3
Kegiatan gotong-royong ini harus tetap dilaksanakan pada kehidupan masyarakat agar terjadi kerja sama yang dapat mewujudkan kekompakan. Hal ini
pulalah yang melatarbelakangi penulis mengangkat judul “TradisiMarsirimpa pada Siklus Mata Pencaharian di daerah Baktiraja”. Di daerah Baktiraja ini masih
dilaksanakan tradisi gotong-royong tersebut. Alangkah baiknya warisan leluhur tersebut dilestarikan oleh generasi penerus bangsa kita ini.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting bagi pembuatanskripsi ini, karena dengan adanya perumusan masalah ini maka deskripsi masalah akan terarah
sehingga hasilnya dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Masalah merupakan suatu bentuk pertanyaan atau pernyataan yang memerlukan
penyelesaian atau pemecahan.Perumusan masalah adalah biasanya berupa kalimat
pertanyaan atau pernyataan yang dapat menarik atau menggugah perhatian. Adapun masalah yang dibahas adalah :
1. Bagaimana jenis-jenis marsirimpa yang ada pada masing-masing tahapan siklus mata pencaharian di Kecamatan Baktiraja tersebut?
2. Bagaimana prosedurmarsirimpa yang ada pada masing-masing tahapan siklus mata pencaharian di Kecamatan Baktiraja?
3. Bagaimana
representasi keberadaandan
gambaran kearifan lokal marsirimpapada ungkapan-ungkapan pribahasa, dan perumpamaan pada
siklus mata pencaharian Batak Toba di Kecamatan Baktiraja?
1.3 Tujuan Penelitian
4
Adapun tujuanpenelitian ini adalah untuk :
1. Menguraikan jenis-jenis marsirimpayang ada pada masing-masing tahapan siklus mata pencaharianyang ada di Kecamatan Baktiraja tersebut.
2. Menguraikan prosedur marsirimpaBatak Toba pada siklus mata pencaharian yang dilakukan di Kecamatan Baktiraja.
3. Menganalisis ungkapan peribahasa dan perumpamaan yang mengandung kearifan marsirimpa gotong-royongpada siklus mata pencaharian di
Kecamatan Baktiraja tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tradisi lisan marsirimpa ini memberi manfaat untuk masyarakat dan manfaat teoretis tradisi lisan sebagai berikut. Manfaat bagi
masyarakat berkenaan dengan memungkinkan hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam masyarakat untuk meningkatkan partisivasi masyarakat dalam membangun,
sedangkan manfaat teoretis berkenaan pada bidang keilmuan sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi generasi muda untuk
memotivasi mereka mengenai marsirimpa. 2.
Bermanfaat bagi masyarakat untuk tetap melestarikan marsirimpadalam menyelesaikan pekerjaan dan persoalan dengan tradisi budaya siklus mata
pencaharian.
5
Bermanfaat bagi para orang tua untuk mengajarkan marsirimpa kepada generasi muda, dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
karena marsirimpadapat menghemat tenaga, dana, dan waktu.
1.4.2 Manfaat Teoritis
1. Dokumentasi kearifan lokal dalam hal gotong-royong pada Departemen Sastra
Daerah FIB USU. 2.
Sebagai apresiasi sastra daerah khususnya apresiasi sastra Batak terhadap tradisi lisan marsirimpa.
3. Menyukseskan
program pelestariansastra daerah sebagai bagian
darikebudayaan nasional. 4.
Menjadi sumber informasi bagi mahasiswa Departemen Sastra Daerah FIB USU.
1.5 Anggapan Dasar
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu anggapan dasar. Menurut Arikunto 1996:65, “Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan secara jelas”. Maksud kebenaran disini adalah apabila anggapan dasar tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya. Penulisberanggapan bahwa tradisi marsirimpa Batak Toba pada Siklus Mata
Pencaharian ini masih dilakukan di Kecamatan Baktiraja dan mengingatkan kepada pembaca, khususnya pada masyarakat Batak Toba yang masih tinggal di
perkampungan dan tidak lagi melakukan marsirimpa supaya menyadari
6
pentingnya kekompakan dan kebersamaan dalam suatu masyarakat untuk membangun kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat.
1.6 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.6.1 Sejarah Kecamatan Bakara dan Tipang