Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 lainnya, dan lainnya agar korban KDRT mampu untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

C. Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang selanjutnya disebut dengan UU PSK berlaku sejak tanggal 11 Agustus 2006 setelah diundangkan di Lembaran Negara RI No. 64 Tahun 2006. Pokok materi UU PSK ini meliputi perlindungan dan hak saksi dan korban, lembaga perlindungan saksi dan korban, syarat dan tata cara pemberian perlindungan dan bantuan, serta ketentuan pidana. RUU PSK ini pertama kali di usulkan oleh pemerintah tahun 2002, setelah perjuangan yang lama akhirnya pada tahun 2005 DPR-RI memberikan usulan RUU PSK kepada pemerintah. 59 Presiden menyambut baik dan sangat menghargai pengajuan Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Saksi dan Korban yang disampaikan oleh Ketua DPR-RI kepada Presiden RI dengan Surat Nomor: RU.024428DPR-RI 2005, tanggal 30 Juni 2005, untuk dibicarakan dengan Presiden dalam sidang DPR guna mendapatkan persetujuan bersama. Pembentukan UU ini membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun dengan perubahan seperlunya terhadap materi yang diusulkan oleh DPR kepada pemerintah. 60 59 www.hukumonline.comberitaR_U_U_Perlindungan_saksi_dan_korban, akses tanggal 15 April 2008. 60 www.legalitas.org, akses tanggal 15 April 2008 Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 UU PSK ini dikeluarkan karena pentingnya saksi dan korban dalam proses pemeriksaan di pengadilan sehingga membutuhkan perlindungan yang efektif, profesional, dan proporsional terhadap saksi dan korban. Perlindungan saksi dan korban dilakukan berdasarkan asas penghargaan atas harkat dan martabat manusia, rasa aman, keadilan, tidak diskriminatif, dan kepastian hukum. Perlindungan saksi dan korban berlaku pada semua tahap proses peradilan pidana dalam lingkungan peradilan yang bertujuan untuk memberikan rasa aman pada saksi danatau korban dalam memberikan keterangan pada setiap proses peradilan pidana. Perlindungan saksi dan korban juga dilakukan karena adanya hak-hak seorang saksi dan korban yang harus dilindungi seperti: 61 61 Pasal 5 UU PSK No. 13 Tahun 2006 a. memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya; b. ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan; c. memberikan keterangan tanpa tekanan; d. mendapat penerjemah; e. bebas dari pertanyaan yang menjerat; f. mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus; g. mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan; h. mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan; Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 i. mendapat identitas baru; j. mendapatkan tempat kediaman baru; k. memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan; l. mendapat nasihat hukum; m. memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu perlindungan berakhir; danatau n. bantuan medis dan rehabilitasi psikososial dalam hal saksi dan korban mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang berat. 62 Undang-undang ini memperkenalkan satu lembaga independen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan membuat laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada DPR RI yaitu Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang selanjutnya disebut sebagai LPSK yaitu lembaga yang bertugas dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan korban. 63 LPSK berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan. 64 Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas LPSK dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. 65 LPSK harus sudah terbentuk dalam waktu paling lambat 1 satu tahun setelah undang-undang ini diundangkan. 66 62 Pasal 6 UU PSK No. 13 Tahun 2006 63 Pasal 1 angka 3 jo pasal 12 UU PSK No. 13 Tahun 2006 64 Pasal 11 UU PSK No. 13 Tahun 2006 65 Pasal 27 UU PSK No. 13 Tahun 2006 66 Pasal 45 UU PSK No. 13 Tahun 2006 Undang-undang PSK menyebutkan bahwa untuk proses pemilihan dan pembentukan LPSK diatur dalam Peraturan Presiden. Peraturan Presiden ini dikeluarkan tanggal 31 Maret 2007 dengan No.13 Tahun 2007 tentang Susunan Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 Panitia Seleksi, Tata Cara Pelaksanaan Seleksi dan Pemilihan Calon Anggota LPSK. Anggota LPSK ini terdiri dari tujuh orang yang berasal dari unsur profesional yang mempunyai pengalaman di bidang pemajuan, pemenuhan, perlindungan, penegakan hukum dan hak asasi manusia, kepolisian, kejaksaan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, akademisi, advokat, atau lembaga swadaya masyarakat. 67 Syarat menjadi anggota LPSK ialah tidak pernah dipidana yang ancaman pidananya lima tahun, berusia 40-65 tahun, berpendidikan S-1, berpengalaman di bidang hukum dan HAM paling singkat 10 tahun, dan memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela. 68 1. panitia seleksi melakukan seleksi administratif dan seleksi kualifikasi serta integritas moral terhadap nama-nama calon anggota LPSK untuk mendapatkan 21 dua puluh satu orang; Berdasarkan UU PSK No. 13 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2007 tentang Susunan Panitia Seleksi, Tata Cara Pelaksanaan Seleksi dan Pemilihan Calon Anggota LPSK menyebutkan bahwa penyeleksian calon anggota LPSK melalui tiga tahap yaitu : 69 2. panitia seleksi mengajukan nama-nama calon anggota LPSK yang telah lulus seleksi pertama kepada Presiden untuk dipilih sebanyak 14 empat belas orang calon anggota LPSK yang akan diajukan kepada Dewan 67 Pasal 14 UU PSK No. 13 Tahun 2006 68 Pasal 23 UU PSK No. 13 Tahun 2006 jo Pasal 3 Perpres No. 13 Tahun 2007 69 Pasal 20 ayat 1 UU PSK No. 13 Tahun 2006 jo Pasal 5 jo Pasal 7 ayat 1 Perpres No. 13 Tahun 2007 Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 Perwakilan Rakyat untuk mendapat persetujuan setelah melakukan uji kelayakan dan kemampuan; 70 3. Dewan Perwakilan Rakyat memilih dan menyetujui 7 tujuh orang dari calon yang diajukan oleh Presiden. 71 Berdasarkan perintah undang-undang, LPSK seharusnya sudah terbentuk tanggal 11 Agustus 2007 yang terdiri dari tujuh orang anggota, tetapi pada kenyataannya proses penyeleksian calon anggota LPSK belum selesai sampai sekarang. Panitia seleksi yang diketuai oleh Harkristuti Harkrisnowo masih melakukan tahap penyeleksian yang pertama. Sekarang sudah ada 21 dua puluh satu nama calon anggota LPSK yang diajukan panitia kepada Presiden yang berasal dari berbagai profesi. Tabel 2.1 Nama-Nama Calon Anggota LPSK yang Lulus Seleksi Administratif dan Seleksi Kualifikasi serta Integritas Moral N O NAMA ALAMAT PROFES I 1 S. Sugiyanto Jl. Al-Falah Kampung Kecil Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta Purn. POLRI 2 MM. Bilah Jl. Cempaka Jaya 21 Jatiwaringin Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat LSM 3 Abdul Haris Semendawai Perumahan Villa Tanah Baru Blok D2 RT. 0111 Tanah Baru Beji, Depok, Jawa Barat LSM 4 Made Darma Weda Gema Pesona Estate Blok K-15, Jl. Tole Iskandar, Depok, Jawa Barat Dosen 5 Siti Roswati Handayani Dusun Tegal Sari RT. 0417 Kec. Berbah, Kab. Sleman, DI Yogyakarta Ombudsm an Daerah 6 La Ode Ronald Friman Jl. Camar 24 Blok AY-15 Bintaro Jaya Sektor 3 Tangerang, Banten Advokat 70 Pasal 20 ayat 2 UU PSK No. 13 Tahun 2006 jo Pasal 7 ayat 2 Perpres No. 13 Tahun 2007 71 Pasal 20 ayat 3 UU PSK No. 13 Tahun 2006 jo Pasal 8 Perpres No. 13 Tahun 2007 Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 7 Akhmad Taufik Jl. Kebon Pala I79 RT. 004013, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta Jurnalis 8 H. Teguh Soedarsono Komplek POLRI Pondok Karya Blok H- 13 Pela Mampang, Jakarta Selatan, DKI Jakarta POLRI 9 Myra Diarsi Pengadengan Barat V No. 2 RT 01107, Jakarta Selatan, DKI Jakarta LSM 10 Christina Widiantarti Jl. Bunga Belakang II No. 3 RT. 0909, Matraman, Jakarta Timur, DKI Jakarta Advokat 11 I Ktut Sudiharsa Jl. YRS IA No.2 Kompleks Departemen Sosial Kel. Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta POLRI 12 Irawati Harsono Jl. Kebon Kopi b4 Pondok Betung, Pondok Aren, Tangerang, Banten Dosen 13 Yoostha Silalahi Kompleks Imigrasi Kertapawitan No. 11 RT. 00104, Jl. Daan Mogot Km. 14, Kel. Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta Pens. PNS 14 Lies Sulistiani Kompleks Taman Rahayu 2 Blok C-2 No. 4, Bandung, Jawa Barat Dosen 15 Ruswiati Suryasaputra Darmo Permai Timur II14, Surabaya, Jawa Timur Dosen 16 Muh. Yahya Sibe Jl. Ketapang No. 16 Kav. 5A RT. 002 RW 010 Perumahan Ketapang Indah Jati Padang Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta Pens. PNS Kejaksaan 17 Lili Pintauli Jl. Bajak IV No. 29-D Lk. VII, Harjosari II, Kec. Medan Amplas, Medan, Sumatera Utara Advokat 18 Carolus Irawan Saptono Kompleks Mediterania Regency Cikunir Blok A16, Bekasi, Jawa Barat LSM 19 Dionisius Prihamangku Setiohadi Jl. Salemba Bluntas C-222 RT. 007008 Paseban, Kec. Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta Guru 20 RM. Shindu Krishno Depok Maharadja, Blok I No. 1 RT. 04 RW. 14, Kel. Rangkepanjaya, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat Pens. PNS 21 SA. Supardi RT. 011 RW. 006, Kel. Cipinang Melayu, kec. Makasar, Jawa Timur, DKI Jakarta Pens. POLRI Sumber : Panitia Seleksi dan Pemilihan Calon Anggota LPSK 72 Keberadaan LPSK nantinya tidak cukup untuk memberikan perlindungan kepada semua saksi dan korban kejahatan yang mengajukan permohonan. LPSK 72 www.lpsk.go.id, akses tanggal 14 April 2008 Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 juga masih membutuhkan bantuan dari instansi lain untuk memberikan perlindungan kepada saksi dan korban. Hal ini dikarenakan LPSK dalam memberikan perlindungan harus melakukan musyawarah dan mufakat untuk mengambil keputusan permohonan perlindungan oleh saksi dan korban. 73 73 Pasal 26 UU PSK No. 13 Tahun 2006 Tidak semua saksi dan korban yang memohon perlindungan mendapat perlindungan dari LPSK, hanya kepada kasus-kasus tertentu saja seperti tindak pidana korupsi, tindak pidana narkotikapsikotropika, tindak pidana terorisme, dan tindak pidana lain yang mengakibatkan posisi saksi dan korban dihadapkan pada situasi yang sangat membahayakan jiwanya berdasarkan keputusan LPSK. Dalam kasus-kasus yang permohonannya tidak disetujui LPSK mendapat perlindungan dan bantuan dari LPSK, membutuhkan peran dari lembaga lain yang peduli terhadap hak-hak saksi dan korban. Keterbatasan biaya yang dibebankan kepada APBN juga salah satu alasan LPSK membutuhkan bantuan dari instansi lain. Pasal 36 UU PSK yang menyebutkan bahwa “dalam melaksanakan pemberian perlindungan dan bantuan, LPSK dapat bekerjasamadengan instansi terkait yang berwenang”. Kata instansi terkait yang berwenang menurut penjelasan pembuat UU adalah lembaga pemerintah dan non pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kapasitas dan hak untuk memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat mendukung kerja LPSK, yang diperlukan dan disetujui keberadaannya oleh saksi danatau korban. Pernyataan ini yang menegaskan bahwa LPSK dalam mengerjakan tugas dan fungsinya membutuhkan lembaga lain. Juppa Marolob Haloho : Peranan Lembaga Sosial Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Studi di LBH-APIK Medan, 2008. USU Repository © 2009 Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, peran lembaga sosial ialah menjadi anggota LPSK, bekerjasamadengan LPSK dalam memberikan perlindungan dan bantuan kepada saksi dan korban, memberikan perlindungan kepada saksi dan korban yang permohonannya untuk mendapat perlindungan dari LPSK tidak disetujui. Dalam hal bekerjasamadengan LPSK, lembaga sosial harus wajib melaksanakan keputusan LPSK.

D. Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Perilaku Rumah Tangga Dalam Penggunaan Monosodium Glutamat di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan Tahun 2002

1 39 72

Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Program Medan Green and Clean (MdGC) Melalui Pengelolaan Bank Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 108 164

Tinjauan Hukum Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1345/Pid. B/2010/PN/Medan)

0 66 146

Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kelurahan Durian Kecamatan Medan Timur Kota Medan

10 114 91

Implementasi Penanganan Kekerasan Dalam Rumah Tangga oleh Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

0 41 88

Persepsi Masyarakat tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga Selama Kehamilan di Lingkungan 03 Kelurahan 2 Kecamatan Medan Belawan

0 35 85

Penelantaran Istri Oleh Suami Sebagai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dan Penerapan Hukumnya (Studi Kasus No: 378/Pid.B/2007/PN-Medan) dan (STUDI KASUS No: 1921/Pid.B/2005/PN-Medan)

1 44 93

Advokasi Sosial Untuk Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di LBH Apik Jakarta

4 66 182

PDAL PERANAN LEMBAGA SOSIAL RIFKA ANNISA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI ISTRI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA.

0 3 11

PENDAHULUAN PERANAN LEMBAGA SOSIAL RIFKA ANNISA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI ISTRI KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA.

0 4 16