40
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Jenis-jenis Marsirimpa pada Siklus Mata Pencaharian di Kecamatam
Baktiraja
Jenis-jenis marsirimpa yang ada di Bakara adalah di mulaidari marsirimpa perbaikan parit raja bondar, proses menanam dan proses memanen. Namun,
cara kerja untuk memperbaiki tali air berbeda dengan yang ada di Tipang dan keberadaan marsirimpa yang ada di Bakara sudah mulai pudar. Di Tipang jenis-
jenis marsirimpaadalah dimulai dari proses perbaikan tali air sialih aek, proses menanam, dan proses memanen masih tetap berjalan dengan baik.
4.1.1 Marsirimpa dalam Proses Perbaikan Tali Air Mangallang Indahan
Siporgis di Tipang
Dahulu untuk perbaikan tali air masyarakat Bakara mempercayai pekerja parit yang disebut dengan raja bondar. Pekerja parit raja bondar adalah orang-
orang yang di pilih dari setiap Desa untuk memperbaiki atau memantau keadaan aliran air ke sawah. Untuk mendapatkan air, pekerja parit raja bondar
membendung dua sungai yaitu sungai silang dan sungai simangira untuk dapat mengaliri persawahan masyarakat. Dan sebagai upah pekerja parit raja bondar
adalah padi dua kaleng tiap keluarga. Akan tetapi, untuk sekarang pekerja parit raja bondar sudah tidak ada lagi karena untuk memperbaiki parit dan juga
perbaikan bendungannya sudah ada bantuan dari pemerintah sehingga kelompok
41
kerja sudah diberi upah. Bisa saja yang ikut kerja memperbaiki paritnya bukan dari masyarakat setempat melainkan dari luar masyarakat itu atau dari luar kota.
Marsirimpa pada masa mangallang indahan siporgis ini ialah di mana masyarakat Tipang memiliki tujuh marga raja yakni Purba, Manalu, Debataraja,
Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit. Ke tujuh marga ini membentuk kelompok 62 orang, yakni 60 sebagai sialihaekorang yang membersihkan tali air
dan dua lagi sebagai parhara orang yang selalu melihat tali air dan selalu memberitahukan apa yang terjadi pada tali air.
Sebelum ke-62 orang tersebut membersihkan tali air, terlebih dahulu yang mereka diberi makan nasi tumbukindahan siporgis. Hal ini dilakukan bertujuan
untuk memberi semangat kepada mereka agar semua berjalan lancar dan jauh dari segala bahaya parmaraan. Selesai makan indahan siporgis, biasanya enam dari
tujuh marga raja akan memberi berkat kepada tuan rumah hasuhuton agar selalu sehat dan diberkati Tuhan Yang Maha Esa. Pelaksanaan makan indahan siporgis
ini dilakukan secara bergantian dari ke-7 raja marga tersebut agar terjadi kerja sama dan adil dalam perkumpulan masyarakat. Kemudian kalau salah seorang
dari ke-62 itu tidak hadir untuk makan, maka akan dikenakan denda sebesar upah satu hari. Jika setiap anggota sialih aek itu tidak dapat hadir untuk makan, maka
dia akan menggaji orang lain untuk makan indahan siporgis tersebut agar tidak terkena denda. Bagi yang tidak dapat hadir makan dan tidak mencari
penggantinya untuk makan akan dikenakan denda. Untuk memperingan denda seorang yang tidak hadir, raja jolo atau kepala marga akan menggantikannya
dengan menggadeikan barang-barang yang hendak dipakainya. Maka tidak asing lagi kalau setiap kepala marga raja jolo memakai baju tiga lapis karena ada
42
kejadian pada waktu makan nasi tumbuk indahan siporgis,tujuh anggota siraja jolotidak hadir.Jika demikian maka mau tidak mau semua barang si raja jolo yang
dikenakannya digadeikan untuk memperingan denda dari anggotanya tersebut. Ia pulang hanya memakai celana dalam dan dia bisa pulang pada tengah malam
dimana semua orang sudah tidur agar tidak malu. Setelah itu, jangka waktu 2-3 hari tidak ada pemohon maaf dari orangyang
tidak hadir makan, ke-7 raja marga tersebut akan membuat rapat untuk menentukan kesepakatan itu, apakah langsung pergi kerumahnya dan meminta
denda atau masih diberi kelonggaran. Biasanya masyarakat yang lainnya masih memberi kelonggaran satu hari lagi. Si raja jolo akan berkunjung kerumahnya
untuk menanyakan bagaimana selanjutnya, apakah dia mau membayar dendanya atau tidak.
Kalau hal itu juga tidak ditanggapi oleh siempunya utang, maka semua anggota ke-7 raja marga akan pergi kerumah yang siempunya utang sambil
membawa cangkul dan mencangkuli halaman rumahnya sambil berkata “bayar utang mu” berkali-kali sambil menyangkoli halaman rumahnya sampai rusak dan
tidak heran dia akan dikeluarkan dari kelompok sialihaek dan menarik tanah yang di upahkan sebelumnya dan sudah disepakati sebagai sangsi bagi siapa melanggar
perjanjian tersebut. Acaramangallang indahan siporgis ini dilakukan di dua tempat secara bersamaan dan tuan rumah hasuhuton nya sama dan biasanya
dilaksanakan pada bulan-bulan September atau oktober dan sebagai tuan rumahnya dilakukan secara bergantian tiap tahunnya. Hal ini sudah ada sejak
dahulu dan tetap dilakukan hingga sekarang di Tipang.
43
Acara makan nasi tumpeng indahan siporgis
44
Gotong-royong perbaikan tali air sialih aek Marsirimpapada perbaikan tali air aek ini dilakukan setelah makan
indahan siporgis. Dalam perbaikan tali air aekini masyarakat Tipang membentuk dua kelompok perbaikan tali airsialih aek dari ke-7 raja marga
tersebut yang terdiri dari 60 orang yaknisialih aek toba dan sialih aek dolok dan dua orang sebagai parhara. Parhara biasanya orang yang selalu memerhatikan
aliran air aek. Jika ada kesilapan atau kebocoran dari hasil kinerja sialih aek tersebut maka akan diperbaiki oleh parhara. Jika tidak dapat diperbaiki lagi,
makaparhara akan memgumpulkan 60 orang sialih aek tersebut untuk membantu memperbaiki tali air itu.
Setelah perbaikan aliran air selesai, waktunya mengalirkan air manabar. Pada saat air dijalankan manabar, semua raja jolo atau pimpinan setiap 7raja
marga tersebut akan berjalan mulai dari pangkal aliran air sampai ke ujung aliran air untuk melihat apakah aliran airnya bagus atau lancar mengalir. Kalau ada yang
rusak atau bocor, 7raja marga tersebut akan mencari tahu hasil kerja siapa yang
45
bocor itu. Setelah diketahui hal itu, maka akan dikumpulkan semua sialih aek dan memberi sanksi pada kelompok siapa yang tidak memperhatikan hasil kerjanya itu
dengan mendendanya seharga upah satu hari. Hal itu dilakukan agar setiap pekerjaberhati-hati, bertanggung-jawab, dan
saling bekerja sama satu sama lain. Karena hasil pekerjaan yang dilakukan berkelompok tersebut dapat dilihat bagaimana kelompok tersebut melakukan
tugasnya. Kekompakan dapat dilihat dari hasil kerja sama itu sendiri. Jika kelompok tersebut tidak melakukan tugasnya dengan baik, maka akan jadi
kesalahanraja jolo mereka sendiri, karena tidak memberi arahan dan nasehat untuk kelompoknya.
Kemudian istri paniaran Hutasoit boru Sitohangtidak sengaja melihat aliran air yang dikerjakan sialih aek, begitu banyak lahan yang masih kosong
yang tidak dapat teraliran air, kemudian paniaran Hutasoit istri marga Hutasoit menemui raja jolo dan memberi saran untuk membengkokmenglehu aliran air
baru agar dapat mengaliri ke lahan yang lainnya. Ia kemudian menunjukkan cara membengkok menglehu dengan membawa seekor anjing bersamanya.
Kemudian raja jolo mengikuti saran istri dari marga Hutasoit paniaran Hutasoitdan memberitahukannya pada 60 sialih aek itu agar membengkok
menglehu aliran air yang ditunjuk, benar adanya setelah dilakukan bengkokanlehuan itu dapat membuat persawahan ke atas dengan begitu luas.
46
4.1.2 Marsialap Ari dalam Proses Menanam