Advokasi Sosial Untuk Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di LBH Apik Jakarta

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Oleh :

Alvionita Jayussarah NIM. 1110051000048

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Pemenang

Pada umumnya dalam penyampaian pesan dakwah yang salah satunya adalah pesan akhlak ini menggunakan media elektronik seperti televisi, maupun radio. Seiring berkembangnya zaman, media yang digunakan bisa melalui media cetak, berbentuk buku, majalah, atau tabloid. Begitu juga dengan komik, yang menjadi sarana bagi para komikus untuk menuangkan ide kreatifnya tanpa batas. Keberadaan komik juga disukai tanpa batasan usia, dari anak-anak, remaja, sampai dewasa. Dengan media komiklah bisa menjadi inovasi baru dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah termasuk pesan akhlak.

Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang, adalah inovasi terbaru dalam sebuah metode ESQ Way 165. Komik ini dituliskan berdasarkan gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan. Dimana dalam penyampaian pesan-pesannya terkandung banyak sekali pesan akhlak yang memang ditujukan untuk kalangan anak-anak. Cerita yang dituangkan adalah contoh dari kehidupan sehari-hari, yaitu seorang manusia yang terus melakukan pembersihan hati dan pikirannya dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang terus mengganggu untuk mencapai fitrah atau got spot. Kemudian muncul pertanyaan, representamen apa saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang? Apa saja

object yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang? Kemudian interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang?

Melihat konteks penelitian ini, tinjauan teoritis yang digunakan adalah teori semiotika menurut Charles Sanders Peirce yaitu dengan melihat tanda

representamen (ikon, indeks, simbol), object, dan interpretant. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” (resemblance) sebagaimana dapat dikenali oleh para pemakainya. Indeks adalah tanda dirancang untuk mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan, sedangkan simbol adalah tanda dirancang untuk menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotik yang bersifat kualitatif model deskriptif. Data yang didapatkan dalam penelitian ini bersumber dari komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang, digabungkan dengan buku-buku teoritis yang membahas mengenai komik dan pesan akhlak, wawancara, dan juga dokumentasi.

Kesimpulannya adalah dalam komik ESQ ini terdapat 5 (lima) bagian yang menjelaskan tentang sifat optimis, sholat, berpuasa, berzakat, dan ibadah haji. Kelima bagian tersebut mengandung pesan-pesan akhlak yang bisa dicontoh untuk para anak-anak agar tertanam didiri mereka sifat-sifat atau akhlak yang mulia. Serta bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sejak dini agar terjauh dari belenggu-belenggu hati dan pikiran yang menjerumuskan kedalam hal yang negatif.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirrabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Dzat Maha Sempurna yang senantiasa menyempurnakan kenikmatan kepada hamba-Nya, dengan segala karunia-Nya penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya.

Penulis menyadari bahwa tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari pihak lain. Semua karena bimbingan, nasihat dan motivasi dari semua pihak yang diberikan kepada penulis.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun untuk melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Bapak Suparto Ph.D, M.Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.


(7)

iii

Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA yang membantu penulis dalam menjalankan proses birokrasi yang ada, serta Bapak Fatoni yang telah banyak membantu penulis dalam hal birokrasi untuk menempuh ujian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sunandar Ibnu Noer M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, membimbing penulis dalam membuat skripsi yang baik dan benar.

4. Bapak Drs. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan kepada penulis terima kasih.

5. Seluruh Dosen dan Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas segala pengetahuan dan pengalaman berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh staff Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpusatakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari bahan referensi penelitian ini.

7. Kedua orang tua saya, Bapak Sofian Hurry dan Ibu Yussaryanah, yang tidak pernah lelah dan penuh kesabaran dalam mendidik anak-anaknya, terimakasih untuk kasih sayang, do’a, serta nasihat-nasihatnya,. Adik saya Salwa Zaffira terimakasih untuk semangat dan keceriaannya setiap hari.


(8)

iv

8. Terimakasih untuk Umi Nawa Nursari, selaku Narasumber Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan data-data untuk melengkapi skripsi ini.

9. Kakak senior KPI Novita Intan Sari S.Kom.I (Ka Sobok), terimakasih buat bantuan bahan referensi, dan masukan-masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.R. Catur Satrio Utomo, terimakasih atas kesabaran, pengertian, waktu, dan semua motivasi dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

11.Bapak Ir. R. Rudy Suryowidodo dan Ibu Ningrum, terimakasih untuk do’a, motivasi dan keceriaan yang diberikan kepada penulis.

12.Sahabat-sahabat setia Endah, Eva, Manda, Iyos, Rika, Thank You guys! Buat keceriaan selama 4 (empat) tahun ini.

13.Teman-teman dari KKN ULTRA 2013, terimakasih buat kekompakan dan keseruannya selama satu bulan penuh.

14.Teman-teman KPI B angkatan 2010 yang telah banyak memberikan kenangan selama masa kuliah.

15.Teman-teman dari LSO VOC, dan LSO SKETSA buat pengalaman-pengalaman berharganya selama bergabung dengan kalian. Thank You!

16.Seluruh teman-teman KPI angkatan 2010, atas do’a dan semangatnya. Terimakasih.


(9)

v

membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung, terimakasih. Semoga Allah SWT bisa membalas kebaikan jasa kalian semua. Penulis memohon maaf apabila tanpa sengaja melakukan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amiiin Yaa Robbal Aalamiin. Wassalam

Jakarta, 11 April 2014


(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR………...………ii

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR GAMBAR………...………...ix

DAFTAR TABEL………..……….………...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….1

B. Batasan dan Rumusan Masalah………..6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...6

D. Tinjauan Pustaka……….7

E. Metodologi Penelitian……….9

F. Sistematika Penulisan……….13

BAB II LANDASAN TEORI A. Semiotika…...……….15

1. Pengertian Semiotika …….………..………..15

2. Semiotika Charles Sanders Peirce ………...………..17


(11)

vii

B. Pesan Akhlak ……….23

C. Tinjauan Tentang Akhlak ……….……….25

1. Pengertian Akhlak ………. 25

2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah……….……….………..27

D. Tinjauan Tentang Komik……….………. 33

1. Pengertian Komik ………..………33

2. Sejarah Komik Islam ………..………...36

3. Elemen Dalam Komik ………..……….41

4. Bentuk dan Jenis Cerita Komik…………..………... 48

5. Komikus, Kartunis, dan Karikaturis………..……… 53

BAB III PROFIL PENULIS KOMIK A. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang……...……….... 54

B. Profil Tokoh Komik………. 57

C. Profil Pengarang Komik………....69

1. Profil Ary Ginanjar Agustian……….………69

2. Profil Nawa Nursari………..……….72

3. Sekilas Tentang Bambang Oeban………..73

D. Penghargaan dan Jabatan Ary Ginanjar Agustian………75


(12)

viii

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

A. Analisis Semiotika Panel Komik ESQ For Kids Akulah Sang

Pemenang………...79

B. Analisis Semiotika Tokoh Komik ESQ For Kids Akulah Sang

Pemenang……….144

1. Tokoh Protagonis……...………...146

2. Tokoh Antagonis………...………149

C. Interpretasi Penulis Terhadap Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang yang Mengandung Pesan Akhlak.………..152

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..………156

B. Saran………..………...158

DAFTAR PUSTAKA……….………159


(13)

ix

Gambar 2.1 Semiotika Peircean……….18

Gambar 3.1 Tokoh Komik Eqi………..……….59

Gambar 3.2 Tokoh Komik Esqi……….60

Gambar 3.3 Tokoh Komik Zero……….61

Gambar 3.4 Tokoh Komik Blenggo………...63

Gambar 3.5 Tokoh Komik Ayah...……….64

Gambar 3.6 Tokoh Komik Ibu……….………..65

Gambar 3.7 Tokoh Komik Erik……….……….66

Gambar 3.8 Tokoh Komik Ipung.………..66

Gambar 3.9 Tokoh Komik Zimpi..………....……….67

Gambar 4.1 Zero Memberikan Semangat…...……….81

Gambar 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya……….85

Gambar 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….……….91

Gambar 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi………..……….97

Gambar 4.5 Mr. Zero Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…….….……….101

Gambar 4.6 Ayah Menceritakan Saat Thawafdi Tanah Suci.…….………….105

Gambar 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat…….……...……….…110

Gambar 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung..…….…….114

Gambar 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi….……….119

Gambar 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah……….………124

Gambar 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT………130

Gambar 4.12 Tata Cara Ibadah Haji……….………134


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Semiotika Peircean……….12

Tabel 2.1 Semiotika Peircean……….19

Tabel 4.1 Zero Memberikan Semangat……….……….83

Tabel 4.2 Semangatnya Anak-anak untuk Mencapai Keinginannya………….88

Tabel 4.3 Erik Merayu Eqi untuk Membolos Sekolah…….……….93

Tabel 4.4 Blenggo Berhasil Menghasut Eqi….……….95

Tabel 4.5 Mr. Zero yang Mengingatkan Eqi Waktu Shalat…..……….99

Tabel 4.6 Ayah Menceritakan Thawafdi Tanah Suci………..……….108

Tabel 4.7 Esqi Menjelaskan Gerakan Shalat……….112

Tabel 4.8 Blenggo Menghasut Eqi Batal Puasa Melalui Ipung……….117

Tabel 4.9 Zero Menjelaskan Makna Berpuasa Kepada Eqi.….……….121

Tabel 4.10 Keikhlasan Esqi Memunguti Sampah…..………127

Tabel 4.11 Kebersihan adalah Sifat dari Allah SWT….………132

Tabel 4.12 Tata Cara Ibadah Haji………..………137


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman, media komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan dakwah salah satunya adalah pesan akhlak juga semakin berkembang. Apalagi dengan hadirnya beragam media komunikasi baik visual ataupun audio visual yang telah menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi manusia. Selain itu, masyarakat bisa memanfaatkan secara optimal media komunikasi untuk menjadi salah satu sarana penyampaian pesan akhlak.

Akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perilaku atau perbuatan manusia. Akhlak itu sangat penting bagi manusia. Sifat seseorang dapat dilihat dari akhlaknya. Kemuliaan akhlak sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhlak terbagi menjadi dua yaitu, akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah, atau akhlak yang baik dan akhlak yang buruk.

Dalam penyampaikan pesan akhlak banyak metode dan media komunikasi yang bisa digunakan. Media cetak atau media visual yang dalam penggunaannya menggunakan alat indera penglihatan untuk menangkap isi pesannya, diantaranya adalah koran, majalah, buku, novel, maupun komik. Apapun media komunikasi yang digunakan tetaplah dalam


(16)

2

penyampaian pesan akhlak berpedoman dengan Al-Qur’an dan sirah Rasulullah SAW.

Komik adalah narasi didunia modern, baik yang merefleksikan kehidupan modern dan yang membantu mempengaruhinya. Bahkan sebelum munculnya televisi, komik menentukan gaya berpakaian, gaya rambut, makanan, perilaku, dan sikap-sikap lainnya. Komik telah mengispirasi pertunjukkan, musik, balet, film, serial radio dan televisi, lagu-lagu populer, buku, dan mainan. Bahasa dipenuhi dengan idiom dan kata yang diciptakan oleh komik.1 Selain itu, komik juga memiliki kepentingan dalam pengembangan budaya populer kontemporer.

Komik merupakan sebuah seni yang disampaikan melalui ilustrasi gambar. Tujuan penggunaan gambar tersebut untuk mempermudah pembaca memahami pesan yang disampaikan pengarang komik yang juga biasa disebut komikus. Komik banyak digunakan dalam berbagai macam bentuk kebutuhan. Komik bisa menjadi media hiburan, media propaganda, media dakwah termasuk penyampaian pesan akhlak, dan juga alat bantu pendidikan atau pengajaran.

Komik sebagai media komunikasi, memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang juga memiliki banyak fungsi, selain itu komik memiliki penggemar dari berbagai kalangan, usia, dan juga gender. Komik yang identik digemari oleh anak-anak juga digemari oleh remaja, bahkan

1

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 183.


(17)

orang tua. Oleh karena itu, komunikasi melalui media gambar seperti komik memiliki kekuatan sendiri dalam penggambaran suatu hal.

Selain itu komik saat ini sudah menjadi media komoditi dan lahan profesi. Citra komik perlahan-lahan naik karena keunikannya dari hanya sekedar media hiburan saja menuju kepada media yang dipakai sebagai promosi, edukasi, bahkan lahan kerja yang subur. Hal ini tidak terlepas dari fungsi komik yang mampu memberikan nuansa baru bagi komunikasi yang bersifat global dalam ranah kehidupan modern.2

Komik banyak memiliki jenis dalam pembahasannya, ada jenis horor (hantu), percintaan, humor, kehidupan sehari-hari, dan tentu saja karangan fiksi yang dikarang oleh komikus. Berbagai macam jenisnya, komik juga mengandung unsur-unsur pendidikan, hiburan, dan unsur Islamnya. Banyak komik yang disukai anak-anak hanya untuk sebagai bahan bacaan hiburan saja. Contohnya komik Doraemon, Shincan, Detektif Conan, Naruto, dan lain sebagainya.

Kalau untuk orang dewasa, seorang Ary Ginanjar Agustian membuat sebuah buku yang melahirkan sebuah training ESQ, sedangkan dalam menerapkan training ESQ for kids yang biasanya diikuti oleh anak-anak berusia 8-12 tahun, beliau menyajikan sebuah komik yang syarat mengandung makna rukun Islam, rukun Iman dan Ihsan dalam menyajikannya. Training

ESQ for kids yang tertuang dalam bentuk komik dan mengikuti perkembangan

2


(18)

4

zaman budaya kontemporer, sangat tepat jika disajikan dalam bentuk komik, karena anak-anak biasanya tidaklah mudah untuk memahami informasi atau pesan hanya melalui teks berita. Melalui komik yang banyak didominasi oleh gambar-gambar lucu, membuat anak-anak tertarik untuk membacanya.

Nawa Nursari menjadikan komik sebagai media hiburan dan media bacaan yang menarik, sekaligus untuk para orang tua juga bisa dijadikan media bacaan untuk pendidikan yang berakhlak bagi anak-anaknya, agar memiliki dasar dari ajaran agama Islam dan memahami makna Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk menyongsong kehidupan yang akan datang. Komik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Akulah Sang Pemenang. Pembahasan komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang yang memang ditujukan untuk anak-anak ini, berbeda dengan komik biasanya untuk anak-anak yang hanya berceritakan hal-hal menarik tanpa didasari pesan akhlak dan juga gambar-gambar yang biasanya hanya sekedar menceritakan kartun-kartun yang digemari. Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang

bisa menjadi alat bantu pengajaran, karena dalam komik tersebut berdasarkan gabungan dari rukun Islam, rukun Iman, dan juga Ihsan yang dijelaskan tentang berbuat kebaikan, disiplin melaksanakan shalat, puasa, zakat, ibadah haji dan optimis untuk menjadi pemenang. Hal itulah yang membuat komik

Akulah Sang Pemenang menarik untuk di teliti.

Menjadikan media komik untuk menyampaikan pesan akhlak bahkan media pendidikan tidaklah mudah. Pemilihan kata-kata yang tepat dan tidak


(19)

bertele-tele, serta menggunakan bahasa yang baik, karena dalam penyampaian pesan yang efektif dibutuhkan bahasa yang baik. Alex Sobur di dalam buku ”Semiotik Bahasa” menuliskan bahasa lebih dari sekedar alat mengkomunikasikan realitas; bahasa merupakan alat untuk menyusun realitas.3

Pesan yang disampaikan melalui media komunikasi seperti komik ini dapat dijelaskan dengan sungguh-sungguh yang maksudnya adalah isi pesan yang berbentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita. Pesan yang disajikan komik juga bisa berbentuk pesan akhlak, yang disajikan sedemikian rupa agar menarik perhatian.

Pesan yang tersusun rapi dan tertib mampu menciptakan suasana yang baik, membangkitkan minat, memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan menunjukkan pokok-pokok pikiran secara logis.4 Begitu juga dalam penyampain pesan dalam komik Akulah Sang Pemenang, yang mengandung pesan akhlak dalam kehidupan sehari-hari yang kurang kita perdalam lagi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul

“ANALISIS SEMIOTIKA PESAN AKHLAK DALAM KOMIK ESQ

FOR KIDS AKULAH SANG PEMENANG”.

3

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 273.

4


(20)

6

B. Batasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arahan yang tepat, maka penulis membatasi masalah penelitian skripsi ini pada konteks pesan akhlak dalam komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Representamen apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids

Akulah Sang Pemenang?

b. Object apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang?

c. Interpretant apa saja yang terdapat dalam komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran dan permasalahan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan memahami Representamen dalam komik ESQ

for kids Akulah Sang Pemenang.

b. Untuk mengetahui dan memahami Object dalam komik ESQ for kids


(21)

c. Untuk mengetahui dan memahami Interpretan dalam komik ESQ

for kids Akulah Sang Pemenang. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak, khususnya komik, karena sesungguhnya komik tidak hanya sekedar menjadi media komunikasi hiburan saja, tetapi bisa menjadi media pendidikan dan memberikan informasi yang dikemas secara menarik. b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para akademisi dakwah dalam mengemas dakwah melalui media cetak yaitu komik. Selain itu, dapat menambah informasi bagi penelitian yang sama dalam hal pembahasan analisis semiotika komik.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan Utama UIN Syarif hidayatullah Jakarta, sudah banyak pembahasan mengenai analisis semiotika. Perbedaannya adalah pada media yang di analisis sedangkan metode yang digunakan sama, diantara lain:

1. Analisis Semiotik Kritik Sosial Handphone dalam Komik Kartun Benny & Mice Talk About Hape, yang ditulis oleh Nurma Wazibali, NIM:


(22)

8

10701100323 mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Analisis Semiotik Komik Strip “KPK dalam Kepungan” pada Kaver Koran Tempo Edisi No. 4008 Tahun XII, 27 September 2012, yang ditulis oleh Bobby Alexander, NIM: 109051100042 mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Analisis Semiotika Kepemimpinan dalam Komik Strip Si Bujang, yang ditulis oleh Novita Intan Sari, NIM: 108051000015 mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Banyaknya skripsi yang membahas tentang analisis semiotika, tetapi penulis tidak menemukan pembahasan mengenai Analisis Semiotika Pesan Akhlak dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, dapat disimpulkan penulis adalah orang pertama yang mengangkat Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang sebagai subjek penelitian.

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik, yang secara umum bersifat kualitatif deskriptif. Definisi semiotika atau semiotik itu


(23)

sendiri adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.5 Sedangkan pendekatan jenis kualitatif deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.6 Analisis semiotik itu sebagai upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari subyek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Pengungkapan dilakukan dengan penempatan diri pada posisi penulis dengan mengikuti struktur makna dari sang penulis sehingga bentuk distribusi dan produksi ideologi yang disamarkan dalam wacana dapat diketahui.

Penelitian ini juga menggunakan beberapa literatur dan studi lapangan. Penggunaan sumber literatur yang memuat tentang komik, baik berupa artikel, buku-buku, sumber-sumber yang tertulis lainnya. Analisis semiotik yang penulis ambil adalah model analisis semotik dari Charles Sanders Pierce, untuk melihat (representamen, object, dan interpretan). 2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pesan akhlak yang di analisis dan diamati dengan makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terkandung dalam Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang.

5

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

6


(24)

10

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk penghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.7 Dalam penelitian ini observasi dengan cara membaca dan mengamati isi pesan dan makna yang terkandung dalam Komik ESQ for kids

Akulah Sang Pemenang.

b. Dokumentasi adalah dengan cara mencari data berupa buku-buku, catatan arsip dan internet sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian ini.

c. Wawancara adalah percakapan antara periset – seseorang yang berharap mendapatkan informasi – dan informan – seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obek (Berger, 2000: 111). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memeroleh informasi langsung dari sumbernya.8 Proses wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara bertatap muka langsung (face to face), dan juga melalui chatting bersama penulis naskah komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang yaitu Nawa Nursari.

7

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2010), Edisi 1, cet. Ke. 4, h. 115.

8

Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Ke- 2, h. 96.


(25)

4. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui dan menganalisis makna pesan akhlak dalam objek melalui simbol-simbol yang ada di dalamnya (komik), maka dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis semiotika. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Charles Sanders Pierce mengartikan semiotika sebagai makna tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotic. Diantaranya: representamen (ikon, indeks, dan simbol), objek, dan interpretan.9

Representamen (X)

Objek (Y) Interpretan (X=Y) Gambar 1.1 Semiotika Peircean

Sumber: Marcel Danesi (2010)

9


(26)

12

Tabel 1.1 (Tabel Semiotika Peircean) Sumber: Marcel Danesi (2010) Jenis Tanda

(Representamen)

Hubungan antara Tanda dan Sumber Acuannya

Contoh Ikon Tanda dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dan seterusnya, dalam ikon).

Segala macam gambar (bagan, diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya. Indeks Tanda dirancang untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.

Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti di sini, di sana, kata ganti seperti aku, kau, ia,

dan seterusnya Simbol Tanda diranang untuk

menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.

Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.

F. Sistematika Penulisan

Penulis menyusun sisitematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, untuk mempermudah penulisan skripsi ini, dengan susunan sebagai berikut: BAB I: Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan penelitian.


(27)

BAB II: Menjelaskan mengenai landasan teori diantaranya: analisis semiotika, pengertian semiotika, semiotika Charles Sanders Pierce, pesan akhlak, tinjauan tentang akhlak, pesan dalam komik, pengertian komik, sejarah komik Islam, elemen dalam komik, bentuk dan jenis cerita komik, pengertian komikus, kartunis, dan karikaturis.

BAB III: Membahas tentang subjek penelitian, berupa penjelasan mengenai Komik ESQ for kids Akulah Sang Pemenang, profil tokoh komik, profil dari pengarang komik yaitu Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari, karya-karya Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari.

BAB IV: Bab ini membahas tentang analisis penelitian yang mencakup analisis semiotika panel komik, analisis semiotika tokoh komik, dan interpretasi penulis terhadap komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang edisi ke-3 (tiga).

BAB V: Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian terakhir ini, peneliti akan membaginya pada kesimpulan dari peneliti dan hasil penelitian serta saran-saran untuk berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini.


(28)

14 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Semiotika atau semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.1

Istilah dari kata semiotika di samping kata semiologi sampai saat ini masih dipakai, meskipun yang lebih sering digunakan para ilmuan ataupun peneliti adalah istilah semiotika. Selain dua kata tersebut yang sering digunakan, dalam sejarah linguistik ada pula digunakan istilah lain seperti semasiology, sememik, dan semik untuk merujuk pada bisang studi yang mempelajari makna atau arti dari suatu tanda atau lambang.

Kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang

berarti “tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996:vii), atau seme yang berarti

“penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999:4). Semiotika berakar dari studi klasik

1

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 261.


(29)

dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika (Kurniawan: 2001:49).2 Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.3

Dalam definisi Saussure (Budiman, 1999:107), semiologi merupakan

“sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat” dan, dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial. Sementara, istilah semiotika atau semiotik, yang dimunculkan pada akhir abad ke-19 oleh filsuf

aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk kepada “doktrin

formal tentang tanda-tanda”. Semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda, melainkan dunia itu sendiri pun – sejauh terkait dengan pikiran manusia – seluruhnya terdiri atas

2

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 16.

3


(30)

16

tanda-tanda karena, jika tidak begitu, manusia tidak akan bisa menjalin hubungannya dengan realitas.4

Jadi, sesungguhnya kedua istilah dari semiotika atau semiologi ini mengandung pengertian yang persis sama, membahas cara atau metode menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang, tanda gambar yang terdapat suatu paket lambang-lambang pesan atau teks, dengan kata lain mengkaji relasi tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain, dengan objek-objeknya, dan dengan para penggunanya (Interpreter).

2. Semiotika Charles Sanders Pierce

Charles Sanders Peirce, adalah salah seorang fisuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensional. Beliau terkenal karena teori tandanya, sebagaimana dipaparkan Lechte (2001:227), seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Berdasarkan objeknya, Peirce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol

(simbol).5 Pembagian atas tiga tanda tersebut masuk kedalam repsesentamen

dimana sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu dinamakan sebagai interpretant dari tanda yang pertama pada gilirannya mengacu kepada object. Jelaslah bahwa,

4

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12-13.

5


(31)

sebuah tanda atau representamen memiliki relasi triadik langsung dengan

interpretant dan objeknya.6

Interpretant

Representamen Object Gambar 2.1 Semiotika Peircean Sumber: Marcel Danesi (2010)

Skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak-berkesudahan, maka gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan kembali, menjadi representamen kembali dan seterusnya. Gerakan yang tak berujung-pangkal ini sebagai proses semiosis tanpa batas. Dalam teorinya, Peirce lazimnya menggunakan tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda-tanda yang digolongkan dalam semiotika, di antaranya: Ikon, Indeks, dan Simbol.

6

Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep, Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 17.


(32)

18

Tabel 2.1 (Semiotika Peircean) Sumber: Marcel Danesi (2012) Jenis Tanda

(Representamen)

Hubungan antar Tanda dan Sumber Acuannya

Contoh Ikon Tanda dirancang untuk

merepresentasikan sumber acuan melalui simulasi atau persamaan (artinya, sumber acuan dapat dilihat, didengar, dan seterusnya, dalam ikon).

Segala macam gambar (bagian, diagram, dan lain-lain), photo, kata-kata onomatopoeia, dan seterusnya.

Indeks Tanda dirancang untuk

mengindikasikan sumber acuan atau saling menghubungkan sumber acuan.

Jari yang menunjuk, kata keterangan seperti, di sini, sana,

kata ganti seperti aku, kau, ia, dan

seterusnya.

Simbol Tanda dirancang untuk

menyandikan sumber acuan melalui kesepakatan atau persetujuan.

Simbol sosial seperti mawar, simbol matematika, dan seterusnya.

a. Ikon

Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Ikon adalah tanda yang mirip dengan referennya dengan cara tertentu. Lukisan


(33)

potret seseorang adalah ikon visual yang menunjukkan wajah orang yang sebenarnya dari perspektif seorang seniman.7

Ikonisitas juga jelas tampak pada tahap perkembangan masa kanak-kanan. Literatur ilmiah yang relevan sangat menekankan fakta bahwa semua anak melalui tahap awal gestikulasi dan imitasi bunyi vocal sebelum mereka dapat menggunakan bahasa secara penuh. Selain itu ikonisitas juga muncul dalam kecenderungan anak-anak membuat corat-coret dan gambar elemental pada saat yang bersamaan dengan pengucapan kata-kata pertama mereka.8. Ternyata ikonisitas tidak hanya muncul di dalam dunia orang dewasa saja untuk menggambarkan berbagai macam tanda kedalam persepsi manusia.

b. Indeks

Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Dengan kata lain indeks adalah ikon yang menggantikan atau menunjuk ke sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Indeks hanya mengidentifikasikannya atau menunjukkan dimana mereka berada.9

7

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h. 47-48.

8

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 35-36.

9


(34)

20

Indeksikalitas terwujud dalam segala macam perilaku representatif. Manifestasinya yang paling khas dapat dilihat pada jari yang menunjuk, yang oleh orang diseluruh dunia digunakan secara naluriah untuk menunjukkan dan mencari sesuatu, orang, dan peristiwa di dunia. Banyak kata telah dirancang pula sebagai indeks – misalnya, di sini, di sana, atas, bawah, memungkinkan penutur bahasa inggris untuk mengacu pada lokasi relatif sebuah benda saat membicarakan benda itu. Ada tiga jenis dasar indeks, di antaranya: 1. Indeks ini mengacu pada lokasi spasial (ruang) sebuah benda,

makhluk dan peristiwa dalam hubungannya dengan penggunaan tanda.

2. Indeks ini saling menghubungkan benda-benda dari segi waktu. 3. Indeks ini saling menghubungkan pihak-pihak yang ambil bagian

dalam sebuah situasi.

Indeks adalah tanda yang memiliki keterikatan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dan objeknya bersifat konkret, aktual, dan biasanya melalui suatu cara sekuensial dan kausal. Indeks merupakan


(35)

tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya, atau disebut juga sebagai tanda bukti.10

Indeksikalitas membuktikan bahwa kesadaran manusia bukan hanya memerhatikan pola warna, bentuk, dan lain-lain dan menghasilkan tanda ikonis, tetapi juga memperhatikan pola berulang dalam hubungan serta sebab-akibat yang tidak pasti dalam waktu dan

ruang. Dalam hal ini Peirce mengacu pada objek tanda sebagai “agen ulang”, karena objek ini berupa reaksi terhadap sebuah agen yang

memungkinkan kita untuk menyimpulkan keberadaannya, hubungannya dengan objek-objek lain, dan seterusnya.11

c. Simbol

Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Simbol mewakili acuannya dalam cara yang konvensional. Kata-kata pada umumnya merupakan simbol. tetapi penanda manapun – sebuah objek, suara, sosok, dan seterusnya

– dapat bersifat simbolik.12 Simbol adalah tanda yang representamen -nya merujuk kepada objek tertentu tanpa motivasi; simbol terbentuk melalui konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah, tanpa adanya kaitan

10

Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 20.

11

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 37.

12


(36)

22

langsung di antara representamen dan objeknya.13 Simbolisme ada dimana-mana, tiap negara memiliki simbol nasional baik yang resmi maupun tidak. Bendera atau lagu kebangsaan melambangkan sebuah negara. Tanda bentuk V yang tercipta dari jari telunjuk dan tengah

dapat mewakili “perdamaian”.

B. Pesan Akhlak

Hakikat pesan adalah sifatnya yang abstrak. Anda tidak tahu apa yang ada di benak seseorang sampai ia mewujudkan pesan yang abstrak itu menjadi konkret. Untuk mewujudkan pesan yang abstrak menjadi konkret, manusia dengan akal budi menciptakan sejumlah lambang komunikasi. Pesan disampaikan manusia kepada manusia lain guna memenuhi dorongan motif komunikasi. Dapat didefinisikan pesan sebagai hasil penggunaan akal budi manusia untuk mewujudkan motif komunikasi.14

Pesan bisa disampaikan melalui berbagai macam cara berkomunikasi, bisa secara langsung tatap muka (face to face), bisa melalui media komunikasi, telepon atau Handphone, fax, e-mail melalui komputer, bahkan juga melalui media sosial yang mempermudah berkomunikasi tanpa jarak, ruang, dan waktu. Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret agar dapat dikirim dan

13

Kris Budiman, Semiotika Visual Konsep Isu dan Problem Ikonisitas (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 22.

14

Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Indeks, 2005), h. 39.


(37)

diterima oleh komunikan, manusia dengan akal budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan (Cangara, 2006: 23).15

Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang utama dalam menyampaikan pesan adalah bahasa. Pesan dapat berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan.

Berdasarkan bentuknya pesan merupakan sebuah gagasan-gagasan yang telah diterjemahkan ke dalam simbol-simbol yang dipergunakan untuk menyatakan suatu maksud tertentu. Pesan adalah serangkaian isyarat yang diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa serangkaian isyarat atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan suatu makna tertentu dalam diri orang lain yang hendak diajak berkomunikasi.

Akhlak merupakan sebuah ruang lingkup budi pekerti, dimana dapat melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang. Jelas kedudukan akhlak sangatlah penting bagi manusia. karena dengan memiliki akhlak yang baik, tidak akan terjadi yang dinamakan kemerosotan moral. Meskipun umumnya akhlak dapat dibagi menjadi dua, yaitu akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah.

15

Definisi Pengertian Pesan: http://definisiahli.blogspot.com/2013/05/definisi-pesan-menurut-ahli.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 08.31 WIB.


(38)

24

Menyampaikan pesan akhlak tersebut juga diperlukan komunikasi yang baik, begitu juga dengan media komunikasinya.

Komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting kedudukannya. Dari segala jenis bidang membutuhkan komunikasi, agar apa yang dimaksud dan dituju dapat tercapai dengan baik. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur yang paling inti adalah pesan. Pesan ditentukan dengan kata-kata yang tepat dan sederhana, bahasa yang mudah dipahami, dan melalui media yang tepat agar pesan yang disampaikan kepada komunikan bisa dimengerti dengan baik.

Demikian berarti pesan dalam komik yang berbentuk pesan akhlak ini dapat berisi pesan dalam sebuah makna bahasa, tanda, simbol, kode, yang terdapat dapal semua alat penyampaian komunikasi, baik berupa lisan atau tulisan yang dimuat dalam media cetak, surat kabar, majalah, buku, komik serta karya sastra lainnya, dengan isi dari pesannya tersebut mengandung nilai-nilai budi pekerti atau perilaku.

C. Tinjauan tentang Akhlak 1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah sebagai budi pekerti atau perilaku. Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khuluk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai,


(39)

tingkah laku atau tabiat.16 Akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu antara lain berupa perbuatan baik, yang disebut dengan akhlak yang mulia atau akhlak mahmudah, atau perbuatan buruk, yang disebut dengan akhlak tercela atau akhlak mazmumah, sesuai dengan pembinaannya.

Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya, bila hendaknya itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak yang dermawan.17 Dermawan adalah dimana orang yang memiliki sikap I’tidal atau berlaku sedang dalam segala persoalan.18

Di dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia. Senada dengan yang dikemukakan oleh Imam Gazali dalam kitab Ihya-nya “ Al-Khulk ialah sifat yang tetanam dalam jiwa

16

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1994), h. 1.

17

Ibid., h.2.

18

Syekh Mushthafa Ghalayini, Bimbingan Menuju Ke Akhlak yang Luhur, Diterjemahkan oleh Moh. Abdai Rathomy (Semarang: C.V. Toha Putra, 1976), h. 174.


(40)

26

yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.19

Jadi, pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila timbul kelakuan yang baik dan terpuji

menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti

mulia, dan sebaliknya apabila yang timbul adalah kelakuan yang buruk, maka disebut budi pekerti yang tercela.

2. Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah

Ajaran Islam merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Akhlak adalah sesuatu yang sangat mendasar yang dimiliki setiap manusia. Sebagaimana yang telah dikonsepkan atau dijelaskan di atas tentang akhlak yaitu, kumpulan sifat yang dimiliki seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Akhlak meliputi hubungan dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan, dan berbentuk pergaulan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari (horizontal), dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk (alam semesta).

19


(41)

Bagi seorang muslim akhlak yang paling terbaik dan nomor 1 (satu) adalah akhlak dari Nabi Muhammad SAW, yang karena sifat-sifatnya yang sangat terpuji yang menjadikan contoh uswatun khasanah bagi semua ummat muslim di dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:









Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak agung”. (Al-Qalam (68):4)

a. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah adalah akhlak baik yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW kepada para ummatnya. Kata “Baik” dalam bahasa Arab adalah Khair. Beberapa pengertian “Baik” di antaranya: sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Al-Munjid, hlm.198); sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan (The Advanced Learner’s Dictionary of Current English, hlm.430); dan sesuatu hal dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu yang dikatakan baik bila ia dihargai secara positif (Ensiklopedi Indonesia, I, hlm.362).20 Sifat-sifat akhlak mahmudah adalah sebagai berikut:

20


(42)

28

1. Taubah ialah keazaman untuk meninggalkan segala kesalahan dan dosa-dosa besar, melalui jalan ilmu, penyesalan dan niat untuk tidak mengulanginya (taubat Nasuha).

2. Zuhud ialah satu corak kehidupan insan mukmin yang mengekang jiwa dari pada segala rupa kesenangan dunia sambil berusaha meninggalkan semua perkara yang tidak baik.

3. Takut Allah SWT ialah seorang muslim itu mengenali zat Allah SWT, melalui mengenal sifat-sifat Allah SWT dan mempunyai jiwa yang takut akan melakukan perkara dosa atau perkara yang telah dilarang oleh Islam.

4. Mahabbah (cinta Allah SWT dan Rasulullah SAW) ialah kasih seorang mukmin kepada Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi segala yang lain. Melahirkan jiwa insan yang benar-benar cinta akan agama dan rela mengorbankan dirinya kejalan Allah SWT.

5. Sabar ialah separuh dari Iman. Secara teori sabar memang sangat mudah untuk dipahami, tetapi sabar sangat sulit untuk dipraktikkan di dalam diri seseorang, kecuali mukmin yang kuat imannya dan ridho atas segala ujian yang diberikan oleh Allah SWT.

6. Syukur ialah seorang mukmin yang senantiasa berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada Allah SWT ini banyak sekali caranya, seperti melaksanakan ibadah kepada Allah dangan hati yang ikhlas. Senantiasa memuji Allah SWT


(43)

dengan menyebut kalimat tayyibah (perkataan yang baik) seperti:

Allahu Akbar, Alhamdulillah dan lain sebagainya.

7. Ikhlas dan benar ialah mukmin yang senantiasa membersihkan amalannya dinamakan orang yang benar ikhlas. Setiap amalan ibadah atau pekerjaan agama hendaklah dilaksanakan dengan ikhlas hati, ihsan kepada Allah SWT dengan sebenar-benar ibadah seolahnya Allah SWT berada dihadapan kita.

8. Tawakal ialah meletakkan pergantungan hanya kepada Allah SWT setelah berazam dan diikuti dengan usaha.

9. Ridho dengan qadar Allah SWT ialah salah satu dari sifat mahmudah. Segala ketentuan Allah SWT, yang baik atau buruk diterima dengan syukur dan sabar.

10.Mengingat mati ialah mukmin yang senantiasa menjadi orang yang pintar, karena mereka senantiasa bersedia untuk mati dengan segala ibadah yang dilaksanakannya.

11.Disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, rendah hati, jujur, percaya diri, taat dan patuh, tolong-menolong, tanggung jawab, adil, optimis, dermawan, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu atau menerima tamu, amanah.

b. Akhlak Madzmumah

Akhlak madzmumah adalah akhlak yang tercela, akhlak yang didasari dari hati terkeji. Akhlak yang dilihat dari sifat dan sikap buruk


(44)

30

manusia. buruk dalam bahasa Arab yaitu syarr. Beberapa definisi buruk yaitu sebagai berikut:

1. Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kualitas, di bawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi;

2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima;

3. Adalah segala yang tercela, lawan baik, pantas, bagus, dan sebagainya. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.21

Beberapa sifat-sifat akhlak madzmumah, diantaranya adalah:

1. Gemar makan dan minum. Hadis Nabi SAW yang bermaksud :

Yang terlebih Afdal (utama) pada Allah SWT ialah orang yang banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) dan yang terlebih benci kepada Allah SWT ialah orang yang banyak makan, banyak tidur dan banyak minum”.

2. Banyak kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud :

21


(45)



















































Artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, melainkan bisikan-bisikan-bisikan-bisikan daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa (4): 114).

3. Marah ialah puncak dari kurang kesabaran dalam menghadapi keadaan. Orang yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh syetan yang ingin merusak iman dan dirinya.

4. Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu merasa kurang senang dengan nikmat yang dicapai orang lain. Hadis Nabi saw yang

bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan , sebagaimana api memakan (membakar) kayu.”

5. Kasih kepada harta ialah seseorang yang memiliki harta dan kemewahan hidup. Tetapi kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil , yang dibenci oleh Islam.

6. Takabur, puncak berlakunya sifat takabur adalah dari banyak sebab yang boleh menyebabkan seseorang itu takabur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa pemerintahan, kekayaan, kelebihan ilmu, banyak pengikut dan banyak ibadat.


(46)

32

7. Riya, orang yang riya pula ditakrifkan sebagai sifat untuk menarik pandangan orang dengan menampakkan berbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata menginginkan pujian, pangkat atau kedudukan.

8. Ujub ialah sama dengan takbur dan riya. Ujud berarti merasa bangga dengan keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari segi kecantikan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.

9. Kasih akan dunia ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa berpaut kepada kehidupan dan kesenangan dunia akan menyebabkan seseorang itu takut akan mati.

10.Sombong, malas, hidup kotor, berkata kasar, berkhianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, syirik, pendendam, perbuatan dosa besar.

D. Tinjauan Tentang Komik 1. Pengertian Komik

Pengertian Komik atau comic sebutan Internasional untuk cerita yang dituturkan lewat gambar diatas kertas, namun beberapa Negara juga punya sebutan sendiri-sendiri, misalnya Jepang dengan manga, Cina dengan


(47)

Concept Magazine edisi 04 vol 20).22 Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak dan diterbitkan di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri.

Maestro komik Will Eisner pada tahun 1986, membuat buku yang berjudul Comics and Sequential Art. Di buku ini Eisner mendefinisikan komik sebagai sequential art, yaitu: “Susunan gambar dan kata-kata untuk

menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide”. Dalam pertengahan antara penerbitan buku Will Eisner tersebut, buku Understanding Comics

(1993) yang dibuat oleh Scott McCloud muncul. Scott McCloud mendefinisikan seni sequential dan komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para pembaca (McCloud, 2002:20). 23 Sementara menurut R.A. Kosasih, Bapak Komik Indonesia, komik adalah media atau alat untuk bercerita. Bila komik didefinisikan sebagai rangkaian gambar yang berurutan, berarti komik telah menjadi bagian dari budaya

22

Pengertian Komik: http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-komik.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 09.54 WIB.

23


(48)

34

manusia di seluruh dunia sejak zaman dahulu, bahkan sebelum manusia mengenal tulisan.24

Komik pada mulanya berkaitan dengan segala sesuatu yang lucu. Kelucuan itu dapat dilihat dari segi gambarnya yang sering tidak proporsional, namun mengena. Namun karena kelucuan itu, komik menjadi digemari oleh anak-anak (dan dewasa) di berbagai pelosok dunia. Komik biasanya menggambarkan pertualangan satu karakter atau lebih dalam rangkaian waktu yang terbatas. Dialog direpresentasikan oleh kata-kata yang dilingkari didalam balon, yang dikeluarkan dari mulut atau kepala karakter yang berbicara.25

Hakikat komik adalah perpaduan antara gambar dan bahasa, teks visual dan teks verbal, pembicaraan struktur komik juga tidak dapat dilepaskan dari dua unsur yang secara langsung mendukungnya itu. Kedua aspek komik itu bersifat saling mengisi, menguatkan, dan menjelaskan. Adegan-adegan tertentu membutuhkan teks verbal untuk menegaskan apa yang terjadi. Berdasarkan teks verbal itu pembaca mengetahui dialog, isi dialog, atau isi pikiran tokoh. Di pihak lain, lewat panel-panel gambar ada banyak deskripsi verbal yang dapat dihindari atau dihemat. Berdasarkan teks visual dan verbal itu pula kita dapat menafsirkan karakter tokoh dan perkembangan alur cerita.

24

Sejarah Komik Dunia: http://6110111035-ernasusilawati.blogspot.com/2012/11/sejarah-komik-dunia.html, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 10.02 WIB.

25

Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 180-181.


(49)

Komik adalah narasi yang dikisahkan menggunakan sederetan gambar yang disusun dalam bentuk garis horizontal, pita, atau empat persegi panjang,

yang disebut sebagai „panel’, dan dibaca seperti teks lisan dari kiri ke kanan.26

Jadi, dapat disimpulkan komik adalah sebuah media komunikasi yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar, dengan kata lain komik adalah cerita bergambar, dimana gambar berfungsi untuk mendeskripsikan cerita agar si pembaca mudah memahami cerita yang disampaikan oleh si pengarang, dan juga menggunakan teks verbal untuk melengkapinya.

2. Sejarah Komik Islam

Sejarah mencatat bahwa sejak pertengahan dekade 1950-an sampai awal dekade 1980-an, komik Indonesia pernah berjaya dan senantiasa menjadi konsumsi lazim generasi muda. Saat itu berbagai genre komik digemari dan memiliki pasar yang menjanjikan. Katakanlah tema cerita rakyat, wayang, roman, silat, komedi, horror atau misteri, superhero atau fantasi, kepahlawanan, termasuk agama.

Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, juga memiliki banyak sekali komik-komik bertema Islam. Walaupun secara umum media komik merupakan sarana hiburan, namun tak jarang kita menemukannya juga sebagai sarana pendidikan. Khusus pada masa keemasan

26


(50)

36

itu, komik-komik bertema Islam pada umumnya berkisar diantara tema kepahlawanan atau pejuang nasional, syiar agama, dan petualangan, yang kerap menyampaikan pesan moral. Bagi sebagian pihak, memvisualisasikan wujud manusia dan makhluk hidup lainnya dalam bentuk gambar tidak diperkenankan oleh agama. Visualisasi makhluk hidup dikhawatirkan akan mengkultuskan seorang tokoh dan mengurangi kadar keimanan kepada Allah SWT. Dalam banyak hal kekhawatiran ini memiliki latar belakang alasan yang kuat, terutama banyaknya catatan sejarah perihal visualisasi tersebut.

Sebagian kalangan melihat visualisasi dari sisi positif dan mengaplikasikannya untuk tujuan pendidikan. Visualisasi materi pendidikan adalah salah satu metode yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada pembaca (dalam hal ini anak dan remaja). Komik sebagai media budaya pop merupakan salah satu format yang tepat sebagai suplemen pendidikan. Analogi yang sama juga digunakan oleh para Wali dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dengan menggunakan media wayang kulit atau wayang golek. Berangkat dari sinilah banyak kita jumpai komik Indonesia bertemakan pendidikan Islam.

Untuk menyegarkan ingatan, mungkin teringat tokoh-tokoh pahlawan nasional yang biografi atau perjuangannya divisualisasikan kedalam media komik. Mungkin pula teringat saat menunaikan ibadah sholat Jumát, berbagai pedagang di halaman masjid menjajakan komik-komik tipis bertema surga


(51)

dan neraka, riwayat para Nabi, kisah-kisah masyarakat di zaman para Nabi, dan lainnya. Mungkin juga teringat sebagian kisah dari komik Jaka Sembung (karya Djair Warni) dan Gina (karya Gerdi WK), yang kerap menyisipkan pesan-pesan moral dan dakwah.

Seiring dengan melesunya industri komik nasional dipertengahan dekade 1980-an, komik pendidikan Islam juga mulai hilang dari peredaran. Khusus dalam komik bertema ke-Islam-an, kedatangan komik-komik asing membawa kerugian. Tidak banyak (atau bahkan nyaris tidak ada) komik impor atau komik terjemahan yang bertemakan ke-Islam-an. Putra-putri kita tak lagi dapat menikmati komik-komik ke-Islam-an, sebagai pengetahuan tambahan atau alternatif.

Beruntung sebagian generasi muda menyadari hal ini, dan hal ini juga yang dilakukan oleh seorang Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari. Secara perlahan, usaha untuk membangkitkan komik nasional bertemakan ke-Islam-an mulai nampak diawal dekade 1990-an. Beberapa penerbit buku-buku Islam seperti Aku Anak Saleh, As-Syaamil, MQ dan DAR Mizan mulai menjajaki peluang komik Islam. Usaha keras ini mulai membuahkan hasil yang memukau diawal tahun 2000-an. Diberbagai toko buku besar, pameran buku nasional, bazar buku dilingkungan sekolah, dan sebagainya kerap mengikutsertakan komik bertema ke-Islam-an.


(52)

38

Respon pasar yang sangat baik memberi hasil positif berupa semakin giatnya para penerbit tersebut merekrut para komikus muda untuk mempublikasikan karyanya. Sebagian memvisualisasi kisah para Nabi (serta para sahabat), dan sebagian besar lainnya membuat kisah fiksi dengan tema Islami. Bahkan ada komik panduan ibadah haji yang sangat informatif. Kini kita temukan juga beberapa penerbit umum merilis satu-dua judul komik bertema ke-Islam-an.

Salah satu buku komik bertema Islam terbaik yang bisa dijumpai adalah Komik Nabi Muhammad SAW karya Nur Wahidin (DAR Mizan, 1997) sepanjang 12 buku dengan total 1.825 halaman. Rangkaian kisah dimulai sejak leluhur Rasulullah, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, turunnya wahyu Illahi, penyebaran agama Islam, perjuangan, hingga wafatnya Rasulallah. Setiap lembar komik secara cermat menggambarkan kisah dan disampaikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan memiliki makna dalam. Berbagai kutipan kitab suci juga ditemukan, termasuk

suplemen berisi penjelasan berbagai peristiwa (contohnya malam Isra Mi’raj)

yang tidak divisualisasikan. Nampak jelas bahwa penulis secara bersungguh-sungguh dan berhati-hati menyajikan seri komik ini, termasuk saat-saat penting pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Seri komik ini sudah dicetak berulang kali dan menjadi buku wajib koleksi.


(53)

Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, tidak banyak ditemukan artikel, liputan, wawancara, diskusi, resensi, atau kajian ringan diberbagai media seputar dunia komik Islami. Ini bisa dimaklumi mengingat komik secara umumpun belum mendapat perhatian khusus, sebagaimana media bacaan pop lainnya seperti novel. Wacana sangatlah perlu sebagai sarana bertukar pikiran dan pendapat, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu komik Islami. Pembaca membutuhkan media alternatif untuk lebih memahami ajaran agama, dan komik adalah salah satu media bacaan paling populer di masyarakat.27

Tetapi seiring perkembangan zaman, dan seiring majunya tingkat teknologi sekarang ini membuat para komikus dan penuls-penulis karya sastra banyak mengeluarkan karya-karyanya yang sangat menarik dan berbagai macam jenis temanya. Baik sosial, hiburan, bahkan Islami. Seperti hasil karya dari Ary Ginanjar Agustian dan Nawa Nursari dimulai dari sebuah metode

training mengenai emotional spiritual quotient for kids, sejak tahun 2007 mereka mengkombinasikan kecerdasan emosional dan spiritual dan dikemas dengan bentuk yang semenarik mungkin, bahkan menjadi sebuah media pembelajaran bagi anak-anak penerus bangsa dalam bentuk media komunikasi yaitu komik.

27

Surjorimba Suroto, http://komikindonesia.com/, diakses pada hari Selasa, 21 Januari 2014, Pukul 10.50 WIB.


(54)

40

3. Elemen dalam Komik

Dalam pembuatan komik, memiliki beberapa elemen. Tidak hanya berupa cerita bergambar, tetapi dalam komik memiliki beberapa elemen, yaitu sebagai berikut:

a. Panel

Panel adalah kotak yang berisi ilustrasi dan teks yang nantinya membentuk sebuah alur cerita. Panel bisa dikatakan sebagai frame atau representasi dari kejadian-kejadian utama dari cerita yang terdapat dalam komik tersebut. Menurut McCloud panel berfungsi sebagai petunjuk umum untuk waktu atau ruang yang terpisah.28 Rentang waktu dan dimensi ruang dalam komik lebih dijelaskan oleh isi dari panel tersebut, jadi bukan panel itu sendiri.

Panel memiliki bentuk yang bermacam-macam. Istilah dalam bentuk-bentuk panel disebut sebagai panel frame (Panels Frames). Panel frame tidak hanya selalu kotak-kotak konvensional dengan garis yang tegas, tetapi juga bisa dalam bentuk bulat atau bahkan panel tersebut dijadikan sebagai

background dalam halaman komik, itu semua tergantung kepada kreatifitas para komikus. Adapun urutan membaca panel adalah dari kiri ke kanan, atas

28

Scott McCloud, Understanding Comic (Memahami Komik) (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2001), h. 99.


(55)

ke bawah. Urutan pembacaan ini karena pembaca sudah terbiasa membaca dari arah tersebut, searah jarum jam yaitu dari kiri ke kanan.29

b. Sudut Pandang dan Ukuran Gambar dalam panel a) Sudut Pandang

Beberapa aspek filmis yang dipakai dalam komik di antaranya adalah sudut pandang atau jika dalam bahasa film disebut sebagai camera angle. Karena itu komik dikatakan sebagai citra visual yang filmis, hal ini karena rangkaian gambar yang tercipta memakai pola yang dipakai dalam film. Artinya logika gerak-gerik kamera film bisa diterapkan dalam visualisasi komik. Terdapat lima macam sudut pandang dalam komik yaitu:

1. Bird Eye View

Bird Eye View adalah pengambilan gambar dalam posisi jauh di atas ketinggian obyek gambar, sehingga lingkungan yang luas bisa tertangkap dalam gambar.

2. High Angle

Sudut pengambilan gambar high angle lebih di bawah dari pada sudut pengambilan gambar bird eye view. Selama sudut pengambilan gambar masih berada di atas obyek maka disebut sebagai high angle. 3. Low Angle

29


(56)

42

Low Angle adalah pengambilan gambar dalam posisi obyek berada di bawah sudut pandang mata.

4. Eye Level

Eye Level merupakan pengambilan gambar yang sejajar dengan obyek. Semacam tanggapan pandangan mata seseorang yang berdiri atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian yang sama dengan obyek.

5. Frog Eye

Frog Eye merupakan tekhnik pengambilan gambar dengan sudut pandang mata sejajar dengan dasar kedudukan dari obyek.

b) Ukuran Gambar dalam Panel

Ukuran gambar dalam panel antara lain close up, extreme close up, medium close up, long shot dan extreme long shot. Berikut sekilas penjelasan mengenai ukuran gambar dalam panel:

1. Close Up, secara umum dikatakan sebagai pengambilan citra atau gambar dari kepala sampai bahu.

2. Extreme Close Up, hanya memperlihatkan sebagian dari obyek gambar. Gambar yang ditampilkan hampir memenuhi panel sehingga terkesan seperti gambar terpotong.

3. Medium Shot, dikatakan sebagai intermediate shot karena posisinya terletak antara long shot dan close up merupakan


(57)

pengambilan citra atau gambar dari lutut ke atas atau sedikit di bawah pinggang.

4. Long Shot, merupakan pengambilan citra atau gambar dengan menangkap seluruh wilayah dari tempat kejadian.

5. Extreme Long Shot, menggambarkan wilayah yang lebih luas dari jarak yang sangat jauh.

c. Parit

Istilah parit merujuk pada ruang di antara panel. Parit atau ruang sela inilah yang menumbuhkan imajinasi pembaca, dua gambar yang terpisah dalam panel digubah pembaca untuk menjadi sebuah gagasan yang sesuai dngan interpretasi pembaca itu sendiri.

d. Balon Kata

Balon kata merupakan representasi dari pembicaraan ataupun narasi dari peristiwa yang sedang terjadi atau keadaan yang sedang digambarkan dalam panel tersebut. Secara garis besar balon kata dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:

1. Balon Ucapan, menurut Bonneff (1998:31) balon ucapan merupakan fungsi bahasa dari komik, fungsi bahasa dalam dialog yang repliknya ditempatkan dalam balon merupakan ungkapan sekaligus monolog batin dari agenda atau ilustrasi yang terdapat dalam panel tersebut.


(58)

44

2. Balon Pikiran, balon ini dipakai untuk merepresentasikan pemikiran tokoh dalam komik.

3. Captions, secara umum dipakai untuk pengisahan atau penjelasan naratif dialog.

e. Bunyi Huruf

Disebut juga Sound Lettering. Bunyi huruf ini digunakan untuk mendramatisir sebuah adegan. Bentuknya bisa bermacam-macam, setiap komikus punya gaya sendiri untuk membuatnya. Sound Lettering merupakan ekspresi dari ucapan yang dikeluarkan oleh obyek.

f. Ilustrasi

Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual. Menurut Kusrianto (2007:154), ilustrasi sangat dekat sekali kaitannya dengan komik, bedanya ilustrasi hanya terdiri dari beberapa gambar yang melukiskan isi dari suatu cerita, namun komik adalah gambar-gambar yang memvisualkan keseluruhan isi cerita.

g. Cerita

Komik merupakan sebuah medium narasi visual, komik juga dikatakan sebagai sastra gambar. Dengan demikian terdapat dua hal yang menjadi unsur dasar terbentuknya komik, yaitu gambar dan narasi atau cerita, sehingga karena sifat yang khas ini maka komik


(59)

disebut sebagai medium hibrida. Oleh karena itu unsur cerita atau sastra menduduki unsur yang penting selain gambar.

h. Splash

Ada beberapa jenis splash, yaitu:

1. Splash Halaman, adalah panel dalam halaman pertama buku komik yang memiliki ukuran paling besar diantara panel yang lain. Fungsinya adalah sebagai prolog cerita dalam komik sehingga di panel tersebut sekaligus mencantumkan judul dari buku komik tersebut.

2. Splash Panel, adalah panel yang ukurannya melebihi panel-panel yang lain dalam halaman yang sama. Fungsi dari splash panel ini sebetulnya untuk menekankan bahwa dalam panel tersebut terdapat adegan inti yang penting.

3. Splash Ganda, adalah panel komik yang menyambung dari halaman satu ke halaman yang lain. Sehingga ukuran panel akan menjadi semakin besar melebihi panel-panel yang ada di kedua halaman tersebut.

i. Garis Gerak

Garis Gerak adalah efek gerak yang ditimbulkan oleh gesture

atau pergerakan karakter-karakter (manusia dan benda) yang muncul dalam ilustrasi komik. Jadi garis gerak ini berfungsi mewakili gerakan


(60)

46

dari sebuah obyek, baik itu gerakan secara cepat ataupun yang tidak cepat.

j. Symbolia

Symbolia adalah representasi ikon yang digunakan dalam komik dan kartun. Symbolia tervisual dalam benda-benda ataupun huruf. Ada banyak Symbolia dalam komik, diantaranya Plewds

menunjukkan karakter dalam komik sedang mengalami gejala stress pikiran, Squeans menunjukkan karakter tokoh komik sedang dalam keadaan pusing atau sakit, Emanata menunjukkan karakter tokoh komik sedang dalam posisi kaget atau terkejut, Briffis merujuk pergeseran tempat secara mendadak dari karakter tokoh dari tempatnya semula berdiri, dan Grawlixes merujuk pada perasaan tidak hormat, tidak senang.

k. Kop Komik

Kop Komik adalah bagian dari halaman komik yang berisi judul dan nama pengarang. Umumnya dipakai dalam pembuatan komik strip maupun komik promosi. Selain itu di dalam kop komik disertakan pula karakter tokoh dari cerita dalam komik tersebut.30

30

Indiria Maharsi, Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 75-104.


(61)

l. Unsur Gaya Busana

Setiap karakter tampil dengan busana berbeda-beda sesuai dengan watak dan keinginan tokoh tersebut. Seorang komikus haruslah mampu menghadirkan karakter yang hidup dan menghadirkan tata busana yang sesuai. Karena itu seorang komikus dituntut agar mampu merangkai busana. Pemahaman tentang busana harus cukup kuat dan mengerti busana yang sesuai konteks sejarah, ada yang kontemporer, ada yang fantasi dan lain sebagainya.

4. Bentuk dan Jenis Cerita Komik31 a) Komik Berdasarkan Bentuknya

Menurut Bonneff, Komik dibedakan dalam 2 kategori berdasarkan bentuknya yaitu komik bersambung (comic strips) dan buku komik atau

comic-books (Bonneff, 1998: 9). Namun dalam perkembangan selanjutnya ada pula novel grafis, komik kompilasi yang menggabungkan beberapa cerita yang berlainan dalam satu buku dan juga muncul pula web comic

atau komik online.

1) Komik Strip (Comic Strips)

Istilah komik strip (comic strips) merujuk pada komik yang terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya muncul di surat kabar ataupun majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi dua kategori yaitu:

31


(62)

48

a. Komik Strip Bersambung

Komik strip bersambung merupakan komik yang terdiri dari tiga atau empat panel yang terbit di surat kabar atau majalah dengan cerita yang bersambung dalam setiap edisinya.

b. Kartun Komik

Kartun komik merupakan susunan gambar yang biasanya terdiri dari tiga sampai enam panel yang berisi tentang komentar yang bersifat humor tentang suatu peristiwa atau masalah yang sedang aktual (Wijana, 2003:11). Istilah kartun komik memang tidak begitu popular dibanding istilah komik strip. Hal ini karena secara umum masyarakat kadang menyebutnya semua komik yang memiliki panel sedikit langsung disebut sebagai komik strip, padahal ada perbedaan yang mendasar antara komik strip bersambung dengan kartun komik ini. Saat ini kartun komik yang cukup dikenal dengan sindiran-sindiran politiknya adalah Panji Koming karya Dwi Koen yang muncul di harian Kompas.

2) Buku Komik (Comic Books)

Comic Books atau buku komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya. Kemasan comic book ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin. Buku komik yang pertama kali muncul adalah The Funnies pada tahun 1929.


(63)

3) Novel Grafis (Graphic Novel)

Istilah Graphic Novel atau novel grafis pertama kalinya dikemukakan oleh Will Eisner. Nama ini dipakai untuk karyanya yang

berjudul „A Contract With God’ tahun 1978. Yang membedakan novel

grafis dengan komik lainnya adalah pada tema-tema yang lebih serius dengan panjang cerita yang hampir sama dengan novel dan ditujukan bagi pembaca yang bukan anak-anak. Istilah ini juga untuk menghilangkan kesan bahwa komik adalah suatu media yang dicap murahan.

4) Komik Kompilasi

Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dari beberapa komikus yang berbeda. Cerita yang terdapat dalam komik kompilasi ini bisa tidak berhubungan sama sekali, namun kadang ada juga penerbit yang memberikan tema yang sama walaupun dengan cerita yang berbeda.

5) Web Comic (Komik Online)

Sesuai dengan namanya maka komik ini menggunakan media internet dalam publikasinya. Dengan memakai situs web maka komik jenis ini hanya menghabiskan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak dan jangkauannya sangat luas tak terbatas. Komik ini muncul seiring dengan munculnya cyberspace di dunia teknologi komunikasi.


(64)

50

b) Komik Berdasarkan Jenis Cerita

Berdasarkan jenis ceritanya komik dibedakan menjadi: 1) Komik Edukasi

Komik secara nyata memberikan andil yang cukup besar dalam ranah intelektual dan artistik seni. Keragaman gambar dan cerita yang ditawarkannya menjadikannya sebagai alat atau media untuk menyampaikan pesan yang beragam, salah satunya adalah pesan didaktis kepada masyarakat awam. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa komik memiliki dua fungsi sekaligus. Fungsi pertama adalah hiburan dan kedua dapat dimanfaatkan secara langsung ataupun tidak langsung untuk tujuan edukatif.

Hadirnya komik bermuatan nilai-nilai pendidikan ini jika dilihat dari sejarah komik terdahulu jelas mengalami perubahan yang sangat drastis. Dahulu komik dicap sebagai „racun’ karena dianggap pesan yang dihadirkannya tidak mengandung nilai-nilai edukatif sama sekali. Namun sekarang, komik justru dipakai sebagai penyampaian pesan yang bermuatan edukatif dari tingkat TK, SD hingga perguruan tinggi. Sehingga secara nyata komik diakui sebagai media yang berbobot, bukan media yang tidak bernilai. Bahkan komik mampu memberi nilai dalam perjalanan pendidikan manusia menuju kepada kecerdasan mental, nalar, dan spiritual.


(65)

2) Komik Promosi (Komik Iklan)

Pangsa pasar komik sangat beragam, komik juga mampu menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak. Sehingga muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah produk. Munculnya komik sebagai media untuk beriklan setidaknya semakin mengangkat komik sebagai elemen penting yang patut diperhitungkan di dunia komunikasi. Karena jika ditinjau dari sudut pandang iklan maka sebuah biro iklan maupun produsen tidak akan sembaangan dalam menentukan media atau sarana yang akan dipakai untuk mengiklankan produk atau jasa mereka.

3) Komik Wayang

Komik wayang berarti komik yang bercerita tentang cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar antara Kurawa dan Pandawa. Komik jenis ini di Indonesia muncul di tahun 60-70an dengan beberapa komik yang mengawali masa ini. 4) Komik Silat

Komik silat sangatlah popular, karena tema-tema silat yang didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini masih menjadi idola. Untuk setting cerita komik jenis ini menyesuaikan budaya dari masing-masing negara yang menerbitkan komik tersebut. Komik silat muncul pertama di


(66)

52

Indonesia dibuat oleh komikus loka yang bernama Siaw Tik Kwei dengan komiknya yang berjudul “SIe Djin Koei”.

5. Pengertian Komikus, Kartunis, dan Karikaturis a. Komikus

Komikus adalah orang yang ahli membuat komik. Para komikus biasanya memiliki ciri khas tersendiri dari tokoh yang ia buat, cerita, dan juga genre komik yang dibuat. Dari tokoh-tokoh yang dibuat biasanya menggambarkan watak atau karakteristik seorang komikus yang mengarang komik tersebut.

b. Kartunis

Istilah kartunis datang dari pada perkataan Inggris, cartoonist

yang bermaksud pelukis kartun. Tugas seorang kartunis adalah membuat sebuah gambar yang menceritakan suatu kondisi. Kartun adalah komunikasi dalam bentuk gambar dan bahasa.32 Hanya saja, kartun lebih bersifat ekspresif, bebas dan terkadang visualnya mempeleseti kaidah dalam struktur gambar, anatomi misalnya. Kartun yang kita kenal sering kita dapati pada film animasi atau karikatur. c. Karikaturis

Karikaturis adalah pelukis gambar karikatur, atau orang yang bisa menciptakan karikatur. Jika di Indonesia, gambar yang bersifat

32

Ashadi Siregar, I Made Suarjana, Bagaimana Mempertimbangkan Artikel Opini untuk Media Massa (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 25.


(67)

dan bermaksud lucu disebut kartun, sedangkan yang bermaksud menyindir atau mengkritik disebut karikatur. 33 Dunia karikatur memiliki kode etik yang banyak tak diketahui orang termasuk oleh para karikaturis. Seorang karikaturis memang memiliki kebebasan mengemukakan temanya dengan gaya satiris humor yang khas, selama karikaturnya itu tidak vulgar atau amoral atau mengetengahkan cacat fisik manusia dan tidak pula kotor atau jorok. Selain itu, karikatur yang baik adalah karikatur yang paling hemat kata, bahkan kalau bisa tanpa kata sama sekali. Sebab karikatur berbeda dengan poster yang bisa saja (bahkan lazim) boros kata-kata.

33


(1)

sampai selesai, kalau dengan outlinenya digabungkan bisa sampai 6 (enam) bulan.

P: Apa yang menjadi latar belakang untuk pembuatan nama Komik ESQ For Kids Akulah Sang Pemenang?

J: Kesimpulan dari semua bagian yang terdapat di dalam komik ini, yang semuanya itu menuju kepada kemenangan dalam meraih fitrahnya. Tetapi, lebih melihat pada bagian pertama yang bersubjudul “Keyakinan Berbuah Kemenangan”.

P: Bagaimana harapan Anda mengenai komik yang beredar di Indonesia, khususnya komik yang bertemakan Islam?

J: Semenjak saya menulis naskah untuk Komik ESQ ini, saya memiliki cita-cita untuk anak-anak Indonesia tidak hanya menyukai tokoh-tokoh komik yang berasal dari luar saja, dan berharap tokoh-tokoh dalam komik ESQ ini menjadi pemenang dari tokoh-tokoh komik luar, meskipun anak-anak kecil umumnya zaman sekarang tidak menyukai tokoh seperti Gatot Kaca dan lain-lain.


(2)

(3)

DOKUMENTASI

Foto Bersama Nawa Nursari Pengarang Komik ESQ For Kids, Pada Hari Sabtu, 9 Maret 2014 Pada Acara Talk Show Herbalife Bertempat Di Dadu Cafe CBD (Ciledug)


(4)


(5)


(6)