Pembuatan simplisia Ekstraksi Uji Penapisan Fitokimia Farnsworth, 1969

kloroform Merck, HCl Merck, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, n- Butanol Merck, H 2 SO 4 Merck , FeCl 3 , NaOH Merck, aquades, tes strip asam urat Easy Touch

4.3 Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : timbangan hewan Ohauss, kandang tikus beserta tempat makanan dan minum, sonde oral, jarum suntik, hotplate Wiggen Hauser, blender, magnetic stirrer, destiller, oven, timbangan analitik Wiggen Hauser, holder, vacuum rotary evaporator Memmert Eyele, kertas saring, kapas, kamera, alat tes strip asam urat EasyTouch, timbangan hewan Mettler Toledo, timbangan analitik Mettler Toledo, dan alat-alat gelas Iwaki pyrex.

4.4 Metode Penelitian

4.4.1 Pembuatan simplisia

Pembuatan simplisia yang baik dan memenuhi syarat terdiri dari tahap- tahap sebagai berikut : sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan pengayakan.

4.4.2 Ekstraksi

Simplisia serbuk herba tapak liman Elephantopus scaber L diekstraksi dengan metode maserasi secara berulang-ulang dengan menggunakan pelarut etanol 70 dan dilakukan pengocokan sesekali. Proses tersebut dilakukan selama 2-3 minggu dimana sekali dalam dua hari pelarut diganti dan disaring sehingga didapat ekstrak cair, lalu ekstrak cair tersebut dievaporasi dengan vacuum rotary evaporator sehingga didapat ekstrak kental kemudian ekstrak tersebut diuji aktivitas penurunan kadar asam urat darahnya Lampiran 6.

4.4.3 Uji Penapisan Fitokimia Farnsworth, 1969

A. Identifikasi golongan alkaloid Sebanyak + 5 g serbuk dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 25 digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil sebagai larutan A, sebagai larutan A 10 ml diekstraksi dengan 10 ml larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya larutan B. Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid. B. Identifikasi golongan flavonoid Sebanyak + 10 g serbuk ditambah 100 ml air panas, didihkan selama 5 menit, saring. Ambil 5 ml filtratnya dalam tabung reaksi, ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid. C. Identifikasi golongan saponin Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10 ml air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Terbentuknya busa yang stabil, menunjukkan adanya saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1 busa tetap stabil. D. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid Sebanyak + 5 g serbuk dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2 jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat ke dalam residu. Terbentuknya warna hijau atau merah menunjukkan adanya steroidtriterpenoid. E. Identifikasi golongan tanin Sebanyak + 10 g serbuk ditambah 10 ml air, didihkan selama 15 menit, setelah dingin kemudian di saring dengan kertas saring. Filtrat ditambah 1- 2 tetes FeCl 3 1 , terbentuknya warna biru, hijau atau hitam menunjukkan adanya seyawa golongan tanin. F. Identifikasi golongan kuinon Sebanyak + 1 g serbuk dipanaskan dalam air selama 5 menit, disaring. Sebanyak 5 ml filtrat ditambah 5 ml NaOH 1 N, terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon. G. Identifikasi golongan minyak atsiri Sebanyak + 2 g serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml, tambahkan 10 ml pelarut petroleum eter. Pada mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, selanjutnya residu dilarutkan dengan pelarut etanol 95 sebanyak 5 ml lalu saring dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dengan cawan penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.

4.4.4 Persiapan Hewan Uji

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN TAPAK LIMAN Elephantopus scaber L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR.

1 1 19

EFEK ANALGESIK KOMBINASI EKSTRAK HERBA TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L) DAN RUMPUT MUTIARA (Hedyotis corymbosa L) PADA MENCIT JANTAN DENGAN METODE PODODOLORIMETRI (ANALGESIC EFFECT OF COMBINATION OF EXTRACT HERBA TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L) AND

0 0 5

EFEK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

0 4 7

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) TERHADAP KADAR LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) DARAH MENCIT PUTIH JANTAN

0 0 8

82 EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN

0 0 9