Air Sumber – Sumber Air

Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri mandi, membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas – aktivitas lainnya. Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60 – 70 air. Transportasi zat – zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Juga hara – hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutannya. Oleh karena itu kehidupan ini tidak mungkin dapat dipertahankan tanpa air. Sebagian besar keperluan air sehari – hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM air ledeng juga bahan bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus dipelihara. Achmad. R, 2004 Kimia Air Aquatic Chemistry, merupakan ilmu yang berhubungan dengan air sungai, danau dan lautan, juga air tanah dan air permukaan, yang meliputi distribusi dan sirkulasi dari bahan – bahan kimia dalam perairan alami serta reaksi – reaksi kimia dalam air. Achmad, 2004 Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009

2.2. Sumber – Sumber Air

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “Cyclus Hydrologie”. Sumber – sumber air menurut Sutrisno, 1992 dapat dibedakan sebagai berikut : 2.2.1. Air laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3 . Dengan keadaan ini maka air laut tak memenuhi syarat untuk air minum.Sutrisno,2002 2.2.2. Air atmosfir, air meteriologik Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industridebu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa penyalur maupun bak – bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi karatan . Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Sutrisno,2002 2.2.3. Air permukaan Menurut Sutrisno 2002, air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009 pengotoran ini, untuk masing – masing air permukaan akan berbeda – beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bateriologi. Air permukaan dibagi atas dua jenis air yaitu air sungai dan air rawadanau : 2.2.3.1. Air Sungai Dalam penggunaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Sutrisno,2002 2.2.3.2. Air rawadanau Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat – zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Sutrisno,2002 2.2.4. Air Tanah Air tanah terbagi atas 3 yaitu air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air : 2.2.4.1. Air tanah dangkal Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia garam – garam yang terlarut karena melalui lapisan tanah yang mengandung unsur – unsur Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009 kimia tertentu untuk masing- masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan air tanah dangkal ini dapat pada kedalaman 15,00 m. Sebagai sumur air minum, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitas kurang baik dan tergantung pada musim. Sutrisno,2002 2.2.4.2. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara 100 – 300 m akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar dan dalam keadaan ini sumur disebut dengan sumur arletis. Jika tidak dapat keluar dengan sendirinya maka dapat digunakan pompa untuk membantu pengeluaran air tanah dalam ini. Pada umumnya lebih baik dari tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Sutrisno,2002 2.2.4.3. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas sama dengan keadaan air dalam. Sutrisno,2002 Winda K. Prihatiningsih : Penetapan Kadar Tembaga Cu Pada Sampel Air Dengan Metode Spektrofotometri Di Laboratorium PDAM Tirtanadi Medan, 2007. USU Repository © 2009

2.3. Pengolahan Air