3.3.5 Teknik Sampling Teknik sampling dengan sampling konsekutif terhadap semua laki-laki
pada pasangan dengan keguguran berulang idiopatik dini sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang mengunjungi Klinik HFC, Rumah Sakit H.
Adam Malik, Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan, dan klinik lainnya di Medan. 3.3.6 Ukuran sampel
Ukuran sampel untuk analisis regresi logistik dihitung menurut aturan Rule of Thumb dengan menggunakan koreksi tingkat prevalensi variabel
independen Dahlan, 2009. 10 x Variabel Independen
n = ----------------------------------------- Tingkat Prevalensi
Prevalensi tingkat hiperhomosisteinemia: homozigot15 dan heterozigot 40, secara keseluruhan adalah 55 Selhub, 1999.
10 x 2 N = ------------------------
0.55 N = 36,36
Untuk tambahan 10 dari ukuran sampel dihitung untuk menutupi kemungkinan drop out, ukuran sampel untuk setiap kelompok itu dibulatkan
sampai 40.
3.4 Variabel penelitian
3.4.1 Variabel independen: Kadar homosistein plasma paternal interval Kadar plasma seminal homosistein interval
3.4.2 Variabel Dependen: Indeks fragmentasi DNA sperma DFI interval Keguguran berulang idiopatik dini nominal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Variabel dependen dan independen
No Nama Variabel
Definisi Alat
Skala
1 Keguguran
berulang idiopatik dini
Dependen ≥ 2 atau lebih
keguguran
awal yang tdk dpt dijelaskan
Observasi kuesioner
Nominal
2 DFI
Dependen Jumlah
DFI sperma
Phase contrast Interval 3
Serum HCY Independen
Jumlah HCY
dlm darah Spectrophoto
meter Interval
4 Seminal HCY
Indipenden Jumlah
HCY dlm serum
Spectrophoto meter
Interval
3.5 Defenisi Operasional
3.5.1 Kehamilan adalah kondisi penyatuan dua sel gamet dan membentuk embrio, menanamkan diri ke endometrium dan tumbuh yang dapat
diidentifikasi dengan uji HCG urin, kadar serum β-hCG atau dengan USG yang dapat mengamati adanya kantung kehamilan dengan atau
tanpa janin dan dengan atau tanpa aktivitas denyut jantung janin. 3.5.2 Keguguran spontan adalah penghentian dengan sendirinya kehamilan
sebelum 20 minggu tanggal dari periode menstruasi terakhir atau berat janin di bawah 500 gr. Kematian setelah 20 minggu dianggap sebagai
lahir mati atau persalinan prematur. 3.5.3 Keguguran berulang didefinisikan sebagai dua atau lebih keguguran
spontan. 3.5.4 Keguguran berulang dini didefinisikan sebagai dua atau lebih keguguran
dengan kehamilan 10 minggu. 3.5.5 Keguguran berulang idiopatik dini didefinisikan sebagai dua atau lebih
keguguran dengan kehamilan 10 minggu dengan penyebab yang tidak diketahui seperti yang didefinisikan oleh ASRM setelah mengecualikan
faktor etiologi yang telah ditetapkan. Penyebab keguguran berulang dini yang telah diketahui adalah:
A. genetik, di mana penentuan kariotipe kromosom orangtua harus diuji bila terdapat empat kondisi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Ibu usia 35 tahun 2. Orang tua dengan riwayat 2 atau lebih keguguran
3. Saudara kandung dari pasangan baik istri maupun suami dengan riwayat 2 atau lebih keguguran
4. Adanya riwayat 3 atau lebih keguguran B. Gangguan metabolik
1. Diabetes yang tidak terkontrol dengan gejala poliuri, polifagi, polidipsi dengan kadar gula darah yang abnormal.
2. Hipotiroidisme dengan gejala myxedema, bradikardi, perubahan suara dan dapat diidentifikasi dengan kadar TSH.
C. Gangguan endokrin reproduksi 1. Hiperprolaktinemia pada pasien oligomenorhea atau amenore
dengan kadar prolaktin tinggi 25 MIUml. 2. PCOS didiagnosis dari 2 dari kriteria berikut Rotterdam: anovulasi
atau oligoovulasi, tanda biokimia danatau gejala hiperandrogenisme; gambaran ovarium polikistik.
3. Defek fase luteal yang dapat didiagnosis dari periode menstruasi yang pendek kurang dari 26 hari atau dengan kadar progesteron
midluteal 10 ngdL. D. Imunologis
Sindrom antifosfolipid ditegakkan dengan paling tidak salah satu kriteria klinis dan satu kriteria laboratorium sebagai berikut terpenuhi.
Kriteria klinis: 1. Trombosis vaskuler
2. Morbiditas Kehamilan : a.
satu atau lebih kematian janin morfologis yang normal yang tidak dapat dijelaskan pada atau di luar 10 minggu usia kehamilan
dengan morfologi janin normal terdokumentasi oleh USG atau dengan pemeriksaan langsung dari janin, atau
b. satu atau lebih kelahiran prematur neonatus morfologi normal
sebelum 34 minggu kehamilan karena dari eklampsia atau pre- eklampsia berat atau insufisiensi plasenta
c. Tiga atau lebih keguguran berturut-turut yang tidak dapat
dijelaskan sebelum usia kehamilan 10 minggu . d.
Kriteria Laboratorium :
Universitas Sumatera Utara
1 Lupus antikoagulan LA dalam plasma pada dua kali atau lebih pemeriksaan dengan selang paling sedikit 12 minggu.
2 Anticaridolipin ACL antibodi IgG danatau IgM, dengan titer menengah atau tinggi pada dua kali atau lebih pemeriksaan
dengan selang paling sedikit 12 minggu. 3
Anti β2-glikoprotein antibodi IgG danatau IgM positif pada dua kali atau lebih pemeriksaan dengan jarak 12 minggu.
3.5.6 DNA Sperma Fragmentasi Index DFI: Persentase sperma dengan fragmentasi DNA dihitung dari total sperma dihitung, dikategorikan
sebagai: 15 DFI = normal
15-30 DFI = ambang 30 DFI = abnormal
Evenson et al, 2006 3.5.7 Hiperhomosisteinemia: Peningkatan kadar homosistein plasma dari
nilai normal. Normal laki-laki 60 tahun = 8- 12μmolL Selhub et al,
1999 3.5.8 Laki-laki: dewasa normal laki-laki normal dengan keturunan dalam 12
bulan terakhir. Badan Berat kg
3.5.9 BMI: Body Mass Index = ----------------------------------- Tubuh Tinggi m
2
IMT 18,5 = berat badan
18,5-24,9 = yang ideal
25-29,9 = kelebihan berat badan
30 = obesitas
3.5.10 Demam: Kondisi di mana suhu tubuh ≥ 38 ° C 3.5.11 Varikokel: Varises pada pleksus pampiniformis sekitar testis, dapat
didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan USG Doppler. 3.5.12 Kriptorkismus: Lokasi testis abnormal, tidak pada skrotum tetapi dalam
rongga perut atau kanalis ingunalis yang dapat didiagnosis dengan pemeriksaan fisik, USG CT-Scan.
3.5.13 Kanker testis: neoplasma ganas di testis yang didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan patologi.
Universitas Sumatera Utara
3.5.14 Disfungsi seksual: Kondisi dimana tidak mampu melakukan penetrasi dan koitus karena gangguan ereksi penis.
3.5.15 Analisa Semen: analisis sperma rutin yang terdiri dari volume cairan semen, densitas, motilitas A progresif, motilitas A + B total, bentuk
normal. Menurut kriteria WHO, parameter cairan semen yang normal adalah:
Volume: 1,4-1,7 ml Kepadatan: 12-16000000 ml
Motilitas A progresif: 31 - 34 Motilitas A + B total: 38 - 42
Bentuk normal: 3 - 4 WHO, 2010
3.6 Metode dan Prosedur Laboratorium