Kebijakan Pemerintah Tentang Pendirian Rumah Ibadat

Berikut beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kebebasan beragama dan juga prosedur pendirian rumah ibadat : • Kebebasan beragama dalam peraturan perundang-undangan telah dijelaskan, khususnya dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 tentang agama disebutkan, a Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. b Negara menjmin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 19 • Dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. : 01BerMdn-Mag1969 Tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah Dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat oleh Pemeluk-pemeluknya dijelaskan, Pasal 3 ayat 1 yang berbunyi : “Kepala Departemen Agama memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan terhadap mereka yang memberikan peneranganpenyuluhanceramah agamakhotbah-khotbah di rumah-rumah ibadat, yang sifatnya menuju kepada persatuan antara semua golongan masyarakat dan saling pengertian antara pemeluk-pemeluk agama yang berbeda”. 20 19 Untuk lebih lengkap, lihat pada lembar lampiran, Peraturan perundang-undangan tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia, lampiran. 20 Lihat, Dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. : 01BerMdn-Mag1969 Tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintah Dalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadat oleh Pemeluk-pemeluknya, lampiran. • Selanjutnya, kebijakan pemerintah yang terkait dengan prosedur pendirian rumah ibadat dijelaskan dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. : 9 dan 8 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Tugas Kepala DaerahWakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, pasal 14 ayat, disebutkan: Pendirian rumah ibadat harus memenuhi persyaratan khusus meliputi: a. Daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling sedikit 90 sembilan puluh orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas wilyah. b. Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 enam puluh orang ayng dissahkan oleh lurahkepala desa. c. Rekomendasi tertulis oleh kepala kantor departemen agama kabupatenkota; dan, d. Rekomendasi tertulis FKUB kabupatenkota. 21 • Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri No: 1 Tahun 1979 Tentang Tata Cara Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri Kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia, pasal 3 dijelaskan sbb: ”Pelaksanaan penyiaran agama dilakukan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, saling menghargai dan saling menghormati sesama umat 21 Lihat, dalam Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. : 9 dan 8 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Tugas Kepala DaerahWakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat, lampiran. beragama serta dengan dilandasankan kepada penghormatan terhadap hak dan kemerdekaan seseorang untuk memelukmenganut dan melakukan ibadat menurut agamanya.” 22 22 Lihat, Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri No: 1 Tahun 1979 Tentang Tata Cara Penyiaran Agama dan Bantuan Luar Negeri Kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia, lampiran.

BAB III RENCANA PENDIRIAN GEREJA SANTA BERNADET

A. Latar Belakang Didirikannya Gereja Santa Bernadet

Paroki Santa Bernadet – Ciledug, pada mulanya merupakan bagian wilayah pelayanan Paroki Santa Maria, Kota Tangerang. Karena daya tamping Gereja Santa Maria di Kota Tangerang tidak mampu lagi ditambah, apalagi jarak yang terlalu jauh bagi umat Katolik di Ciledug dan sekitarnya maka, pada tanggal 11 Februari 1990 dibentuk wilayah paroki sendiri dengan badan hukumnya bernama Pengurus Gereja dan Papa Roma Katolik Paroki Santa Bernadet-Cailedug, dibawah naungan Keuskupan Agung Jakarta. Selama dua tahun sejak pembentukan paroki, kegiatan ibadat hari Minggu dan hari-hari raya dilaksanakan dengan berpindah-pindah, di tempat-tempat yang cukup untuk waktu itu: 1. Gedung Pertemuan Peruru di Kompleks Peruri, Sudimara Timur, Ciledug 2. Lapangan Sepak Bola Galapuri di Kompleks Peruri, Sudimara Timur, Ciledug 3. Gedung Tinggi Asrama Polri, Jl. K.H. Hasyim Ashari, Ciledug 4. Lokagenta di Kompleks Departemen Keuangan, Karang Tengah 5. Gedung Arsip di Kompleks Departemen Keuangan, Karang Tengah 1 1 Dikutip dari Proposal Permohonan Rekomendasi, Panitia Pembangunan Gereja Paroki Santa Bernadet, 2010, h. 2 31 Tiadanya sarana ibadat umat Katolik di kecamatan-kecamatan lain di sekitar Ciledug, menjadikan umat Katolik di wilayah-wilayah itu juga menjadi pelayanan PGDP Paroki Santa Bernadet – Ciledug. Dengan demikian diperlukan sarana ibadat yang mampu menampung mereka. Pada tahun 1992 PGDP Paroki Santa Bernadet – Ciledug memperoleh izin untuk menyelenggarakan ibadat di bangunan sementara Sekolah Sang Timur di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Ciledug sebelum pemekaran kecamatan. Setelah berjalan 12 tahun, pada bulan Oktober 2004 kegiatan ibadat diminta diberhentikan oleh kelompok massa tertentu. Semenjak kegiatan beribadat dilakukan di bangunan sementara Sekolah Sang Timur dihentikan, maka kegiatan ibadat pada hari Minggu dilakukan secara tersebar dan berpindah-pindah di rumah-rumah dengan daya tamping sebatas rumah tinggal, di wilayah pemukiman yang kondusif. Sedangkan sebagian besar yang lain beribadat di berbagai di lokasi gereja Katolik di wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Adapun ibadat pada hari-hari Natal dan Paskah diselenggarakan di berbagai tempat yang memungkinkan pelaksanaannya seperti: 1. Gedung Olahraga, Tangerang 2. Gedung Serba Guna Palem Ganda Asri, Karang Tengah 3. Gedung Pertemuan Lemigas, Cipulir, Jakarta Selatan