Faktor determinan keguguran berulang idiopatik dini Korelasi DFI dan analisis semen, homosistein serum dan homosistein semen

Pada hasil analisa semen pada kedua kelompok, volume semen ditemukan hampir serupa pada kedua kelompok p ≥ 0,05, untuk densitas sperma, jumlah yang lebih rendah ditemukan pada kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol, tetapi secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan p ≥ 0,05 . Untuk motilitas A, kelompok kasus memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan kontrol, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan p ≥ 0,05, motilitas total A + B pada kelompok kasus lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol p 0,05. Adapun bentuk normal, persentase dalam kelompok kasus sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol tetapi tidak bermakna secara statistik p ≥ 0,05. Untuk hasil fragmentasi DNA sperma, ditemukan bahwa DFI pada kelompok kasus secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol p 0,05. Tingkat homosistein serum diuji antara kelompok kedua dan ditemukan bahwa pada kelompok kasus secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol p 0,05. Sementara itu kadar homosistein semen ditemukan bahwa pada kelompok kontrol secara signifikan lebih tinggi dibanding kelompok kasus p 0,05.

4.2 Faktor determinan keguguran berulang idiopatik dini

Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang dominan yang memiliki korelasi dengan kejadian keguguran berulang idiopatik dini. Uji multivariat yang dipilih adalah uji regresi logistik karena variabel dependen dari penelitian ini adalah data yang dikotomi secara kategorik. Semua variabel yang diduga memiliki peran terhadap kejadian keguguran berulang idiopatik dini dilibatkan dalam uji regresi logistik. Variabel yang dipilih adalah variabel yang disajikan dalam analisis bivariat dengan p 0,25. Variabel-variabel tersebut meliputi motilitas A, motilitas A + B, DFI, homosistein serum, dan homosistein semen. Universitas Sumatera Utara Tabel 9 Hasil akhir uji regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor determinan terhadap kejadian keguguran berulang idiopatik dini Variabel B expB p DFI Homocystein serum Konstanta 0.108 0.276 -5.242 1.114 1.318 0.005 0.001 0.003 0.000 Hasil akhir dari uji regresi logistik yang mencakup semua faktor diatas menemukan bahwa hanya DFI dan homosistein serum yang memiliki pengaruh terhadap kejadian keguguran berulang idiopatik dini.

4.3 Korelasi DFI dan analisis semen, homosistein serum dan homosistein semen

Tabel 10 Korelasi DFI dengan hasil tes lainnya Variabel p r Volume semen Densitas Motilitas A Motilitas A+B Bentuk normal Homosistein Serum Homosistein Semen 0.501 0.428 0.091 0.010 0.064 0.000 0.000 -0.076 spearman -0.090 pearson -0.190 spearman -0.285 spearman -0.208 spearman 0.498 spearman -0.532 spearman Uji bivariat dilakukan untuk menemukan korelasi antara DFI dan analisis semen, homosistein serum dan homosistein semen. Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson untuk variabel numerik dengan distribusi data normal dan Spearman untuk variabel dengan data berdistribusi abnormal. Korelasi antara DFI dan densitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson karena distribusi data tersebut normal dan korelasi DFI dengan volume semen, motilitas A, motilitas A + B, bentuk normal, homosistein serum, dan homosistein semen dilakukan dengan menggunakan uji korelasi spearman karena termasuk data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Tidak ditemukan adanya korelasi antara DFI dengan volume semen p ≥ 0,05, kepadatan p≥0,05, motilitas A p≥0,05 dan bentuk normal p≥0,05. Ada korelasi yang signifikan antara DFI dengan motilitas A + B p0,05, homosistein serum p0,05 dan homosistein semen p 0,05. 4.4 Korelasi antara fragmentasi DNA sperma yang tinggi dan kejadian keguguran berulang idiopatik dini. Tabel 11 Korelasi antara DFI yang tinggi dan kejadian keguguran berulang idiopatik dini. Variabel Kontrol Kasus p OR N N DFI 30 DFI ≥30 3895.0 2 5 1640 2460 0.000 9.1

4.5 Korelasi antara hiperhomosisteinemia dengan keguguran berulang idiopatik dini