Jamur Patogen Tanaman TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jamur Patogen Tanaman

Secara kolektif, jamur menyebabkan penyakit tanaman lebih banyak dari kelompok hama tanaman lainnya, yaitu lebih dari 8.000 spesies terbukti menyebabkan penyakit. Peran penting jamur dalam kehidupan manusia sebagai penyebab penyakit pada tanaman dan manusia, bahan baku produk industri dan farmakologi, dan dekomposer. Dampak negatif jamur terhadap kesehatan tanaman, persediaan makanan, dan gizi manusia sangat besar. Serangan jamur patogen tanaman dapat mengakibatkan penurunan hasil panen secara global. Sebagai contoh pada abad pertengahan tanaman gandum yang merupakan bahan makanan utama, hancur ketika bulir terinfeksi spora jamur Tilletia spp. sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produksi gandum dunia. Pada umumnya serangan patogen terhadap tanaman dapat dicegah dengan sanitasi yang ketat. Selain itu pencegahan jamur patogen dapat dilakukan dengan menggunakan agen pengendali hayati Ellis et al., 2008. Patogen menyesuaikan diri dalam kolonisasi sejumlah tanaman inang saja. Secara umum tanaman mencoba untuk melawan proses invasi patogen dan memiliki seluruh mekanisme pertahanan untuk mencegah patogen tersebut. Setiap patogen memiliki cara khas sendiri untuk mengatasi respon pertahanan tanaman tersebut, untuk masuk ke inangnya dan menggunakannya untuk kelangsungan hidupnya. Patogen telah mengembangkan penentu patogenitas disesuaikan dengan inang yang akan dimasukinyaa dan mekanisme untuk menghindari serta menekan respon pertahanan Mes, 1999. Karima Nadia 2012, menyebutkan bahwa jamur patogen Fusarium sp. dan Rhizoctonia solani menyebabkan penyakit tanaman diantaranya adalah penyakit pada tomat dan famili Solanaceae lainnya. Tanaman dari famili Solanaceae seperti tomat, kentang, lada dan terung dapat terinfeksi oleh layu Fusarium pada berbagai usia. Organisme penyebab layu tanaman biasanya memasuki tanaman melalui akar muda dan berkembang sampai ke jaringan pengangkut dari akar tersebut hingga ke batang. Ketika jaringan pengangkut tersumbat dan rusak, pasokan air ke daun terhambat. Gejala layu biasanya muncul pertama kali pada bagian pucuk tanaman atau pada daun terendah. Proses akan terus berlangsung sampai tanaman betul betul layu dan akhirnya mati. Gejala layu Fusarium pada kentang dan tomat biasanya dimulai dengan kerdilnya batang tanaman pada bagian terluar pucuk, selanjutnya daun bagian terbawah akan layu, menguning dan mengakibatkan seluruh tanaman mati, biasanya sebelum tumbuhan tumbuh dewasa. Semua Fusarium penyebab layu biasanya memilki inang yang spesifik dan merupakan organisme yang bertahan pada cuaca panas. Fusarium yang menyerang tanaman Solanaceae antara lain F. oxysporum f. sp. lycopersici menyerang tomat, F. oxysporum f. sp. melongenae menyerang terung and F. oxysporum var. vasinfectum menyerang lada Miller et al., 1986. Penyakit Rhizoctonia pada kentang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani Kühn yang dapat ditemukan pada seluruh bagian bawah tanaman pada berbagai waktu dan musim. Rhizoctonia solani menyebabkan berbagai macam penyakit pada tanaman. Gejala yang ditimbulkan oleh Rhizoctonia adalah rusaknya umbi pada kentang dengan munculnya bercak kecoklatan sampai hitam pada saat pertumbuhan kentang. Suhu tanah adalah faktor kritis untuk proses inisiasi Rhizoctonia dalam kentang, dengan demikian kekuatan serang suatu penyakit berkorelasi positif dengan suhu. Rentang suhu untuk pertumbuhan R. solani adalah 41 o sampai 77 o F, jadi tanaman sangat rentan terhadap infeksi ketika suhu kritis tersebut. Suhu dingin, kelembapan tanah yang tinggi dan keasaman tanah diduga sebagai pendukung perkembangan penyakit Rhizoctonia pada kentang. Wharthon et al., 2007. Perpaduan antara sifatnya sebagai saprob dan sifat patogeniknya yang tidak hanya terbatas pada inang tertentu, menjadikan Rhizoctonia solani sebagai patogen yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian, serta sulit dikendalikan di lapangan. Jamur R. solani cocok pada kondisi panas dan lembap Achmad et al., 1999. Jamur ini juga menyebabkan busuk benih seed rot dan busuk bibit seedling blight pada tanaman jagung Muis, 2007.

2.2 Pengendalian Hayati