49
Lahan pertanian di Tipang
4.1.3 MarsirimpaProses Memanen Padi Mangamoti
Marsirimpa memanen padi mangamoti di Bakara dimulai dengan menyabit padi manabi eme tersebut masih dilakukan, tetapi tidak seperti pada
zaman dulu. Pada zaman dulu masyarakat masih melakukan marsirimpa untuk menyabit padi manabi eme. Pekerjaan ini biasanya dilakukan laki-laki dan kaum
perempuan. Setelah padi disabit, dikumpulkan di satu tempat. Setelah itu membanting mamampasbilur-bilur padi.
Kegiatan memanen mangamoti membutuhkan enam orang untuk melakukannya. Satu orang untuk membagi padi, dua orang di tempat bantingan
yang pertama, kemudian dua orang untuk di tempat bantingan yang kedua, dan satu orang untuk membuang manarsar. Orang yang berada di tempat
pembuanganpanarsaran harus teliti memisahkan bilur padi yang sudah kosong
50
dari padi yang sudah lepas dari bilurnya.Kemudian mengkipas mamurpur biasanya dilakukan kaum perempuan. Setelah itu, untuk membawa padi ke rumah,
mereka melakukan marsirimpa. Padi di bawa dalam karung ayaman bayon juga berupa tandok yang berisi 100 kaleng padi.
Marsirimpa ini dilakukan untuk saling menbantu satu sama lain, saling memberi tenaga agar semua selesai dengan cepat. Biasanya orang yang memanen
pagiakan memberi pekerjanya makan sebagai tanda rasa senang atas panennya. Beras yang dimasak adalah beras dari hasil panen. Menurut masyarakat setempat,
hasil panen yang mereka dapat harus dimakan terlebih dahulu sebelum dijual atau dipergunakan untuk hal-hal lain.
Namun marsirimpamengkipas mamurpur itu sudah jarang dilakukan di Bakara. Hal ini dikarenakan sudah adanya mesin untuk membersikan padi yang
sudah di banting.Marsirimpauntuk mengantar padi ke rumah sudah tidak dilakukankan lagi, karena sebagian besar masyarakat sudah menjual hasil
panennya masing-masing tanpa membawanya pulang terlebih dahulu. Beda halnya di Tipang, marsirimpa proses panen masih tetap dilakukan
mulai dari menyabit padi manabi eme, membanting mamampas, dan mengkipas mamurpur padi yang sudah selesai dibanting dan juga membawa
pulang, itu semua masih dilakukan dengan marsirimpa. Untuk
mengkipasmamurpur, masyarakat Tipang biasanya memakai tampi anduri untuk menghasilkan angin alogo kalau angin tidak datang.Sebaliknya, bila angin
datang biasanya mereka mencari dari mana arah angin itu datang agar tidak melawan arah angin dan padi yang dikipaspun bersih. Kemudian padi dapat
dibawa pulang.
51
4.2 Prosedur Marsirimpa pada Siklus Mata Pencaharin di Kecamatan