Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

21 3. Secara biokimia yaitu dengan pemeriksaan darah, urin, tinja, dan beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. 4. Secara biofisik yaitu dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan status jaringan.

2.6.1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Indeks Antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah Berat Badan menurut umur BBU, Tinggi Badan menurut Umur TBU atau Panjang Badan menurut Umur PBU dan Berat Badan menurut Tinggi Badan BBTB Supariasa, 2002. Di Indonesia untuk peningkatan status gizi yang sering dilakukan adalah secara antropometri. Salah satu indeks yang sering digunakan adalah mengukur BBU. Indeks ini menggambarkan status gizi seseorang saat ini. 1.Berat Badan Menurut Umur BBU Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil, oleh karena itu indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini, dengan pedoman yang dikenal star baku dalam KMS Kartu menju sehat dimana: Universitas Sumatera Utara 22 a. Kelebihan Indeks BBU 1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2. Baik untuk mengukur status gizi saat akut dan kronis

3. Sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil 4. Dapat mendeteksi kegemukan.

b. Kelemahan Indeks BBU 1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun ascites. 2. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah umur lima tahun. 3. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan pada anak saat penimbangan. 4. Sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbangkan anaknya karena dianggap seperti barang dagangan.

2. Tinggi Badan Menurut Umur TBU

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan nampak dalam waktu yang realtif lama. Untuk balita digunakan isitilah Panjang Badan menurut Umur PBU. 2.1. Keuntungan Indeks TBU Universitas Sumatera Utara