18
2.4. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak-
pihak lain Soekidjo, 2003. Selanjutnya tingkat-tingkat tindakan secara teoritas adalah:
1. Persepsi perception, mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2.
Respon terpimpin guided respons, dalam melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh adalah merupakan praktik indikator
tingkat dua. 3.
Mekanisme mechanism, apabila seseorng telah dapat melakukan sesuatu dengan benar maka secara otomatis, atau sesutau itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudah mencapai praktik tingkat ketiga. 4.
Adaptasi adaptation, merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang baik, artinya tindakan ini sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
mewawancarai terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
yakni dengan mengobservasi tindakakan atau kegiatan responden Soekidjo,2003.
Universitas Sumatera Utara
19
2.5. Teori Perubahan Perilaku
Banyak teori-teori yang berkaitan dengan perubahan perilaku seseorang dalam keseharian. Diantaranya menurut teori Anderson dalam Muzaham 1995
yang dikutip oleh Ari 2009. yaitu ada tiga faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan :
1. Mudahny menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan karakteristik predisposisi
2. Adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada
karakteristik pendukung 3.
Adanya kebutuhan pelayanan kesehatan karakteristik kebutuhan
Ilustrasi: Model Anderson 2.6.
Pengertian Gizi Buruk dan Status Gizi a. Definisi Gizi Buruk
. Gizi buruk mempunyai beberapa pendapat tentang definisinya, diantaranya
Depkes RI mendefinisikan gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein
tingkat berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi danatau menderita sakit dalam waktu lama. Itu di tandai dengan status gizi yang sangat kurus menurut
BB terhadap TB dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwahiorkor Depkes RI, 2006. Menurut WHO gizi
buruk adalah bentuk terparah akut dari proses terjadinya kekurangan gizi anak balita atau kurang gizi yang dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap
bulan sampai usia minimal 2 tahun Soekirman, 2002. Predisposing
Enabling Need
Health Service Use
Universitas Sumatera Utara
20
b. Status Gizi.