Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Media Massa Televisi
Media massa berperan sebagai Agent of change yaitu sebagai pelopor perubahan Bungin, 2006 : 86. Dimana media massa menjalankan tugasnya
sebagai media edukasi, media informasi, dan media hiburan. Media edukasi menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat menjadi cerdas, pikiran
terbuka dan menjadi masyarakat yang maju. Media informasi yaitu media yang selalu menyampaikan informasi yang terbuka dan jujur kepada masyarakat,
menjadikan masyarakat kaya akan informasi dan terbuka dengan informasi. Media hiburan juga menjadi media massa yang institusi terhadap budaya, dimana
mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi masyarakat yang bermoral dan juga mencegah agar perkembangan budaya ini tidak merusak
peradaban masyarakat. Media massa televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana
berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi di
belahan dunia Kuswandi, 1993 : 21. Sejumlah batasan-batasan antar negara bukan menjadi hal yang sulit untuk kebutuhan tayangan televisi. Cakrawala
informasi massa sebagai objek utama dari liputan media televisi semakin luas. Materi hiburan yang disajikan lebih banyak, beragam dan menarik. Tidak
menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung. Televisi menjadi media yang paling banyak dimiliki dan dinikmati oleh
masyarakat dibanding dengan media massa lainnya. Siaran televisi menjadi lebih “hidup” dalam menyampaikan pesan, dengan audio visual yang dimilikinya.
Dengan visualisasi yang bagus dari siaran televisi, masyarakat dapat merasa lebih “dekat”, baik terhadap lokasi peristiwa maupun dengan “perasaan” sesuatu yang
di tayangkan. Tanpa banyak informasi tambahan masyarakat sudah paham dengan apa yang tertampil pada layar televisi. Maka dari itu televisi sangat berguna dalam
upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan pola pikir Effendi, 2005: 21. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan pesan
melalui televisi, diantaranya adalah Ardianto dan Erdinaya, 2004 : 131-133:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemirsa
Dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, seorang komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang
komunikannya. Tetapi bukan dalam komunikasi melalui televisi, faktor pemirsa menjadi perhatian lebih, disebabkan komunikator harus memahami kebiasaan dan
minat pemirsa baik dalam kategori anak-anak, remaja dan dewasa. 2.
Waktu Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara yang
ditayangkan dapat secara proporsional dan dapat diterima oleh sasaran khalayak. 3.
Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap
penayangan acara. 4.
Metode penyajian Fungsi utama televisi pada umunya menurut khalayak adalah untuk
menghibur dan mendapatkan informasi. Bukan berarti fungsi mendidik dan membujuk diabaikan, fungsi non hiburan dan non informasi haris tetap ada karena
sama pentingnya bagi komunikator dan komunikan. Kekuatan media televisi menguasai jarak dan ruang karena teknologi
televisi telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan atau bertransmisi melalui satelit. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa
dalam jumlah besar. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan, sangat cepat. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal
ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak. Satu hal yang paling berpengaruh dari daya tarik televisi ialah informasi atau berita yang
disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis, sehingga pemirsa tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.
Jurnalisme televisi menjadikan gambar dan kata-kata sebagai hal penting. Detil-detil peristiwa seperti raut orang yang kesakitan atau bahagia, kondisi banjir
Universitas Sumatera Utara
atau gempa bumi yang tengah terjadi, bahkan ledakan pesawat dan lain sebagainya direkam kamera. Ketika peristiwa tengah berlangsung, kamera televisi
menjadi mata pemirsa dalam melihat fakta-fakta. Segala detil kejadian ditangkap, disorot serta diperlihatkan. Ini bukan pekerjaan mudah. Kamera tersebut harus
benar-benar mewakili kepentingan reporter dan kru lainnya. Reporter yang mencari dan mencatat segala fakta yang terjadi, bisa jadi menginginkan sorotan
kameranya sesuai dengan bahan berita yang ditemukannya. Di sisi lain, berbagai teknisi studio kerap juga menuntut agar sorotan juru kamera jurnalistik televisi ini
berhasil menampilkan gambar-gambar faktual yang layak untuk ditonton Septiawan Santana K, 2005 : 111.
2.2.4 Serial Drama