Universitas Sumatera Utara
Tokoh Lee Il Joo merupakan reporter senior yang bertanggung jawab atas In Ha dan Beom Jo di MSC. Il Jo memiliki karakter tidak suka marah, namun
suka mengertak dan mengancam juga mengadu. Mulutnya yang sering mengeluarkan kata-kata sinis membuat reporter lain kurang menyukai dirinya.
Terutama reporter Hyun Gyu dan Jae Hwan saingannya di YGN.
18.
Tokoh Yeon Doo-Young
Selaku pimpinan redaksi MSC, Yeon Doo Young seperti robot yang dengan mudahnya dikendalikan oleh pemegang saham terbesar MSC, Ketua Park Ro
Sa. Kegigihannya dalam upaya menjatuhkan lawannya YGN dalam rating
pemberitaan akhirnya membuahkan hasil dan membuatnya senang.
19.
Tokoh Lee Joo-Ho
Sebagai reporter senior dan campers senior, Joo Ho sudah mendampingi Manager Sung saat masih menjadi reporter, hingga In Ha dan Beom Jo yang
masih magang sebagai reporter MSC. Kepribadiannya baik sebab suka memperingatkan rekan lainnya berhubungan dengan pekerjaan, fokus pada
pekerjaannya dan tidak terlalu banyak bicara namun sigap dalam bekerja.
4.1.2 Sinopsis Singkat Serial Drama Pinocchio
Kisah dari drama “Pinocchio” berawal pada 8 Oktober 2005 di sebuah SMA di kota kecil heboh dengan pelajar terpintar sekolah masuk dalam putaran
kedua sebuah program kuis di televisi. Seluruh siswa berkumpul di kelas mereka untuk menonton program tersebut. Dal Po mengambil tempat di atas panggung
dan merasa perlu mengatakan bahwa seluruh sekolah memiliki 34 siswa, yang secara teknis artinya ia rangking terakhir. Dia dikenal sebagai All Bbang semua
nol karena itu hasil nilai-nilainya.Pertanyaan pertama adalah tentang kondisi yang dinamai dengan karakter dongeng, menyebabkan seseorang menunjukkan
tanda-tanda fisik ketika mereka berbohong dengan cegukan. Acara tersebut menampilkan beberapa gejala tentang sindrom tersebut. Dal Po bisa menjawab
dengan senyum di wajahnya.
Universitas Sumatera Utara
Pertanyaan kuis berikutnya adalah tentang tahun berapa saja dalam siklus enam puluh tahunan sexagenary, membawa Dal Po mengingat masa lalu bahagia
dan berakhir kelam pada 7 Oktober 2000, ketika ayahnya Jung In Ki biasanya bertanya kepadanya tentang hal tersebut. Nama Dal Po saat itu adalah Ki Ha
Myung. Bagi Dal Po dan Hyung sebutan bagi kakak laki-laki perhitungan hal yang mudah. Ayahnya dengan rasa bangga melompat berdiri mengambil kue
beras untuk dibagikan pada semua tetangga baru mereka menyeret serta Dal Po dan Hyung berkeliling, membuat mereka melakukan perhitungan di hadapan para
tetangga. Kedua bersaudara membenci itu tapi selalu saja masuk dalam jebakan ayahnya.
Ayah mereka bekerja sebagai Kepala Pemadam Kebakaran. Malam itu, panggilan darurat mengirim unit pemadam kebakaran keluardi sebuah pabrik yang
sudah terbakar. Manajer pabrik berlari keluar dan memberitahu petugas pemadam kebakaran bahwa dua karyawan masih terjebak di dalam. Kepala Ki membuat
rencana dan memulai pencarian. Para petuga pemadam kebakaran berpencar, kepala Ki mengambil pintu yang paling sulit untuk dibuka, yang menghubungkan
ruang bahan kimia. Manajer pabrik secara tidak sengaja bertemu dua karyawannya dalam keadaan aman dan sehat mereka adalah orang-orang yang
tidak sengaja menyalakan api mencoba untuk memasak makanan kecil, dan berlari keluar tanpa diketahui. Sementara itu manajer sudah membuat semua petugas
pemadam kebakaran ke dalam untuk mencari mereka. Di dalam pabrik tentu saja kepala Ki tidak mengetahui adanya bahan kimia
dan sisi lain dari pintu telah terbakar. Akhirnya kepala Ki dapat membuka paksa pintu itu, semua yang terlihat tampilan menakutkan dan ledakan tercermin dalam
matanya. Ledakan itu menelan seluruh pabrik dalam api. Pada pagi hari, api telah dipadamkan dan lokasi kebakaran itu penuh dengan wartawan. Dal Po dan
keluargannya berdiri di belakang garis polisi, berteriak memanggil ayah mereka dan putus asa saat mendengar jawaban tentang Sembilan Petugas Pemadam
Kebakaran meninggal dunia. Beberapa stasiun berita bersaing meliput berita kebakaran tersebut. Tetapi
dua yang jadi perhatian adalah reporter stasiun televisi YGN dan saluran televisi
Universitas Sumatera Utara
MSC. Sementara itu, manajer pabrik berbohong di kantor polisi dan menegaskan bahwa ia mengatakan kepada kapten pemadam kebakaran tidak ada orang di
gedung, namun tetap memaksa masuk. Manajer kemudian mengatakan kepada karyawannya di luar kantor polisi untuk menutup mulut, maka mereka akan baik-
baik saja. Salah satu dari karyawan khawatir kapten masih hidup karena dia hilang, tetapi manajer menebak mereka tidak dapat menemukan tubuh kapten
yang hancur dalam ledakan itu. Hujan turun salah satu keluarga tetangga, seorang pengidap sindrom
pinocchio mengira dia melihat kepala Ki di jalan. Dia mengatakan kepada ibunya bahwa baru saja melihat kapten pemdam kebakaran hidup, padahal itu bukan
orang yang ia maksud. Berita itu menyebar dengan cepat dan sampai ke telinga keluarga korban lain, yang sedang menangisi anak-anak dan suami mereka yang
tewas. Dal Po muda secara alami merasa lega mendengar pengumuman bahwa ayahnya masih hidup, tapi korban beralih ke keluarga Dal Po dan mendesak
mengapa ayah memaksa yang lain masuk ke dalam pabrik ketika tidak ada seorang pun yang harus diselamatkan, bagaimana dia bisa hidup ketika orang lain
telah mati. Secara sadis keluarga Dal Po segera menjadi pihak yang bersalah, dan Hyung merasa ketidakadilan ketika melihat Ibu Jang Young Nam meminta maaf
bahwa hanya suaminya saja yang selamat, lalu membawa Ibu dan Dal Po keluar. Beberapa hari kemudian, rumah mereka penuh dengan wartawan dan
dalam perjalanan Dal Po dan kakaknya kesekolah, mereka dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan terkait mengapa ayah mereka tidak masuk ke dalam
gedung, apakah dia bersembunyi dan apakah itu berarti dia bersalah. Dal Po berteriak menyebutkan hal-hal yang berkaitang petugas pemadam kebakaran yang
meninggal. Dia mengatakan dia hafal semuanya, karena fakta-fakta ini yang ditempel di seluruh ruangan rumah mereka. Ayahnya sangat mengasihi seluruh
kru pemadam kebaran. Semua orang tergerak mendengar perkataan Dal Po, kecuali Cha Ok reporter MSC yang mantap dengan pertanyaan-pertanyan. Hyung
berteriak itu hanya rumor mengenai ayahnya masih hidup, dan seseorang dari kerumunan melempar telur ke arah Dal Po, Hyung emosi dan meminta untuk
Universitas Sumatera Utara
berhenti merekam, dan Dal Po melihat ke arah Cha Ok dengan kemarahan dan sakit hati di matanya.
Kembali ke kantor, tim Cha Ok ingin memotong kata-kata kasar hyung, tapi Cha Ok tetap ingin memasukkannya. Dia berpendapat bahwa mereka dapat
mengaburkan pada bagian wajahnya, untuk menyembunyikan identitasnya. Sementara di YGN, Gyu Dong mencoba meyakinkan bosnya bahwa mereka harus
menayangkan rekaman bagian hyung dan itu yang MSC lakukan. Tapi bos mengatakan hal itu sebabnya mereka dipanggil MSG, kerena mereka buruk bagi
kesehatan. Gyo Dong berpendapat bahwa YGN mendapat gelar berita organik sehat, dan bosnya membalas bahwa itu pujian. Gyo Dong tidak berpikir begitu
dengan mengatakan berita yang tidak ada penontonnya bukan berita. Mereka yakin kapten pemadam kebakaran hampir pasti hidup dan oleh karena itu
bersalah, tapi bos Gyo Dong di YGN hanya membalas bahwa jika Gyo Dong 99 yakin kapten masih hidup, itu berarti Gyo Dong mengakui 1 adanya kenyataan
kapten tidak bersalah. Cha Ok mengatakan kepada timnya bahwa dampak yang lebih penting
daripada fakta, keluarga sembilan korban membutuhnya tempat untuk menyalahkan. Itulah yang dia lakukan, karena dia melaporkan cerita dengan
asumsi bahwa Kapten Ki Ho Sang masih hidup dan bersembunyi karena merasa bersalah. Keadaan semakin memburuk bagi keluarga Dal Po pada hari-hari
berikutnya, dan Dal Po memberitahu Hyung bahwa Ibu tidak bisa membeli sesuatu di pasar lokal lagi, karena tidak ada yang akan menjual sesuatu
kepadanya. Hyung secara teratur membersihkan telur dan batu yang dilemparkan ke rumah mereka, namun tetap menunjukkan wajah berani kepada adiknya. Dal
Po bertanya ragu-ragu bagaimana jika itu semua benar, hal-hal yang mereka katakan tentang ayahnya. Hyung berjanji bahwa ayah akan kembali dan
mengungkapkan kebenaran, dan mereka akan pergi ke pertunjukan kembang api bersama-sama seperti yang ayah janjikan. Dia melakukan sumpah dengan jari
kelingkingnya cara yang biasa ayah lakukan, Dal Po bertanya lagi untuk memastikan bahwa Hyung tidak berbohong kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hari kemudian, Dal Po yakin bahwa Hyung Berbohong, karena ia belum pulang selama berhari-hari. Dia pikir Hyung melarikan diri, padahal
sebenarnya Hyung berkemah di luar MSC untuk menuntut bertemu dengan wartawan Sung Cha Ok. Ibu menahan air matanya dan menawarkan untuk
membawa Dal Po ke pertunjukan dengan kembang api, jadi mereka pergi hanya berdua. Dal Po menonton pertunjukan dengan semangat, tapi ibunya hanya
menatap ke arah air. Hyung melihat kembang api dari stasiun televisi dan melihat ke penghargaan pemadam kebakaran di tangannya. Reporter Cha Ok akhirnya
keluar untuk bertemu dengannya dan Hyung bilang ada di sini karena ingin memberikan sebuah wawancara. Jadi Cha Ok membawanya ke dalam studio dan
melakukan wawancara. Setelah selesai menonton pertunjukkan kembang api, Ibu membelikan Dal
Po kembang api kecil, dan membawanya ke tebing pinggir laut malam itu. Pagi harinya tebing dipenuhi dengan polisi dan wartawan, dan Hyung berjalan ke
lokasi dalam keadaan linglung. Dia mengambil sepatu adiknya dan catatan bunuh diri Ibu sambil menangis. Darahnya mendidih melihat wartawan berdengung
seperti lalat, lapar untuk menyedot lebih banyak berita sensasional dari tragedy keluarganya. Dia menyerang orang memegang camera. Dan walaupun begitu. Cha
Ok mengatakan kepada timnya untuk tetap merkam. Dia maju ke arahnya secara tiba-tiba dan berteriak dengan penuh kesedihan. Untuk pertama kalinya, Cha Ok
tampak sedikit terganggu. Lima bulan kemudian, Maret 2001. In Ha kecil menyesal hidup dengan
ayah setelah perceraian orang tuanya yang mengharuskannya ikut pindah ke pulau bodoh untuk tinggal bersama kakek, yang menderita Alzheimer. In Ha mengidap
sindrom Pinocchio sehingga ia tidak dapat berbohong, jika ia berbohong maka ia akan cegukan. In Ha cemberut sepanjang jalan ke pedesaan tempat asal kakek,
dan kakek Byun Hee Bong menyapa mereka dengan penuh semangat. Tapi tanda pertama dari dimensianya terlihat ketika ia melihat ke arah jam dan
mengatakan sudah waktunya untuk kakak ayah pulang, dan ayah melihat ke arah kakek dengan bingung. Kakek semangat dan mengatakan Dal Po di sini. Kita
melihat Dal Po kecil hidup dengan sehat. Dia berjalan ke arah kakek dan
Universitas Sumatera Utara
memberinya pelukan, memanggilnya ayah. Kakek memperkenalkan ayah dan In ha sebagai adik dan keponakan Dal Po, dan menegaskan bahwa Dal Po harus
memanggil ayah dengan namanya. Kakek menjelaskan bahwa ia pergi menggunakan perahu pada suatu malam dan menyelamatkan Dal Po, dan ayah In
Ha mengingatkan bahwa Hyung meninggal dunia tiga puluh tahun yang lalu. Kakek tahu, tapi percaya bahwa dia telah kembali kepada mereka hidup. Kakek
mengingat kebenaran tersebut lalu pingsan. Dal Po berlari untuk merawat kakek yang pingsan, dan mengatakan
kepada ayah bahwa Kakek tidak memiliki Alzheimer. Dokter mengatakan itu adalah kondisi yang terkait dengan trauma dan memorinya berhenti. Setiap kali ia
mencoba untuk mendamaikan masa lalu dan sekarang, itu terlalu berat baginya dan ia pingsan. Ayah berpendapat bahwa mereka tidak dapat membiarkan orang
asing berpura-pura menjadi anak kakek hanya untuk menjaga dia dari pingsan, dan Dal Po bertanya mengapa tidak. Dal Po meminta untuk berpura-pura menjadi
anaknya dan meminta untuk diizinkan tetap tinggal disana hanya sampai kondisi kakek membaik.
Saat makan malam, kakek terjaga dan merasa lebih baik. Dal Po dan ayah begitu manis bersama-sama, dan kita melihat hati ayah In Ha melunak. Dia
bertanya kepda In Ha apakah dia bisa menyebut anak itu sebagai pamannya, dan In Ha balik bertanya bagaimana dia bisa melakukan itu ketika Dal Po begitu kecil.
Ayah membalas bahwa ia harus memanggilnya hyung. Ayah penasaran apakah In Ha dapat mengatur untuk mengatakan itu tanpa cegukan, dan dia bilang bisa
karena secara hukum negara, dia pamannya. Mereka setuju untuk bersandiwara bersama untuk saat ini, percaya bahwa kakek akan menjadi lebih baik dalam
waktu singkat, dan kemudian mereka dapat mengirim Dal Po ke panti asuhan. Ayah menangkap In Ha melihat penuh kerinduan ke arah TV, dan dia
membentak kepadanya bahwa TV tidak bisa digunakan di pulau, jadi dia harus mengeluarkan mimpi untuk melihat ibu melalui TV dari kepalanya. Dia cemberut
dan keluar tanpa makan, dan berbohong bahwa dia tidak lapar. Pada waktu Dal Po duduk di depan api unggun malam itu, ia berpikir kembali ke malam di tebing itu,
saat ibu mengatakan bahwa ia tahu di mana ayah dan bahwa mereka akan pergi
Universitas Sumatera Utara
kepadanya. Dia bertanya seperti biasa apakah itu bohong dan ibu bersumpah itu benar. Dia berlinang air mata di masa sekarang, menyebut ibunya pembohong.
Kemudian menambahkan bahwa dia tidak berbeda dari ibunya pada saat ini. In Ha datang dan mencium aroma ubi jalar yang dia masak, dan
mengatakan kepadanya bahwa dia akan memanggilnya Paman di depan kakek, tetapi ditempat lain panggilannya “hey, kamu”. Dia menyebut Dal Po hiu
penghisap, menggambarkan sebuah parasit yang makan dari orang lain, tapi kemudian Dal Po memiliki waktu meyenangkan, menangkap basah In Ha
berbohong karena dia mulai cegukan, mengatakan dia tidak lapar dan menunjukkan bahwa In Ha yang makan makanan orang lain. Dia mendesah dan
mengakui bahwa Dal Po benar, yang membuat Dal Po terkejut. Dia mengatakan,dia memiliki sindrom Pinocchio dan tidak peduli berapa
menjengkelkannya bahwa Dal Po benar, dia tidak bisa berbohong. Dia menangkap Dal Po menatapnya dan bertanya terang-terangan jika Dal Po pikir dia cantik, dan
Dal Po menjawab blak-blakan bahwa dia cantik. Dia mengibaskan kepang rambutnya dan mengatakan dia keturunan dari
seorang ibu yang cantik, yang akan muncul di televisi sepanjang waktu. Dia merindukannya seperti orang gila dan tidak ingin apapun kecuali untuk melihat
ibunya di televisi. Keesokan harinya, Dal Po mengambil gantungan kawat jemuran. Dia membuat antenna baru dan naik ke atap untuk memasangnya. In Ha
saat ini mengirim SMS rahasia untuk ibu menggunakan ponsel ayah ketika dia keluar. Isi SMS-nya tidak lain tentang bagaimana dia benci pulau terpencil itu tapi
berpikir dia menemukan seseorang untuk tumbuh bersama. Dal Po datang dengan berita bahwa dia telah memperbaiki televisi untuknya.
In Ha bergembira dan Dal Po menawarkan untuk memberinya tumpangan di bagian gerobak yang melekat pada sepeda. Hanya saja, begitu In Ha naik, Dal
Po tidak bisa menggerakkan sepeda satu inchi pun. Dia mencoba bersikap tenang dengan mengusulkan jalan kaki saja. Saat mereka berjalan pulang, In ha bertanya
ia mirip ibunya atau ayahnya, dan Dal Po mengatakan ayah. Dal Po bertanya- tanya orang macam apa ayahnya, dan In Ha mencoba menebak bahwa ia tidak
terlalu tampan, tapi suka membantu orang lain dan menyobongkan hal itu, dan
Universitas Sumatera Utara
bahwa ia adalah orang yang baik. Dal Po kaget karena In Ha tidak cegukan setelah itu. Dal Po mengatakan bahwa selama enam bulan terakhir, dia hidup hanya
mengatakan kebohongan, karena itu yang terbaik untuk dia dan kakek. Tapi bagi Dal Po kejujuran adalah sepuluh kali lebih menyenangkan daripada kebohongan,
seperti hal yang baru saja kau katakan. Mereka pulang dan menyalakan televisi, dan In Ha tidak sabar ingin
melihat ibunya. Dia mengingatkan Dal Po tidak boleh mengatakan apa-apa tentang hal ini kepada Ayah, karena ia akan menghancurkan televisi tersebut jika
tahu. Ayah benci berbicara tentang ibunya, dan bahkan tidak membiarkan In Ha menelponnya. Dia melihat ibu muncul di segmen berita berikutnya dan
mendekapkan kedua tangannya penuh kekaguman. Dal Po melihat ke arah televisi dan wajahnya membeku karena dia lihat tidak lain adalah reporter Sung Cha Ok,
wanita tak berperasaan yang merubah keluarganya menjadi sampah masyarakat demi rating. Trauma masa lalu tampak di matanya, dan dia berjalan keluar ketika
In Ha memeluk televisi. Kembali pada keadaan semula, ketika terdengar suara MC acara kuis
mengatakan bahwa kadang-kadang dunia tampaknya benar-benar kecil, gambar tetap pada Dal Po kecil yang keluar dari rumah dan melihat ke arah antenna TV
yang ia perbaiki. Ketika ayah In Ha datang dan menanyakan keberadaan In Ha, Dal Po mengetakan bahwa ia ada di dalam menonton berita, dan bahwa ia
menelepon ibunya juga. Ayah bergemuruh masuk ke dalam ruangan dan mulai menghancurkan televisi. In Ha menangis memintanya untuk berhenti. Kemudian
berlari ke arah Dal Po, memanggil paman, dan memohon dia untuk mengehntikan ayahnya. Tapi Dal Po dengan dingin mendorong In Ha dan bertanya mengapa ia
harus melakukan itu. In Ha mengingatkan mereka bahwa ia pamannya, tapi semua orang tahu mereka tidak memiliki hubungan darah.
Di tempat lain, Ki Jae Myung Yoon Kyun Sang kakak Dal Po, telah dewasa dan bekerja paruh waktu sebagai pengantar air. Dia berjalan melewati
deretan televisi di sebuah toko elektronik dan berhenti di depan siaran Dal Po. Dia berbalik dan mendekat perlahan. Dal Po melihat ke kamera, seolah-olah balas
menatap Hyung. Tapi ketika kembali ke tatapan Hyung, kita melihat bahwa acara
Universitas Sumatera Utara
televisi yang menarik perhatiannya bukanlah Dal Po di acara kuis, tapi berita MSC dengan reporter Cha Ok. Matanya penuh dengan kepahitan, saat ia berdiri di
antara dua tayangan televisi, terpaku pada Cha Ok dan benar-benar kehilangan adiknya yang sudah dekat.
Kisah tersebut menjadi awal kehidupan mereka hingga In Ha memiliki cita-cita menjadi seorang reporter dan Ki Ha Myung yang terus menjadi Choi Dal
Po akhirnya juga berpikir untuk menjadi reporter demi mengembalikan nama aslinya dan membersihkan nama ayahnya. Tanpa sengaja ada saat dimana ibu In
Ha sebelumnya pernah datang ke rumah Seo Beom Jo Kim Young Kwang, menemui ibu Beom Jo, Park Ro Sa. Saat itulah ponselnya tertinggal, lalu Beom Jo
kecil menyimpan ponsel ber-wallpaper foto In Ha tersebut. Selanjutnya Beom Jo menyimpan ponsel tersebut dan secara terus menerus menerima pesan yang
dikirimkan In Ha pada ibunya. Beom Jo mengikuti seluruh gerak-gerik In Ha lewat pesan yang ia terima. Hal itu juga yang membawa Beom Jo menjadi seorang
reporter. Saat mereka telah menjadi reporter mereka juga tentunya bertemu dengan
reporter lainnya salah satunya adalah Yoon Yeo Rae Lee Yoo Bi yang selalu bersemangat namun mudah menangis. Bersama Dal Po, Yeo Rae merupakan tim
investigasi traner YGN, dan traner Choi In Ha dan Seo Beom Jo tim investigasi MSC. Mereka terus berupaya untuk mendapatkan berita dan menyajikan berita
pada atasan agar tidak dimarahi. Ada banyak kasus yang harus mereka hadapi ketika menjadi reporter. Termasuk kasus yang menyeret anggota keluarga mereka
sebagai pelaku dari suatu tindak kejahatan. Tentulah hal tersebut semakin menjadikan mereka memahami peranan tugas mereka sebagai reporter yang
sesungguhnya. Mereka bersaing mendapatkan berita sesuai arahan kapten investigasi tim
mereka, pergi ke berbagai tempat dan menemui orang-orang melakukan penyelidikan. Menyamar untuk mendapatkan informasi yang relevan. Berbahagia
ketika berita mereka berhasil ditayangkan, dan mereka melakukan laporan. Mereka juga sempat merasa bersalah dan sakit. Dal Po sempat menghindar, tidak
masuk kantor dan mengabaikan telpon senior dan kaptennya setelah tidak berhasil
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan berita yang akurat dan Yeo Rae yang dimarahi habis-habisan oleh Kapten. Serta Beom Jo dan In Ha yang mengundurkan diri menjadi reporter
setelah merasakan beratnya tugas yang mereka hadapi. Hingga pada episode terakhir Beom Jo memulai dari awal lagi karier-nya sebagai reporter.
4.2 Analisis dan Temuan Data