Keracunan Tembaga Bentuk – bentuk Keracunan Tembaga

Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009 perkilogram berat tubuh, sedangkan pada bayi dibutuhkan 80 µ g CU perkilogram berat tubuh. Konsumsi tembaga yang baik bagi manusia adalah 2,5 mgkg berat tubuhhari bagi orang dewasa dan 0,05 mgkg berat tubiuhhari untuk anak – anak dan bayi.

2.7.3. Keracunan Tembaga

Bentuk tembaga yang paling beracun adalah debu – debu Cu yasng dapat mengakibatkan kematian pada dosis 3,5 mgkg. Garam – garam khlorida dan sulfat dalam bentuk terhidrasi yang sebelumnya diduga mempunyai daya racun paling tinggi. Ternyata mempunyai daya racun yang lebih rendah dari debu- debu Cu. Daya racun yang dimiliki oleh garam – garam khlorida dan sulfat terhidrasi ini, telah diteliti daya racun yang dimilikinya melalui percobaan di laboratorium dengan memakai tikus sebgai hewan percobaan. Dari percobaan tersebut diperoleh data bahwa daya racun yang dimiliki oleh garam khlorida terhidrasi CuCl 2. 2H 2 O akan mengakibatkan kematian pada dosis 9,4 mgkg. Untuk garam sulfat dalam bentuk terhidrasi, daya racun yang dimilikinya akan mengakibatkan kematian pada dosis 33 mgkg.

2.7.4. Bentuk – bentuk Keracunan Tembaga

Sesuai dengan sifat sebagai logam berat beracun, Cu dapat mengakibatkan keracunan secara akut dan kronis. Keracunan akut dan kronis ini terjadinya ditentukan oleh besarnya dosis yang masuk dan kemampuan organisme untuk menetralisir dosis tersebut. Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009

2.7.4.1. Keracunan Akut

Menurut Palar 2004, gejala – gejala yang dapat dideteksi sebagai akibat keracunan akut tersebut adalah: 1 Adanya rasa logam pada pernafasan penderita. 2 Adanya rasa terbakar pada epigastrum dan muntah yang terjadi berulang-ulang. Pada 14 orang penderita lainnya terjadi pula diare pada hari pertama dan kedua setelah terpapar ole CuSO 4. Sementara itu pada 20 orang penderita lainnya gejala tersebut berlanjut dengan terjadinya pendarahan pada jalur gastrointestinal. Selanjutnya melalui biopsi yang dilakukan terhadap hati beberapa orang penderita menunjukkan terjadinya centrobularnecrosis dan biliary statis.

2.7.4.2. Keracunan Kronis

Pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat dilihat dengan timbulnya penyakit Wilson dan Kinsky. Gejala dari penyakit Wilson ini adalah terjadi hepatic cirrhosis, kerusakan pada otak dan demyelinasi, serta terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata. Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan terbentuknya rambut yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita. Sementara pada hewan seperti kerang, bila dalam tubuhnya telah terakumulasi dalam jumlah tinggi, maka bagian otot tubuhnya akan memperlihatkan warna kehijauan. Hal itu dapat menjadi petunjuk apakah kerang tersebut masih bisa dikonsumsi oleh manusia. Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007.