Kode Etik Jurnalistik Profesi Reporter

Universitas Sumatera Utara

2.2.5.2. Kode Etik Jurnalistik

Frederick Shook, dalam buku Television News Writing, Usman Ks, 2009 : hal mendefinisikan: etika sebagai aturan tentang kehidupan dan perilaku pribadi atau aturan yang terkait dengan pekerjaan atau profesi.Dalam dunia jurnalistik, kita mengenal istilah etika jurnalistik. Berdasarkan defenisi etika tersebut, etika jurnalistik bisa didefenisikan sebagai seperangkat aturan yang terkait dengan pekerjaan jurnalistik yang berlaku bagi pekerja pers atau media. Barbara MacKinno, dalam buku Ethics: Theory and Contemporary Issues, mendefinisikan etika sebagai serangkaian nilai dan prinsip yang harus dipatuhi oleh individu atau kelompok.Dengan demikian, etika jurnalistik adalah seperangkat nilai dan prinsip yang harus dipatuhi individu jurnalis atau persmedia. Setiap pekerjaan lazimnya harus mempunyai etika profesi, dan wartawan sebagai suatu profesi juga harus mempunyai etika profesi yang disebut etika jurnalistik. Etika jurnalistik ini merupakan standar yang mengatur norma-norma perilaku seorang wartawan dalam menjalankan fungsinya sebagai wartawan. Etika jurnalistik hanya mencantumkan ide pokok apa yang harus dan boleh dilakukan dan apa yang tidak harus dan tidak boleh dilakukan seorang wartawan dalam melaksanakan fungsi jurnalistik. Seorang wartawan yang profesional adalah wartawan yang patuh pada etika jurnalistik tersebut. Secara historis, etika jurnalistik itu pada awalnya ditetapkan oleh masing- masing media, namun seiring dengan makin banyak dan beragam media, baik cetak maupun elektronik, maka sosiasi wartawan membentuk suatu etika standar yang berlaku untuk satu asosiasi. Kini di hampir semua Negara, asosiasi wartawan telah memiliki “kode etik” jurnalistik atau yang sering disebut dengan “journalism canon”. Sebagian besar dari berbagai asosiasi itu memang memiliki perbedaan satu sama lain, namun ada beberapa kesamaan seperti tetap mempertahankan prinsip-prinsip kejujuran, akurasi, objektivitas, ketidakberpihakan, keadilan dan akuntabilitas publik yang nampaknya universal. Liliweri, 2011 : 931 Unsur-Unsur Kesamaan dalam Kode Etik Universitas Sumatera Utara 1. Tanggung jawab, tugas atau kewajiban seorang wartawan adalah mengbadikan diri kepda kesejahteraan umum dengan memberi masyarakat informasi yang memungkinkan masyarakat membuat penilaian terhadap sesuatu masalah yang mereka hadapi. Wartawan tak boleh menyalahgunakan kekuasaan untuk motif pribadi atau tujuan yang tak berdasar. 2. Kebebasan. Wartawan harus berjuang melawan siapa saja yang mengeksploitasi pers untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat adalah milik setiap anggota masyarakat dan wartawan menjamin bahwa urusan publik harus diselenggarakan secara publik. 3. Independensi. Wartawan harus mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam dirinya. Dia tak boleh menerima apapun dari sumber berita atau terlibat dalam aktifitas yang bisa melemahkan intergritas sebagai penyampai informasi atau kebenaran. 4. Kebenaran. Wartawan adalah mata, telinga dan indera dari pembaca. Dia harus senantiasa berjuang untuk memelihara kepercayaan pembaca dengan meyakinkan kepada mereka bahwa berita yang dituliskan adalah akurat, berimbang dan bebas dari bias. 5. Tak memihak. Laporan berita dan opini harus secara jelas dipisahkan. Artikel opini harus secara jelas diidentifikasikan sebagai opini. 6. Adil. Wartawan harus menghormati hak-hak orang dalam terlibat dalam berita yang ditulisnya serta mempertanggungjawabnkan kepada publik bahwa berita itu akurat serta fair.orang yang dipojokan oleh sesuatu fakta dalam berita harus diberi hak untuk menjawab http:waroengkemanx.blogspot.com201006kode-etik-wartawan- sebagai-profesi.html. Kode Kehormatan Internasional Jurnalistik yang diterima Kongres International Federation of Journalist di Bordeaux, April 1954 dikutip dari buku pers dan wartawan karangan Mochtar lubis menyebutkan Barus, 2011 : 250 : 1. Pernyataan Internasional ini diprolamasikan sebagai ukuran bagi pegangan profesional wartawan yang bekerja mengumpulkan, Universitas Sumatera Utara mengirim, serta menyiarkan berita atau informasi dam melaporkan kejadian-kejadian. 2. Menghormati kebenaran dan hak masyarakat pada kebenaran adalah kewajiban utama wartawan. 3. Dalam melakukan kewajibannya ini dia akan membela prinsip dua sila : kebebasan dalam mencari dan menyiarkan berita serta hak memberikan komentar dan kritik yang layak. 4. Wartawan hanya melaporkan apa yang sesuai dengan fakta-fakta yang asal usulnya diketahuinya. Dia tidak akan menyembunyikan informasi yang penting dan dia tidak akan memalsukan dokumen-dokumen. 5. Dia hanya akan mempergunakan cara-cara yang layak untuk mendapatkan berita, foto, dan dokumen-dokumen. 6. Setiap informasi yang telah disiarkan dan ternyata tidak benar akan dibetulkannya dengan sebaik-baiknya. 7. Dia akan memegang teguh rahasia pekerjaannya dalam hubungannya dengan sumber berita yang didapatkannya berdasarkan kepercayaan. 8. Dia akan menganggap sebagai pelanggaran-pelanggaran profesional yang besar hal-hal sebagai berikut : plagiarism, makian-makian, cercaan, tuduhan-tuduhan palsu dan penerimaan sogok untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan sesuatu. 9. Setiap wartawan untuk mendukung prinsip-prinsip yang tersebut di atas. Di dalam batas-batas hukum tiap-tiap negara, wartawan mengakui dalam bidang-bidamh profesionalnya hanya yurisdiksi kolega-koleganya dan menolak setiap macam campur tangan pemerintah atau orang lain.

2.3 Model Teoritik

Berdasarkan komponen penelitian yang dikembangkan dari teori sebelumnya, maka peneliti membuat model teoritik. Model ini berguna untuk menggambarkan rencana atau strategis penelitian yang akan dilakukan kemudian. Model teoritis adalah sebagai berikut: Menemukan lambang simbol Klasifikasi data berdasarkan lambangsimbol Prediksi menganalisis data