
Normal Meningkat
Normal Meningkat
Universitas Sumatera Utara
1.6 Hipotesis